SOLOPOS.COM - Warung Rawon Setan Surabaya. (Abdul Jalil/Madiunpos.com)

Ekspedisi Tol Trans Jawa

Solopos.com, SURABAYA -- Tim Ekspedisi Tol Trans Jawa tiba di Kota Surabaya pada Kamis (29/4/2021) siang. Tim ekspedisi memulai perjalanan dari Madiun dan membutuhkan waktu sekitar satu jam untuk sampai ke Surabaya.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Tim keluar dari Gerbang Tol Warugunung langsung berkeliling di Kota Pahlawan. Masuk kota, tim disambut dengan padatnya arus lalu lintas.
Sepanjang mata memandang, terlihat banyak gedung menjulang tinggi. Keriuhan aktivitas masyarakat mewarnai wajah ibu kota Provinsi Jawa Timur itu.

Setelah seharian berkeliling, pada malam harinya tim ekspedisi Tol Trans Jawa mendatangi salah satu kuliner legendaris Kota Surabaya, yakni Rawon Setan yang ada di depan Hotel JW Marriot atau tepatnya di Jl. Embong Malang No. 78, Surabaya.

Konsumen menikmati sajian di warung Rawon Setan Embong Malang di Kota Surabaya, Kamis (29/4/2021) malam. (Damar Sri Prakoso)

 

Rawon Setan Embong Malang ini sangat ramai dikunjungi pemburu kuliner dari berbagai daerah. Seperti yang terlihat pada Kamis malam. Warung sederhana ini dipenuhi pembeli. Terlihat di depan warung berjejer mobil dengan beragam pelat nomor kendaraan, bukan hanya pelat nomor kendaraan L atau pelat Surabaya.

Warung Rawon Setan Embong Malang ini dapat diakses mudah dari gerbang tol karena cukup dekat. Seperti dari Gerbang Tol Banyu Urip hanya membutuhkan waktu sekitar 15 menit untuk sampai ke warung ini. Sedangkan dari Gerbang Tol Warugunung membutuhkan waktu sekitar 30 menit. Dengan kemudian akses tol ini, tentu tidak menutup kemungkinan pemburu kuliner dari berbagai daerah bisa datang ke Surabaya dengan memanfaatkan layanan tol dan mencicipi kuliner legendaris rawon setan ini.

Sebenarnya kuliner rawon bisa ditemui di mana saja, karena makanan berkuah hitam ini memang menjadi salah satu kuliner khas masyarakat Jawa Timur. Tetapi, sejauh pengalaman tim ekspedisi, cita rasa dan daging dalam sajian rawon setan ini memang berbeda.

Daging Lebih Besar

Warna kuahnya hitam pekat, yang berasal dari keluak yang dicampur dalam masakan. Sedangkan rasa kuahnya gurih, penuh dengan bumbu-bumbu khas yang diracik secara turun temurun.

Sajian rawon setan di warung Rawon Setan Embong Malang di Kota Surabaya. (Abdul Jalil/Madiunpos.com)

Potongan daging dalam rawon di lain tempat biasanya kecil-kecil, tetapi Rawon Setan Embong Malang ini potongan dagingnya cukup besar. Setiap porsi ada empat potongan dadu daging sapi tebal dan ukurannya cukup besar, jika dibandingkan daging pada sajian rawon pada umumnya. Satu lagi, dagingnya sangat empuk dan tidak alot. Sekali gigit, daging sapi itu langsung terkoyak.

Selain rawon, pemilik warung juga menyediakan beragam lauk tambahan. Seperti telur asin, satai telur puyuh, potongan daging, jeroan, satai usus, pepes otak-otak ikan, dan lainnya.

Warung Rawon Setan ini dirintis Mbah Musiati sejak tahun 1953. Kala itu, warungnya belum berada di tempat yang sekarang. Mbah Musiati biasanya membuka warungnya dini hari. Itu yang membuat rawon ini dinamakan rawon setan. Bukan karena ada setannya ya. Selain juga tidak ada hubungannya dengan rasa pedas, yang saat ini diidentikkan dengan setan.

“Jadi nama rawon setan itu karena dulu bukanya saat dini hari. Bukan karena pedas. Ya mungkin bisa pedas banget kalau dikasih sambal banyak,” kata Endang Martiningsih saat berbincang dengan Tim Ekspedisi Tol Trans Jawa.

Endang Martiningsih merupakan generasi ketiga dari pemilik warung rawon setan ini. Perempuan berusia 49 tahun itu membeberkan beberapa ciri khas sajian rawon di warungnya. Kuah yang berwarna hitam pekat dari keluak dan kental, daging lebih besar dan empuk, serta menggunakan bumbu racikan khusus.

“Untuk dagingnya memang lebih besar ya. Selain itu lebih empuk. Ini karena cara masaknya. Awalnya daging direbus. Setelah mendidih kemudian diangkat. Selanjutnya daging dipotong-potong dan dimasak lagi. Jadi, ada dua kali pemasakan,” ujarnya.

Untuk memenuhi permintaan pembeli, kata Endang, rata-rata dalam sehari bisa menghabiskan hingga 30 kilogram daging sapi. Sedangkan berasnya bisa menghabiskan hingga 10 kilogram per hari.

Dalam sehari warung ini bisa menyajikan hingga ratusan porsi rawon. Sebagian besar pelanggan rawon setan ini justru dari warga luar Kota Surabaya. Biasanya rombongan wisata maupun orang dinas.

Tim Ekspedisi Tol Trans Jawa menikmati rawon setan khas Surabaya. (Damar Sri Prakoso)

Endang mengaku sejak adanya akses Tol Trans Jawa, konsumen dari luar kota meningkat drastis. Karena akses kemudahan transportasi ini, orang yang ingin mencicipi dan kangen nikmatnya rawon setan ini bisa langsung menuju Surabaya.

Sebelum pandemi Covid-19, biasanya mulai buka pukul 09.00 WIB hingga pukul 04.00 WIB. Namun, selama masa pandemi, buka pukul 09.00 WIB hingga pukul 22.00 WIB. Untuk harga per porsi rawon setan ini Rp45.000. “Dalam kondisi normal, warung ini ramai pada sore dan malam hari,” jelasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya