SOLOPOS.COM - Ilustrasi pemberian vaksin Covid-19. (Freepik)

Solopos.com, SOLO-Selain diberikan secara gratis untuk seluruh masyarakat Indonesia, vaksin booster diprioritaskan kepada lansia dan penderita imunokompromais. Sebagaimana diketahui pada Rabu (12/1) ini program vaksinasi lanjutan atau booster untuk masyarakat umum mulai berjalan di beberapa puskesmas dan rumah sakit.

Anda mungkin bertanya-tanya, apa itu imunokompromais yang jadi prioritas penerima vaksin booster. Imunokompromais atau immunocompromised merupakan kondisi abnormal dimana kemampuan seseorang untuk melawan infeksi menurun.

Promosi Usaha Endog Lewo Garut Sukses Dongkrak Produksi Berkat BRI KlasterkuHidupku

Tergantung pada penyebab sistem kekebalan Anda terganggu, kondisi ini dapat bersifat permanen atau sementara. Mengutip Pann Medicine dan Bisnis.com, Rabu (12/1), menurut direktur terapi sel dan transplantasi di Penn Medicine David Porter, ada lima hal ini dapat melemahkan sistem kekebalan Anda, yakni penyakit kronis, perawatan medis, transplantasi organ atau sumsum tulang, usia hingga merokok.

Ekspedisi Mudik 2024

Baca Juga: Benarkah Muncul Varian Baru Covid-19 Deltacron? Ini Penjelasannya

Imunokompromais juga dapat disebabkan oleh obat-obatan tertentu yang dapat mengganggu sistem imun. Obat tersebut meliputi obat kemoterapi, obat untuk cangkok, steroid dan lainnya. Gejala utama dari imunokompromais adalah pasien semakin rentan terhadap infeksi. Pasien dengan kegagalan imunitas humoral lebih rentan terhadap infeksi bakteri. Orang dengan penyakit jenis ini akan mengalami infeksi pernapasan yang berulang, termasuk infeksi pada saluran pencernaan, pneumonia dan meningitis.

Sementara itu, pasien dengan kegagalan imunitas yang dimediasi oleh sel akan rentan terhadap infeksi akibat virus dan jamur. Pada orang dengan penyakit ini, infeksi virus yang belum aktif misalnya Varicella zoster dan Herpes simplex dapat menyebar. Infeksi jamur juga cenderung memengaruhi seluruh fungsi tubuh. Karena orang dengan kondisi ini sangat rentan terhadap infeksi, sangat disarankan untuk menghindari atau mengurangi kontak dengan orang yang telah terkena infeksi penyakit.

Baca Juga: Mengenal Terapi Robotik Pada Pasien Stroke Seperti Tukul Arwana

Mereka juga dihimbau untuk memakai alat pelindung, misalnya masker wajah, terutama saat berada di tempat umum. Selain itu, transfusi darah dan pemberian vaksin juga tidak boleh dilakukan pada orang yang memiliki defisiensi sel T dan SCID. Pasalnya, kedua tindakan tersebut dapat menyebabkan penyakit graft-versus-host (penolakan sel donor terhadap sel penerima) atau infeksi yang mematikan.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya