SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Jogja–Gunung Merapi masih diselimuti kabut tebal pagi ini. Namun gunung ini terpantau relatif stabil setelah kemarin terjadi cukup banyak gempa vulkanik akibat peningkatan aktivitas.

Berdasarkan data seismograf Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kegunungapian (BPPTK) Jogja, Jumat (19/11), pukul 00.00-06.00 WIB, terjadi gempa vulkanik sebanyak satu kali.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Angka tersebut tergolong kecil mengingat gempa vulkanik yang dihasilkan Merapi pada Kamis (18/11) kemarin terjadi total sebanyak 57 kali dalam 24 jam. Jumlah tersebut memang yang paling tinggi sejak satu pekan terakhir.

Seismograf BPPTK Jogja juga tidak mencatat adanya awan panas. Tremor terus terjadi beruntun, guguran empat kali dan gempa tektonik satu kali.

Sementara itu, untuk pemantauan visual ke puncak Merapi masih sulit dilakukan.  Hal ini dikarenakan gunung paling aktif di Indonesia ini masih diselimuti kabut sampai pagi ini.

Seperti dilansir detikcom, di Kalasan, Sleman, hanya terlihat secara samar guratan asap kecil yang melengkung ke arah barat. Selebihnya untuk puncak dan badan gunung sama sekali tidak tampak.

Begitu juga halnya dari pantauan dari jarak yang lebih dekat. Sejumlah petugas di pos pengamatan mengaku kesulitan mendapat visualisasi dengan jelas.

Adapun yang dapat memantau puncak Merapi pagi ini hanya CCTV BPPTK yang ada di Kaliurang Sleman dan Deles Klaten. Kedua CCTV tersebut berjarak sekitar 4 kilometer dari puncak.

“Bisa terlihat walau samar. Semalam juga terpantau ada titik api diam,” ujar petugas piket BPPPTK Narto kepada detikcom, pagi ini.

dtc/nad

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya