SOLOPOS.COM - Pameran produk usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM). (JIBI/Solopos/Dok.)

Pengunjung memilih baju batik yang dipamerkan saat Gebyar UKM 2014 di Atrium Solo Square Mall, Solo, Jawa Tengah, Senin (29/9/2014). Pameran dan lelang hasil karya produk usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM), koperasi, dan program kemitraan dan bina lingkungan (PKBL) tersebut dilaksanakan untuk meningkatkan akses bisnis dan jaringan penjualan. (Ardiansyah Indra Kumala/JIBI/Solopos)

Pameran produk UMKM di Solo Square, Senin (29/9/2014). (Ardiansyah Indra Kumala/JIBI/Solopos)

Kanalsemarang.com, SEMARANG – UKM skala menengah di Jawa Tengah siap menghadapi pelaksanaan Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) yang dimulai pada akhir Desember 2015, ujar General Manajer Perdagangan, Pelatihan, dan Pusat Informasi Kadin Jateng Gendut Marjoko.

Promosi Program Pemberdayaan BRI Bikin Peternakan Ayam di Surabaya Ini Berkembang

“Untuk UKM skala menengah ini sudah siap karena mereka terbiasa menerima pesanan banyak, untuk omzet setiap tahunnya saja sudah mencapai Rp50 miliar,” jelasnya seperti dikutip Antara, Rabu (8/10/2014).

Untuk persiapan di bidang administrasi, UKM ini juga dipandang sudah siap karena menerapkan sistem keuangan yang profesional sehingga bisa meminimalkan risiko kerugian karena penggunaan uang yang tidak tepat.

Sementara itu, Marjoko mengakui kondisi yang sama belum terjadi pada UKM skala kecil. Menurutnya, pelaku UKM skala kecil belum bisa profesional dalam menjalankan usahanya.

“Misalnya saja ketika kami beri pesanan dalam jumlah banyak, mereka mengaku tidak mampu mengerjakan sebanyak itu. Ini kan bisa mengakibatkan kekecewaan dari para konsumen,” jelasnya.

Tidak sedikit juga pelaku UKM skala kecil yang ketika mendapat pesanan banyak langsung menaikkan harga secara sepihak dan tidak sesuai dengan kesepakatan awal. Alasannya adalah untuk membeli peralatan baru agar bisa menyelesaikan pesanan tepat waktu.

Mengenai kondisi tersebut, saat ini pihaknya lebih banyak memberikan pemahaman kepada pelaku UKM terkait hal-hal yang bersifat nonteknis. Salah satu upaya yang dilakukan adalah mengubah pola pikir pelaku usaha dari tradisional menjadi profesional.

“Selama ini kan pelatihan-pelatihan yang sering diadakan baik oleh Pemerintah maupun penggiat UKM lain lebih bersifat teknis, padahal yang dibutuhkan pelaku UKM tidak hanya itu tetapi juga nonteknisnya,” jelasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya