SOLOPOS.COM - Dokumentasi suami-istri tersangka, Ferdy Sambo (kiri) dan Putri Candrawathi (kanan), keluar dari rumah dinasnya yang menjadi TKP pembunuhan berencana Brigadir Nofriansyah Yosua Hutabarat di Jalan Duren Tiga Barat, Kompleks Polri Duren Tiga, Jakarta, Selasa (30/8/2022). ANTARA FOTO/Asprilla Dwi Adha

Solopos.com, JAKARTA – Pertemuan selama 15 menit antara Brigadir Nofriansyah Yosua Hutabarat (Brigadir J) dan istri atasannya Ferdy Sambo, Putri Candrawathi di kamar rumah Sambo di Magelang masih menjadi misteri hingga kini.

Tak jelas apa yang terjadi di dalam kamar tersebut meski sidang perdana Ferdy Sambo telah digelar di PN Jaksel, Senin (17/10/2022).

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Namun usai kejadian 15 menit itu, anak buah Ferdy Sambo yakni Kuat Ma’ruf berbicara kepada Putri supaya melaporkan peristiwa di Magelang ke bosnya.

Kuat dan Brigadir J sebelumnya sempat bersitegang. Pemicunya lagi-lagi tak dijelaskan secara detail oleh jaksa.

Baca Juga: Akhir Memilukan Brigadir J, Senjata Dilucuti lalu Ditembak Mati Ferdy Sambo

“Ibu harus lapor itu ke Bapak, biar di rumah ini tidak ada duri di rumah tangga ibu,” kata Ma’ruf dalam dakwaan yang dibacakan jaksa dalam sidang Ferdy Sambo, Senin (17/10/2022).

Kuat sebenarnya pada waktu itu tidak tahu persis apa yang terjadi antara Putri dan Brigadir J. Putri rupanya mendengarkan saran dari Kuat Ma’ruf.

Dia menelepon Ferdy Sambo pada Jumat dini hari tanggal 8 Juli 2022.

Baca Juga: Sambo Janjikan Uang Rp1 Miliar dan HP Iphone3 untuk Bharada E Bunuh Brigadir J

Ferdy yang saat itu masih menjabat sebagai Kadiv Propam Polri sudah berada di Jakarta.

Putri, demikian dakwaan jaksa, memberitahu bahwa Brigadir J telah masuk ke dalam kamar pribadinya.

Sambil menangis Putri bercerita bahwa Yosua telah melakukan tindakan tidak pantas kepadanya.

Ferdy Sambo yang mendengar cerita tersebut berang. Namun putri meminta Ferdy Sambo untuk tidak menghubungi ajudannya yang lain.

Baca Juga: Kejam! Sambo Menembak saat Brigadir J dalam Keadaan Sekaratul Maut

“Jangan hubungi ajudan,” pintanya.

Versi dakwaan jaksa, Putri melontarkan permintaan tersebut supaya tidak ada kejadian yang tidak diinginkan.

Apalagi Brigadir J memiliki senjata dan tubuh yang lebih besar dibandingkan dengan ajudan yang berada di rumah tersebut.

Baca Juga: Usai Tangani Kasus Sambo, Dirtipidum Bareskrim Promosi sebagai Kapolda Kalsel

Ferdy Sambo setuju. Sementara Putri akhirnya meminta pulang dan akan menceritakan semua kejadian di Magelang saat tiba di Jakarta.

15 Menit di Kamar

Berdasarkan dakwaan jaksa di sidang perdana Ferdy Sambo, terungkap Brigadir J dan Putri Candrawathi sempat berduaan di dalam kamar rumah Ferdy Sambo.

Rumah itu berada di Perum Cempaka Residence Blok C III Jalan Cempaka Kelurahan Banyu Rojo, Kecamatan Mertoyudan, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah.

Insiden kamar antara Birgadir J dan Putri terjadi pada Kamis tanggal 7 Juli 2022 sore hari.

Baca Juga: Bantah Gunakan Narkoba, Beredar Pernyataan Diduga dari Irjen Teddy Minahasa

Saat itu terjadi keributan antara Brigadir J dan Kuat Ma’ruf.

Menurut jaksa dalam sidang Ferdy Sambo, pada 7 Juli pukul 19.30 WIB, Putri menelepon Bharada Richard Eliezer Pudihang Lumiu (Bharada E) yang berada di Masjid Alun-alun Kota Magelang.

“Putri meminta agar saksi Bharada E dan Brikpa Ricky Rizal Wibowo (RR) kembali ke rumah Magelang. Sesampainya di rumah, keduanya mendengar ada keributan namun tidak mengetahui secara pasti apa yang terjadi di rumah,’ tulis dakwaan yang dikutip Bisnis, Rabu (12/1/2022).

Baca Juga: Belum Bertugas, Pengangkatan Teddy Minahasa sebagai Kapolda Jatim Dibatalkan

Bhadadra E dan Bripka Ricky kemudian masuk ke kamar Putri Candrawathi. Saat itu Putri sedang tiduran dengan berselimut di atas kasur.

Bripka Rizal kemudian bertanya kepada istri atasannya tersebut. “Ada apa Bu?” tanya Bripka Ricky.

“Dimana Yosua!” timpal Putri.

Baca Juga: Kapolri: Tak Ada Ampun, Polisi Terlibat Narkoba dan Judi Kami Sikat! 

Putri kemudian meminta Bharada E dan Bripka Ricky memangil Brigadir J. Namun Bripka RR tidak langsung memanggil Brigadir J.

Dia terlebih dahulu turun ke lantai satu untuk mengambil senjata api HS Nomor seri H233001 dan senjata laras Panjang jenis Steyr Aug, Kal. 223, nomor pabrik 14USA247 yang berada di kamar tidur Brigadir J.



Setelah mengamankan senjata, Bripka Ricky kemudian menghampiri Brigadir J yang berada di depan rumah.

Baca Juga: Ferdy Sambo Mulai Disidang Senin Pekan Depan, Ini Daftar Majelis Hakimnya

Keduanya sempat terlibat percakapan.

“Ada apaan Yos…..,” tanya Bripka RR.

“Enggak tau Bang, kenapa Kuat marah sama saya,” celetuk Brigadir J.

Percakapan tak berlangsung lama, Bripka RR kemudian mengajak Brigadir J masuk ke rumah menemui Putri Candrawathi.

Baca Juga: Akhir Memilukan Brigadir J, Senjata Dilucuti lalu Ditembak Mati Ferdy Sambo

Brigadir J awalnya menolak. Namun Bripka RR membujuk supaya juniornya itu memenuhi permintaan Putri.

Singkat cerita, Brigadir J akhirnya mau menuju ke dalam rumah.



Dia bersedia menemui Putri Candrawathi di kamar yang berada di lantai dua.

Putri tampak duduk di atas kasur sambil bersandar. Bripka RR kemudian meninggalkan mereka berdua di kamar.

Baca Juga: Febri Diansyah: Ayo Kawal Persidangan Ferdy Sambo demi Keadilan

Brigadir J dan Putri, menurut dakwaan jaksa, berada di kamar tersebut selama 15 menit.

“Korban Brigadir J berdua berada di dalam kamar pribadi saksi Putri sekira 15 (lima belas) menit lamanya,” tulis jaksa.

Seperti diketahui peristiwa di Magelang tersebut menjadi pemicu aksi pembunuhan berencana Brigadir J.

Brigadir J dieksekusi di rumah dinas Ferdy Sambo di Jakarta.

Baca Juga: Beri Apresiasi, Komisi III: Jenderal Sigit Sedang Bersih-Bersih Polri

Penasihat hukum keluarga Ferdy Sambo, Febri Diansyah, mengakui kliennya membuat skenario tembak-menembak di kasus pembunuhan Brigadir Nofriansyah Yosua alias Brigadir J untuk menyelamatkan Bharada Richard Eliezer atau Bharada E.



Bharada E adalah anak buah Ferdy Sambo. Dia disebut sebagai eksekutor Brigadir J di rumah dinas Ferdy Sambo yang berada di kawasan Duren Tiga, Jakarta Selatan.

“FS (Ferdy Sambo) juga mengakui skenario tembak menembak dilakukan di rumah Duren Tiga untuk menyelamatkan RE (Richard Eliezer),” kata Febri dalam konferensi pers di bilangan Cikini, Jakarta Pusat, Rabu (12/10/2022).

Baca Juga: Ramai Isu Pencopotan Kapolri, Presiden Jokowi: Belum Ada Rencana

Dia juga mengklaim bahwa pada proses penegakan hukum kliennya sudah mulai kooperatif dan membuka secara terang benderang peristiwa yang sesungguhnya terjadi di Rumah Dinas Duren Tiga.

Di sisi lain, Febri Diansyah mengungkapkan terdapat Ferdy Sambo tidak pernah mengeluarkan perintah menembak.

Dia menekankan bahwa perintah Sambo ke Bharada E hanya berbunyi ‘hajar Chad’.

Baca Juga: Kapolri: Tak Ada Ampun, Polisi Terlibat Narkoba dan Judi Kami Sikat!

Perintah itu, klaim Febri, agar Bharada E menghajar Brigadir J. Namun demikian Bharada E justru mengeluarkan pistol dan menembak Brigadir J.

Seketika Brigadir J terkapar dan tewas di tangan juniornya tersebut.



“Memang ada perintah FS pada saat itu, yang dari berkas yang kami dapatkan itu perintahnya adalah ‘hajar Chad’, namun yang terjadi adalah penembakan pada saat itu,” kata Febri.

Baca Juga: Febri Diansyah: Sambo Perintahkan Hajar Brigadir J, Bharada E Malah Menembak

Dia mengklaim Sambo panik saat melihat Bharada E menembak Brigadir J. Bahkan, kata Febri, Sambo sempat meminta ajudannya untuk memanggil ambulans.

“Jadi sempat memerintahkan ADC untuk melakukan memanggil ambulance dan kemudian FS menjemput ibu Putri dari kamar dengan mendekap wajah Bu Putri agar tidak melihat peristiwa dan kemudian memerintahkan RR mengantar ibu putri ke rumah Saguling,” kata Febri.

Sementara itu pihak Bharada E mengaku bahwa perintah Ferdy Sambo kepada anak buahnya itu menembak Brigadir J bukan menghajarnya.

Baca Juga: Sambo Janjikan Uang Rp1 Miliar dan HP Iphone3 untuk Bharada E Bunuh Brigadir J

Adapun hasil rekonstruksi pembunuhan Brigadir Nofriansyah Yosua di rumah dinas Ferdy Sambo di Duren Tiga, Jakarta Selatan memperkuat perintah tersebut.

Artikel ini telah tayang di Bisnis.com dengan judul “Putri Candrawathi Menangis, Kuat Ma’ruf Singgung Duri dalam Rumah Tangga”

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya