SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

<p><strong>Semarangpos.com, SEMARANG &mdash;</strong> H. Robi duduk terdiam di depan bangunan lama Masjid Baitul Al Mustagfiri, Beringin, Ngaliyan, Semarang, Jumat (28/9/2018) siang. Matanya tampak berkaca-kaca, seperti tengah mengenang sesuatu.</p><p>Namun, lamunan Robi tiba-tiba terusik oleh sejumlah warga yang tengah menyiapkan prosesi pembokaran Masjid Baitul Al Mustaghfiri. Masjid yang berada di Kampung Beringin RT 001/RW 009 itu harus dirubuhkan karena terdampak proyek tol Semarang-Batang.</p><p>"Masjid ini dulunya cuma bangunan musala. Meski demikian, ramai karena banyak warga yang beribadah ke sini. Sekarang sudah mau dirubuhkan karena kena tol," ujar Robi saat berbincang dengan <em>Semarangpos.com,</em> Jumat.</p><p>Bagi Robi, masjid yang berdiri di atas tanah wakaf seluas 329 meter persegi itu menyimpan banyak kenangan. Terutama, masa-masa saat dirinya masih muda dan kedua orangnya masih hidup.</p><p>Robi mengaku masjid itu berada di atas lahan milik orang tuanya yang telah diwakafkan untuk dibangun tempat ibadah.</p><p><img src="http://img.solopos.com/upload/img/masjid%20tol2.jpg" alt="Warga menurunkan kubah Masjid Baitul Al Mustaghfirin di Ngaliyan, Semarang, Jumat (28/9/2018). Masjid itu dibongkar karena terdampak proyek tol Semarang-Batang. (Semarangpos.com-Imam Yuda S.)" style="display: block; margin-left: auto; margin-right: auto;" width="600" height="400" /></p><p>"Anggap saja masjid ini kayak peninggalan orang tua. Dulu orang tua juga sering salat dan mengaji di sini," tutur lelaki berusia 65 tahun itu.</p><p>Tak hanya Robi yang diliputi kesedihan saat menyaksikan prosesi pembongkaran Masjid Baitul Al Maghfirin. Beberapa warga yang hadir juga tampak sedih saat mengiringi proses pembongkaran masjid yang mengalami renovasi pada 1991 itu.</p><p>Prosesi pembongkaran Masjid Baitul Al Mustagfirin digelar seusai salat Jumat. Lantunan selawat mengiri proses pencopotan kubah masjid.</p><p>Kubah yang telah dicopot kemudian dibawa ke bangunan Masjid Baitul Al Mustaghfirin yang baru. Bangunan masjid yang baru itu terletak sekitar 300 meter dari bangunan lama, dengan luas mencapai 670 meter persegi.</p><p>Sebelum proses pencopotan, jemaah masjid menggelar prosesi selamatan. Beberapa nasi tumpeng serta aneka lauk pauk dan sayuran disajikan untuk disantap bersama.</p><p>Manajer Pengendali Lahan PT Jasa Marga Semarang-Batang, Hadi Susanto, mengatakan pembongkaran bangunan lama Masjid Baitul Al Mustaghfirin dimulai sejak Jumat siang. Proses pembongkaran kemungkinan akan berlangsung selama tiga hari.</p><p>"Para jemaah nanti sudah bisa memakai masjid yang baru untuk menunaikan salat Maghrib. Bangunan yang lama dibongkar untuk digunakan jalan tol Semarang-Batang, seksi Ngaliyan," terang Hadi.</p><p>Hadi mengatakan dengan dibongkarnya masjid itu pembangunan fisik tol Semarang-Batang telah mencapai 88%. Tol itu ditargetkan bisa diopersionalkan akhir 2018 nanti.</p><p>"Sesuai instruksi Pak Presiden, akhir 2018 ini jalur tol Semarang-Batang sudah bisa difungsikan. Semoga target itu bisa dicapai," tutur Hadi.</p><p><em><strong><a href="http://semarang.solopos.com/">KLIK</a> dan <a href="https://www.facebook.com/SemarangPos">LIKE</a> di sini untuk lebih banyak berita Semarang Raya</strong></em></p>

Promosi Jaga Keandalan Transaksi Nasabah, BRI Raih ISO 2230:2019 BCMS

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya