SOLOPOS.COM - Masker bernama IIMASK dengan membran ultrafiltrasi yang tengah dikembangkan alumnus dan dosen UGM. (Ist/Dok. Tutik Sriani)

Solopos.com, SLEMAN -- Kelangkaan masker medis termasuk jenis N-95 di tengah pandemi Covid-19 mendorong alumni Universitas Gajah Mada (UGM) membuat masker membran ultrafiltrasi. Masker ini memiliki kemampuan mirip masker medis, namun bisa dicuci ulang.

Terobosan ini bisa digunakan untuk mengatasi meningkatnya kebutuhan masker untuk semua. Masker yang dinamai IIMASK itu menggunakan dua lapis kain yang dilengkapi dengan membran ultrafiltrasi yang memiliki kerapatan pori kurang dari 100 nanometer.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Dengan kerapatan tersebut, diharapkan penularan virus dan bakteri bisa dicegah. Ini karena ukuran pori pada membran yang sangat kecil.

Pelajar Solo Konvoi di Tengah Pandemi Corona, Merayakan Apa?

Ekspedisi Mudik 2024

Tim pengembang masker membran ultrafiltrasi pakai ulang ini adalah Tutik Sriani dan Gunawan Setua Prihandana (alumni), serta pengajar Teknik Mesin UGM, Muslim Maharadika. "Kami membuat masker ini sebagai alternatif bagi masyarakat menghadapi kelangkaan masker di pasaran," kata Tutik pada Sabtu (18/4/2020).

Menurutnya, meski masker ini dikembangkan dengan pori-pori yang cukup rapat, namun akan tetap memberikan rasa nyaman bagi pemakainya. Pengguna tidak akan kesulitan bernafas atau timbul rasa panas saat memakainya.

1 Lagi Positif Covid-19 dari Baki Sukoharjo, Suami dari Pasien Sebelumnya

Lapisan membran ultrafiltrasi pada masker rancangan alumni UGM ini juga bersifat tahan air sehingga dapat menahan percikan droplet. Setelah digunakan, membran ini dapat dicuci ulang dan dipakai berulang kali. "Insert membran ini bisa dipakai berulang dan memberikan proteksi hingga 2 minggu," kata Tutik.

Kurangi Limbah Medis

Membran ini diproduksi secara mandiri di Sardonoharjo, Sleman. "Sebulan kita produksi 3.000 lembar insert," kata Tutik. Untuk produksi maskernya ia turut menggandeng penjahit lokal.

Pasien Positif Covid-19 Karanganyar Bertambah 1, Dosen Asal Colomadu

Menurut Tutik, penggunaan masker membran ultrafiltrasi alumni UGM ini tak hanya dapat berfungsi sebagai alat proteksi diri. Karena bisa dicuci-pakai, masker ini juga berkontribusi terhadap pengurangan limbah medis di masa pandemi Covid-19 ini.

Sementara itu, Muslim menambahkan saat ini Fakultas Teknik UGM telah memesan sekitar 400 unit masker membran alumni UGM ini. Masker itu akan dibagikan secara cuma-cuma ke masyarakat dan rumah sakit di Kota Jogja melalui program pengabdian masyarakat Fakultas Teknik UGM.

Pakar UNS: Cacing Keluar di Solo, Mungkin Ada Gerakan di Bawah Kerak Bumi

Sebagai perbandingan, masker kain yang selama ini dikampanyekan bukan berfungsi untuk menangkal virus, melainkan mencegah pemakainya menularkan virus. Masker yang bisa diandalkan untuk mencegah pemakainya tertular virus adalah masker N-95 dan kini sangat langka di pasar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya