SOLOPOS.COM - Gapura Masjid Jami' At Taqwa Kabupaten Kudus. (Detikcom)

Solopos.com, KUDUS -- Masjid Jami' At Taqwa di Desa Loram Kulon, Jati, Kudus, menyimpan cerita sejarah tentang sosok Sultan Hadirin menantu Sunan Kudus. Mengutip detik.com, Senin (26/4/2021), Masjid Jami' At Taqwa yang yang dikenal dengan Masjid Wali Loram Kulon sudah dilakukan renovasi total pada tahun 1990-an.

Kini bangunan yang masih asli adalah gapura di depan masjid. Gapura itu dikenal dengan gapura Padureksan. Gapura tersebut berbentuk tumpukan batu merah. Gapura tersebut setinggi kurang lebih 5 meter. Pada gapura terdapat tiga pintu masuk ke masjid. Terdiri dari sebelah selatan, tengah dan utara. Namun hanya pintu tengah saja yang terlihat tertutup. Terdapat pintu yang terbuat dari kayu di bagian tengahnya.

Promosi BRI Borong 12 Penghargaan 13th Infobank-Isentia Digital Brand Recognition 2024

Juru Pemelihara Masjid Jami'at Taqwa, Afroh Amaludin, mengatakan di Desa Loram Kulon terdapat benda peninggalan bersejarah. Yakni berupa gapura dan masjid Wali Loram Kulon.

Baca Juga : Bupati Kudus Instruksikan Satgas Jogo Tonggo Intensif Pantau Pemudik

Ekspedisi Mudik 2024

"Di Desa Loram Kulon ada peninggalan bersejarah yang dikenal dengan benda cagar budaya yaitu berupa gapura dan masjid. Namun cagar budaya tinggal gapuranya, dikarenakan masjid sudah mengalami perubahan," kata Afroh.

Afroh menjelaskan masjid dan gapura merupakan satu-kesatuan. Gapura didirikan oleh Sultan Hadirin pada tahun 1596, sedangkan masjid baru didirikan pada tahun 1597. Kedua bangunan itu tidak dibangun secara bersamaan.

Masjid Jami' At Taqwa Kabupaten Kudus. (detikcom)
Masjid Jami' At Taqwa Kabupaten Kudus. (detikcom)

Sultan Hadiri atau yang lebih terkenal dengan nama Sultan Hadirin membangun gapura bertujuan untuk mempermudah menyebarkan agama Islam di wilayah Loram Kulon dan sekitarnya. Terlebih dulu warga di Loram Kulon masyarakatnya memeluk agama Hindu.

"Maka untuk arsitekturnya untuk gaya bangunannya seperti bangunan Hindu. Kalau Hindu dinamakan Pura, kalau di sini dinamakan Gapura. Gapura yang memiliki makna panggonan untuk nyuwun pangapura. Masyarakat belum bisa menyebutkan nama arab Gofuro maka dinamakan gapura. Maka untuk memudahkan nama Padureksa, terus sini namanya Gapura Padureksan," lanjut dia.

Renovasi Total

Konon dulu bangunan masjid dan gapura terpisah jauh. Namun lamban laun karena dilakukan renovasi pada masjid. Kemudian masjid dan gapura jaraknya dekat. Hingga akhirnya yang tersisa menjadi benda cagar budaya adalah Gapura Padureksan.

Afroh menceritakan Sultan Hadirin yang merupakan raja di Jepara bisa sampai ke Kudus. Konon, kata dia, Sultan Hadirin menikah dengan Roro Ayu Kalinyamat. Pernikahan keduanya belum memiliki anak. Padahal Sultan Hadirin berkeinginan untuk memiliki anak.

Singkat cerita, jika berkeinginan untuk memiliki anak, kemudian dijodohkan dengan salah satu putri Sunan Kudus bernama Dewi Probodinabar. Semenjak itulah ada kedekatan Sultan Hadirin dengan Sunan Kudus. "Sultan Hadirin nikah sama dengan Roro Ayu Kalinyamat, beliau menikah belum punya anak,” ungkapnya.

Baca Juga : Dana Bagi Hasil Cukai Bisa Untuk Beli Mesin Pembuat Rokok Di KIHT Kudus

Di samping itu sebelum ada kota Kudus, Loram ini menjadi tempat pertemuan Syah Jafar Sodiq dengan Kiai Telingsing ketika dari Demak untuk mendirikan negara di Utara.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya