SOLOPOS.COM - Anggota Komisi III DPR dari Fraksi PDIP Masinton Pasaribu di Gedung Parlemen beberapa waktu lalu. (JIBI/Solopos/Antara/Puspa Perwitasari)

Masinton bogem stafnya dan dibawa ke ranah hukum. Status Dita sebagai kader Nasdem yang bekerja untuk politikus PDIP, menarik perhatian.

Solopos.com, JAKARTA — Nama Dita Aditia Ismawati mulai mencuat setelah dirinya mengaku dianiaya oleh salah satu anggota DPR asal Fraksi PDIP, Masinton Pasaribu, pada 21 Januari 2016 lalu. Dita melaporkan Masinton ke Bareskrim Mabes Polri dengan tuduhan penganiayaan.

Promosi BRI Kantor Cabang Sukoharjo Salurkan CSR Senilai Lebih dari Rp1 Miliar

Dita mengalami luka di pelipis dan mata sebelah kanan. Menurutnya, Masinton Pasaribu marah gara-gara menuduhnya membocorkan rahasianya ke orang Partai Nasdem. Status Dita sendiri adalah asisten pribadi Masinton di DPR sejak April 2015 lalu.

Seorang asisten pribadi Masinton lainnya, Andiana, memaparkan bagaimana Dita bisa menjadi asisten pribadi Masinton Pasaribu. Seperti diketahui publik, Masinton adalah politikus PDIP, tapi Dita adalah seorang kader Partai Nasdem.

“Dia [Dita] masuk ketika Sekjen [Sekretaris Jenderal] DPR membuat peraturan soal penambahan asisten pribadi anggota DPR, dari awalnya satu menjadi dua orang,” ujar Andinia saat ditemui Bisnis/JIBI di ruangannya, Lantai 6 Gedung Nusantata I, Komplek Parlemen DPR, Senin (1/2/2016).

Anna, sapaan Andiana, juga mengaku heran dengan pemberitaan yang menyebutkan Dita adalah anggota Partai Nasdem. Menurutnya kebijakan dari Fraksi PDIP, syarat menjadi aspri adalah dia harus seorang kader PDIP. “Ketika gabung, baru Dita buat, ada KTA [Kartu Tanda Anggota]-nya,” kata Anna. Baca: Diteriaki “Anjing” Oleh Masinton, Ini Beda Keterangan Versi Dita.

Kalaupun dekat dengan orang Nasdem, menurutnya, Dita hanyalah seorang simpatisan saja. Keterangan ini berbeda dengan penjelasan kuasa hukum Dita, Nursyahbani. Dia mengatakan, Dita merupakan pengurus Nasdem DKI Jakarta, di bagian Perempuan dan Anak.

Dia menambahkan, Dita masuk menjadi aspri Masinton Pasaribu karena saat mendaftar ke Partai Nasdem, posisi itu sudah penuh. Menurut Nursyahbani, Dita adalah seorang penggemar Masinton karena aktivitasnya semasa reformasi 1998. “Suatu hari dia dengar Masinton mencari Aspri. Karena untuk belajar dan rasa kekagumannya saat itu, ya dia daftarlah,” katanya.

Meski sudah menjadi Aspri Masinton, Dita masih sering berkumpul dengan teman-temannya dari Partai Nasdem, termasuk sebelum kejadian pada 21 Januari 2016. Meski demikian, Masinton membantah hal tersebut dan mengatakan itu adalah kecelakaan yang melibatkan staf ahlinya, Abraham.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya