SOLOPOS.COM - Tas anyaman, salah satu produk UKM Madiun Raya yang telah diekspor ke berbagai negara. (Abdul Jalil/JIBI/Madiunpos.com)

Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA), pelaku UKM di Madiun Raya belum siap menghadapinya.

Madiunpos.com, MADIUN — Hampir 95% pelaku usaha kecil menengah (UKM) di Madiun Raya belum siap menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA). Padahal pasar bebas MEA sudah diberlakukan awal tahun 2016 ini.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Ketua Berbagi Bersama Berkembang (BBB) yang merupakan wadah bagi UKM se-Madiun Raya, Azhar Budi, mengatakan hanya sekitar 5% UKM yang siap menghadapi MEA.

Saat ini, UKM yang bergabung di BBB ada 100 UKM yang menghasilkan berbagai produk dan tersebar di wilayah Madiun Raya.

Budi mengatakan 95% UKM belum siap menghadapi MEA karena mengalami berbagai kendala seperti masalah produksi, packaging, pemasaran, dan lainnya.

“Untuk produk UKM yang sudah siap menghadapi MEA yaitu mulai dari produk furnitur, tas anyaman, dan batik. Sedangkan produk yang lain belum siap karena terkendala banyak hal,” kata Budi kepada Madiunpos.com di sela-sela acara Pameran Kerajinan Tangan dan Suvenir di Hotel Aston Madiun, Sabtu (12/3/2016).

Dia menambahkan sebagian besar UKM di Madiun Raya belum bisa produksi secara konsisten. Ini karena mereka menunggu pesanan dan mengandalkan acara pameran.

Padahal, kegiatan seperti itu tidak selalu ada setiap bulan. Sehingga, pelaku UKM produksi ketika ada pesanan dan saat mengikuti acara pameran.

Mengenai masalah pemasaran, kata Budi, di era modern seperti ini banyak produk dari negara asing yang dipasarkan melalui Internet.

Namun, sebagian besar pelaku UKM di Madiun Raya masih buta terhadap teknologi dan Internet. Kondisi ini membuat pelaku UKM hanya mengandalkan pemasaran lewat offline yang bisa kalah dengan pemasaran lewat online.

“Kalau mengandalkan berjualan dengan sistem lama, tentu produk kita akan kalah. Untuk itu, perlu ada inovasi dalam pemasaran produk,” terang dia.

Lebih lanjut, untuk persoalan packaging produk, Budi menilai pelaku UKM saat ini sangat memerhatikan pengemasan produk supaya lebih dilirik konsumen. Selain itu, pemerintah setempat juga sering menyelenggarakan kegiatan pelatihan packaging produk.

“Pengemasan produk ini juga sangat penting, karena orang membeli suatu produk kan juga melihat pengemasannya. Selama ini dari pemerintah sudah ada kegiatan pelatihan pengemasan produk, sehingga kegiatan ini sangat membantu pelaku UKM,” ujar Budi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya