SOLOPOS.COM - Warga Dusun Ngepringan membawa sesaji dalam kirab upacara bedhol dhusun menuju Huntap Gondang 2, Jumat (10/5) Foto : JIBI/Harian Jogja/Joko Nugroho

Warga Dusun Ngepringan membawa sesaji dalam kirab upacara bedhol dhusun menuju Huntap Gondang 2, Jumat (10/5)
Foto : JIBI/Harian Jogja/Joko Nugroho

SLEMAN—Ratusan warga Dusun Ngepringan, Desa Wukirsari, Kecamatan Cangkringan, akhirnya boyongan, bedhol dhusun ke hunian tetap (huntap) Gondang 2. Bedhol Dusun Ngepringan ini dilakukan karena dusun yang sebelumnya berada di pinggir Kali Gendol ini masuk dalam kawasan rawan bencana (KRB) Gunung Merapi.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Camat Cangkringan, Bambang Nurwiyono mengatakan, bedhol dhusun ini dilakukan sekaligus untuk mengangkat kembali budaya lokal. Sebab selama ini banyak budaya dan kesenian lokal dari Cangkringan yang tidak dilestarikan.

“Ini sebagai upaya agar kesenian itu tetap lestari. Kalau bisa selalu ada dan tumbuh berkembang agar bisa menjadi ikon baru di Cangkringan,” kata Bambang di sela-sela acara, Jumat (10/5).

Bambang berharap, dengan budaya dan kesenian yang terjaga, maka hal itu bisa menjadi daya tarik bagi wisatawan untuk datang ke Cangkringan.

“Di Wukirsari ada kesenian jatilan dan campursari. Meskipun jatilan, namun ada ciri kas tersendiri yang dimiliki warga di sini. Jika bisa diangkat, tentu saja dapat mendampingi keindahan alam di Merapi. Jadi wisatawan, bisa menikmati alam dan sajian kesenian,” kata Bambang.

Sekdes Wukirsari, Riswantoro, mengatakan tradisi bedhol dhusun yang digelar juga bertujuan memupuk kebersamaan antarwarga di Dusun Ngepringan, selain tentu saja agar warga merasa lebih aman dari ancaman Merapi jika meletus lagi.

“Yang jelas sekarang warga tidak takut terkena dampak banjir lahar saat hujan turun. Kalau dulu, saat musim hujan warga pasti takut dan bingung untuk mengungsi,” kata Riswantoro.

Riswantoro mengatakan, meski sudah pindah, bukan berarti warga aman jika Merapi meletus. Sebab, menurut pengalaman erupsi 2010, semua wilayah Cangkringan dinyatakan tidak aman dari letusan Merapi.

“Dan waktu itu kami semua harus mengungsi ke tempat yang lebih aman. Jadi kalau Merapi akan meletus lagi dengan skala besar kami tetap harus mengungsi,” kata Riswantoro.

Kepala Dusun Ngepringan, Rubiso mengatakan kirab diawali dengan ritual mengambil tanah dan air dari dusun lama. Tanah dan air ini lantas disiram dan ditanamkan di lokasi dusun yang baru yakni di Huntap Gondang 2.

“Upacara pengambilan air dan tanah dari tiap rumah ini agar kami yang pindah bisa merasa betah. Agar kami juga ikut menyatu dengan tanah yang kami tempati saat ini,” kata Rubiso.

Selain kirab bedhol dhusun, acara ini juga dimeriahkan dengan pentas wayang kulit oleh dalang Ki Joko Edan dengan membawakan lakon Wahyu Kamulyan. Beberapa seniman seperti Nurhana, Tejo dan Rabies ikut menjadi bintang tamu dalam pagelaran wayang.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya