SOLOPOS.COM - Pekerja berjalan di lantai II Masjid Agung Al-Aqsha yang dibasahi air hujan, Kamis (3/3/2016). Meski sudah diresmikan mantan Bupati Klaten, Sunarna akhir November 2015, masjid tersebut belum bisa digunakan untuk salat warga Klaten dan sekitarnya karena masih dalam tahap perbaikan. (Ponco Suseno/JIBI/Solopos)

Masjid raya Klaten, belum difungsikan bangunan masjid Al Aqsha senilai Rp70 miliar bocor.

Solopos.com, KLATEN–Bangunan Masjid Agung Al-Aqsha senilai Rp70 miliar bocor. Padahal, masjid megah yang berdiiri di Desa Jonggrangan, Klaten Utara itu baru saja diresmikan Bupati Klaten, Sunarno, akhir November 2015.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Pantauan Solopos.com di lapangan, kebocoran di bangunan masjid tersebut berada di sekitar kubah masjid. Sedikitnya, ada empat kubah masjid di bangunan tersebut. Air hujan masuk dari ventilasi di kubah utama tersebut. Selain bisa masuk ke dalam ruangan yang membasahi lantai masjid, air hujan itu juga merusak cat di sekitar kubah utama. Hal itu termasuk merusak pemandangan lantaran meninggalkan noda hitam di sekitar kubah.

“Bocornya sudah lama. Ada di beberapa bagian, terutama di sekitar kubah. Makanya, ini diperbaiki,” kata salah satu pekerja yang enggan menyebutkan namanya, saat ditemui Solopos.com, di Masjid Agung Al-Aqsha, Kamis (3/3/2016).

Kebocoran masjid juga dikatakan penjaga masjid yang juga Ketua RT 001 Dukuh Jonggrangan Baru, Jonggrangan, Darman Haryanto. Selama ini, beberapa pekerja masih memperbaiki masjid, terutama mengatasi kebocoran. Sehingga, masjid belum bisa digunakan untuk keperluan salat.

“Banyak warga yang menanyakan kepada saya, kapan masjid bisa digunakan untuk salat. Saya pun tak tahu kapan digunakan. Tapi, saat ini masih dalam proses perbaikan,” katanya.

Haryanto mengatakan warga di RT 001/RW 002 mencapai 38 kepala keluarga (KK). Antusiasme warga ingin salat di Masjid Agung Al-Aqsha dinilai sudah cukup tinggi.

“Terutama yang muda-muda. Mereka sangat ingin salat di masjid itu,” katanya.

Hal senada dijelaskan Kepala Desa (Kades) Jonggrangan, Sunarno. Warga di Jonggrangan dipersilakan untuk salat di masjid yang sudah tersedia di masing-masing dukuh.

“Warga belum bisa menggunakan masjid itu [salat di masjid]. Soalnya, memang belum rampung perbaikannya. Setahu saya, yang tanya kapan masjid bisa digunakan tak hanya warga saya, tapi warga di luar Jonggrangan juga sering tanya soal itu,” katanya.

Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Klaten sudah ancang-ancang untuk mengelola Masjid Agung Al-Aqsha. Hal itu menyusul sudah disusunnya pengurus atau takmir masjid yang berjumlah hingga 113 orang. Ratusan pengurus masjid itu berasal dari seluruh elemen masyarakat di Klaten.

“Susunan pengurus Masjid Agung Al-Aqsha sudah ada. Hanya, belum dikukuhkan. Soalnya, peraturan bupati (perbup) yang mengatur soal itu masih direvisi. Ke depan, para pengurus inilah yang akan mengelola masjid. Pemkab Klaten menyiapkan anggaran senilai Rp2 miliar untuk pengelolaan masjid yang ditangani pengurus di Masjid Agung Al-Aqsha dan Masji Raya Klaten,” kata Kepala Bagian (Kabag) Kesejahteraan Masyarakat (Kesra) Sekretariat Daereh (Setda) Klaten, Bambang Sujarwo.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya