SOLOPOS.COM - Masjid Safinatun Najah atau dikenal dengan sebutan Kapal Bahtera Nuh. (Solopos.com/Adhik Kurniawan)

Solopos.com, SEMARANG – Kumandang azan terdengar, suaranya mengalun, merdu, ditambah hembusan angin dan udara segar dari pepohonan, serta aroma padi di sekitar bangunan bewarna kuning kecokelatan menyerupai kapal itu, membuat siapa saja betah beribadah khusyuk di Masjid Safinatun Najah. Berlokasi di Kelurahan Podorejo, Kecamatan Ngaliyan, Kota Semarang, tempat ibadah tersebut juga dikenal dengan sebutan Kapal Bahtera Nuh.

Siang itu, Minggu (17/4/2022), nampak puluhan pengunjung dari berbagai daerah silih berganti menadatangi Masjid Safinatun Najah. Mereka terlihat berwisata sekaligus menunaikan salat maupun hanya memanjatkan doa. Meski akses dengan kendaraan umum untuk menuju lokasi terbilang masih terbatas, namun dari Kota Semarang ke lokasi masjid tidak begitu jauh. Yakni hanya 21 kilometer dengan waktu tempuh 33 menit.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Masjid yang memiliki luas sekira 2.500 meter itu memang tepat berdiri indah di antara pepohonan rindang, sawah, dan perkampungan. Masjid ini menjadi jujukan wisatawan yang cukup popular. Bukan hanya itu, masjid ini juga menjadi ladang untuk mencari nafkah bagi warga sekitar. Warga memanfaatkan halaman rumahnya untuk tempat mencari nafkah.

Baca Juga: Kiai Soleh Darat, Guru Para Ulama Besar yang Makam Ada di Semarang

Kali pertama memasuki halaman kawasan masjid, pengunjung akan disambut pedagang kaki lima yang menjual aneka makanan dan minuman. Ada juga penjual yang menawarkan durian dan rambutan. Bahkan, terdapat penyewaan dokar dan kereta mini yang bisa diperuntukan sebagai mobilitas untuk menikmati suasana asri di sekitar masjid kapal itu.

Bila diamati secara kasat mata, dari luar Majid Safinatun Najah memang tampak seperti kapal pada umumnya. Yakni memiliki puluhan jendela berbentuk lingkaran, pun komplit dengan buritan dan haluan. Tak heran apabila pengujung bisa langsung menemukan spot-spot foto yang instagramable.

Punya Empat Lantai

Masjid kapal ini memiliki empat lantai dengan fungsi yang berbeda. pada lantai pertama, difungsikan sebagai ruang pertemuan, tempat wudu, dan toilet. Di sini, nampak pengunjung sekedar berbaring, bersandar untuk beristirahat, hingga becengkerama antara satu dan lainya sembari menikmati udara yang masuk dari lubang jendela. Lantai kedua difungsikan sebagai area untuk tempat ibadah seperti berdoa, salat, hingga pengajian.

Sedangkan lantai tiga, sering digunakan untuk tempat belajar mengajar baik kalangan mahasiswa, masyarakat hingga pondok pesantren. Beranjak kembali satu tangga atau lantai keempat, area tersebut sering dimanfaatkan pengunjung untuk menikmati pemandangan di sekitar Masjid Kapal. Di sana, pengunjung akan ditemani semilir angin dan pemandangan hijau yang memanjakan mata.

Baca Juga: Ealah! Orek Tempe Dicampur Pil Koplo Diselundupkan ke LP Semarang

“Kalau penuh, kapasitasnya bisa sampe ribuan, sekitar tiga ribuan ada. Tapi Sekarang karena masih pandemi jadi agak sedikit, kisaran 200 orang per hari. Kalau Minggu masih bisa sampe 500-an,” kata takmir Masjid Kapal, Sutar, 67, saat ditemui di kediamanya, (17/4/2022).

Sejak kali pertama dibuka pada 2015 hingga saat ini, lanjut Sutar, masjid kapal sempat dua kali mengalami penutupan kunjungan. Yaitu dilakukan pada masa awal pandemi selama tujuh bulan. Kemudian dua bulan pada awal 2022 ini, kala itu Covid-19 varian Omicron sedang merabak.

Terkait peningkatan wisatawan di bulan Ramadan ini, Sutar mengungkapkan belum ada peningkatan signifikan. Sebab, lonjakan itu sering terjadi usai dua hari hingga satu pekan usai Ibadah Salat Id. Meski demikian, sampai saat ini pengunjung yang datang tak hanya dari warga lokal, namun juga pengunjung dari luar Jawa.

Baca Juga: Sidak Minyak Goreng di Semarang, Satgas Pangan Polda Jateng Temukan Ini

”Terjauh Aceh, Kalimantan sampai sini juga ada. Makanya tempat ini [Masjid Safinatun Najah] bukanya 24 jam. Soalnya kan, kalau malam yang dari jauh baru sampai sini dan ternyata tutup, kasihan,” jelas pria itu.

Mengenai pendiri Masjid Safinatun Najah itu, Sutar mengungkapkan, didirikan oleh seorang bernama Muhammad, seorang yang berasal dari Arab Saudi, tetapi sudah lama tinggal di Kota Pekalongan. Muhammad memilih membangun masjid berbentuk kapal karena terinspirasi dari kisah Nabi Nuh dan bahtera penyelamatnya.

“Niat Abah [Muhammad] mendirikan masjid, selain untuk mewujudkan cita-citanya membangun masjid yang berbentuk kapal Nabi Nuh. Sama seperti arti Safinatun Najah, Abah ingin masjid itu bisa menyelamatkan masyarakat di sekitarnya,” ungkap dia.

Terbukti, dengan adanya keberadaan masjid itu, warga sekitar yang dulunya bekerja sebagai kuli bangunan dan petani bisa menjual makanan di sekitar masjid. Bahkan tanah-tanah di sekitar Desa Podo Rejo yang dulunya murah, kini menjadi semakin mahal.

Baca Juga: 5 Fakta Alun-Alun Terluas Jateng, Tempat Latihan Militer-Tujuan Wisata

Pedangang lapak di halaman masjid kapal, Imah, mengatakan mayoritas wisatawan yang berkunjung adalah rombongan keluarga. Tidak jarang banyak rombongan yang datang dari luar kota maupun provinsi.

“Awal tahun ini lumayan banyak, sedikitnya 200 orang ada kalau tiap hari. Banyak-banyaknya bisa sampai 500 orang malahan. Jadi memang enggak pernah sepi. Itu [wisatawan] kebanyakan pada rombongan juga,” imbuh pedangang yang sudah dua tahun menempati lapak di sekitar masjid.

Seorang wisatawan luar Kota Semarang, Sigit, menyampaikan ia berkunjung ke masjid kapal bersama rombongan lain menggunakan bus. Rombongan tersebut, diketahui berasal dari Kabupaten kendal dengan membawa 50 orang penumpang.

“Saya dari kendal, ke sini bareng-bareng satu RW [rukun warga], masing-masing bawa keluarganya sendiri juga. Tujuanya memang cuma kesini, habis itu balik lagi [Kendal]. Ini bareng-bareng rombongan pake dua bus kecil,” kata Sigit, saat ditemui di lantai empat.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya