SOLOPOS.COM - Kapolri Jenderal Pol. Badrodin Haiti (JIBI/Solopos/Antara/Vitalis Yogi Trisna)

Keamanan negara sempat terganggu dengan insiden di Papua belum lama ini.

Solopos.com, JAKARTA-Kapolri Jenderal Pol. Badrodin Haiti enggan menanggapi tudingan intelijen kepolisian lemah sehingga meletusnya kekerusahan di Distrik Karubaga, Kabupaten Tolikara, Papua, saat pelaksanaa Salat Id belum lama ini.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

“Ya terserahlah. Intelijen Amerika juga bisa kecolongan lah,” katanya di Jakarta, Selasa (21/7/2015).

Menurut Badrodin, dalam kasus tersebut tidak serta merta dapat disalahkan pihak intelijen, mengingat medan di sana sangatlah sulit mulai dari kondisi geografi alam maupun sosial seperti sipil bersenjata.

Sebelumnya, Indonesia Police Watch menilai meletusnya aksi kekerasan di Kabupaten Tolikara, Papua pada Jumat (17/7/2015) lalu, akibat buruknya kinerja Intelijen Keamanan Polda Papua.

“Sehingga keberadaan surat GIDI yang dikeluarkan 11 Juli 2015 tidak diantisipasi dan tidak ada upaya pencegahan hingga kemudian kerusuhan meletus,” kata Ketua Presidium IPW Neta S Pane dalam keterangan tertulis, Minggu (19/7/2015).

Dari pantauan IPW, sebelum insiden di Tolikara, sudah ada dua kerusuhan lainnya yaitu pada 9 Juli 2015, rumah warga di Kampung Yelok dibakar massa. Lalu pada 15 Juli 2015 sejumlah Hanoi (rumah tradisional) di Panaga dibakar massa.

“Ada tengat waktu tujuh hari. Kenapa intelkam Polda Papua tidak melakukan deteksi dan antisipasi dini? Apakah karena Kapolda Papua sedang sibuk mengikuti proses seleksi calon pimpinan KPK sehingga antisipasi terhadap wilayah tugasnya terabaikan?” katanya.

Dengan adanya kerusuhan di Tolikara ini, ujar Neta, sudah sepantasnya Kapolri Jenderal Pol. Badrodin Haiti mengevaluasi kinerja Kapolda, Wakapolda, dan intelkam Papua.

Menurut dia, kecerobohan dan sikap teledor yang mereka lakukan membuat hubungan umat beragama menjadi tegang. Selain itu, pola kerja intelijen antara Intelkam Polri dan BIN, terutama di Papua patut dievaluasi.

“Tujuannya agar intelijen tidak kecolongan dan kedodoran lagi dalam melakukan deteksi dan antisipasi dini di daerah-daerah rawan, khususnya Papua. Terlepas dari semua itu Polri harus mengusut tuntas kasus ini,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya