SOLOPOS.COM - Pesawat Sriwijaya Air terlihat di Bandara Adi Soemarmo Solo, beberapa waktu lalu. (Bisnis Indonesia - Dwi Prasetya)

Pesawat Sriwijaya Air terlihat di Bandara Adi Soemarmo Solo, beberapa waktu lalu. masakapai penerbangan ini akan meluncurkan maskapai baru anak perusahaan yang bergerak di rute pendek yaitu NAM Air, yang ditarget beroperasi akhir tahun ini. (JIBI/Bisnis Indonesia/Dwi Prasetya)

Pesawat Sriwijaya Air terlihat di Bandara Adi Soemarmo Solo, beberapa waktu lalu. masakapai penerbangan ini akan meluncurkan maskapai baru anak perusahaan yang bergerak di rute pendek yaitu NAM Air, yang ditarget beroperasi akhir tahun ini. (JIBI/Bisnis Indonesia/Dwi Prasetya)

Solopos.com, JAKARTA — Maskapai NAM Air, anak usaha PT Sriwijaya Air, menargetkan akan beroperasi pada akhir tahun ini sambil menunggu surat izin usaha penerbangan (SIUP) dari Kementerian Perhubungan dalam beberapa pekan ke depan.

Promosi BRI Sambut Baik Keputusan OJK Hentikan Restrukturisasi Kredit Covid-19

Direktur Utama Sriwijaya Air Chandra Lie mengatakan persiapan sudah dilakukan mulai dari perekrutan sumber daya manusia hingga rencana bisnis dan operasi. Pihaknya akan melengkapi dokumen persyaratan guna mendapatkan SIUP dan izin sertifikat operasi pesawat udara atau air operator certificate (AOC).

“Kami harapkan akhir tahun ini sudah bisa beroperasi. Tim marketing sudah jadi. Ada dokumen yang kurang tinggal tanda tangan presdir, lagi ke luar negeri. Insa Allah keluar SIUP segera dan semoga AOC juga secepat mungkin,” katanya di Jakarta. Dalam SKEP No.36/2003 tentang Pedoman Teknis Pelaksanaan Analisa dan Evaluasi Kinerja Keuangan Perusahaan Angkutan Udara Niaga, AOC atau sertifikat operasi pesawat udara merupakan tanda bukti terpenuhinya persyaratan pengoperasian pesawat udara.

Maskapai ini akan dioperasikan oleh PT NAM Air, nama yang sama dengan sekolah penerbangan milik Sriwijaya Air yakni National Aviation Management (NAM) Flying School di Pangkalpinang, Bangka Belitung. Untuk sementara perseroan menghibahkan lima armada Boeing baik 737-300, 737-400, atau 737-500 dalam rencana bisnis maskapai itu sebagai persyaratan mengantongi AOC. NAM Air memiliki opsi armada menggunakan Bombardier atau ATR-72 600 dengan kapasitas 72 hingga 85 seat.

Pihaknya bakal memesan 15 unit ATR dengan opsi pembelian 10 unit mengingat maskapai itu akan menjadi feeder atau pengumpan untuk penerbangan Sriwijaya Air terutama rute-rute Indonesia bagian Timur dan Tengah misalnya Labuan Bajo, Ende, Larantuka, dan Rote. Maskapai itu fokus pada kelas low cost carrier (LCC) atau bertarif rendah dengan basis di Jakarta.

“Kelas NAM ini second tier atau LCC, karena penerbangannya pendek-pendek. Kami tawarkan makanan juga enggak sempat,” katanya. Direktur Niaga Sriwijaya Air Toto Nursatyo berharap SIUP dirilis pada Agustus mendatang dan setelah itu pihaknya menyampaikan rencana bisnis dan kesiapan operasional agar Kemenhub bisa mengeluarkan AOC.

NAM Air nantinya memegang AOC 121, sertifikat yang diberikan kepada maskapai yang mengoperasikan pesawat berkapasitas di atas 30 tempat duduk (seat). Perseroan batal membeli Embraer karena persoalan harga. “Kami tidak jadi beli Embraer. Tapi permasalahan uang muka sudah dibereskan. Untuk operasi mungkin Januari 2014 luncur,” kata Toto.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya