SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Solopos.com, SOLO--Seorang perawat kesehatan mental asal London, Inggris, Ellisha Weldon, tak sadar jika dirinya terpapar Covid-19 pada awal pandemi Februari 2020. Sehari-hari, ia memang bertugas merawat pasien Covid-19.

Awalnya, ia merasakan gejala flu. Ia tak menganggap itu sebagai Covid-19 lantaran di Inggris kala itu penyakit ini belum begitu santer diberitakan. Ia memutuskan cuti sepekan untuk istirahat.

Promosi Wow, Volume Transaksi Merchant QRIS BRI Meningkat 400%

Kepada Longcovid.org, ia menceritakan pada Juni 2020, ia ditawari tes antibodi Covid-19. Hasil tes menunjukkan positif. Sebulan kemudian, ia merasakan tak enak badan yang lebih parah. Ia tak lagi bekerja lantaran hanya bisa rebahan di ranjang.

“Saya tidak bisa bekerja sejak dengan sakit punggung yang parah, kelelahan, sesak napas, dan kabut otak,” kata Ellisha, kepada Longcovid.org.

Yang lebih memprihatinkan, Ellisha harus menanggung derita ini sendirian. Selain menahan sakit, ia hanya bisa bergantung pada pemberian teman dan keluarganya untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.

Ellisha hanya satu dari banyak penyintas Covid-19 yang masih mengeluhkan gejala penyakit itu meski secara klinis dinyatakan sembuh atau negatif. Para ahli menyebut gejala ini sebagai Long Covid.

Pria Boyolali Bawa Jenazah Ibunya Pakai Motor Dari Banyudono Ke Simo, Apa Motifnya?

Efek Infeksi

Dikutip dari British Medical Journal (BMJ), Long Covid adalah sebutan untuk menggambarkan penyakit pada penyintas Covid-19 tapi masih melaporkan efek infeksi yang bertahan lama atau memiliki gejala yang biasa lebih lama dari yang diharapkan.

Profesor penyakit menular di Liverpool School of Tropical Medicine, Paul Garner, mendeskripsikan pengalaman pasien selama tujuh bulan bersama virus SARS-CoV-2 merupakan hal yang “menakutkan dan lama.” Garner menceritakan banyak kasus yang tidak dirawat di rumah sakit, namun dilaporkan memiliki daftar gejala yang berlangsung beberapa pekan.

BMJ mengutip sebuah penelitian di Italia yang dilansir JAMA memperlihatkan 87 persen pasien Covid-19 dipulangkan dari rumah sakit setelah mengalami sedikitnya satu gejala 60 hari setelah onset. Selain itu, mereka menemukan 13 persen dari 143 orang benar-benar bebas dari gejala apapun.

Secara terperinci, 87 persen pasien bergejala itu meliputi 32 persen memiliki satu-dua gejala dan 55 persen memiliki tiga atau lebih gejala.

“Meskipun tidak ada pasien yang mengalami demam atau tanda atau gejala penyakit akut, banyak yang masih melaporkan kelelahan (53%), dispnea (43%), nyeri sendi (27%), dan nyeri dada (22%). Dua perlima pasien melaporkan kualitas hidup yang memburuk,” tulis Elisabeth Mahase dikutip dari BMJ.

Bantuan Subsidi Upah Jadi Penolong Para Pekerja Di Tengah Pandemi

Gejala Terus Berlanjut

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menerbitkan laporan perihal long Covid pada September 2020. Dalam wawancara melalui telepon kepada 274 pasien Covid-19 di Amerika Serikat menemukan sejumlah gejala yang mungkin terus berlanjut. Gejala itu yakni kelelahan, batuk, hidung tersumbat atau sesak napas, kehilangan rasa atau bau, diare, mual, nyeri dada atau perut, dan kebingungan.

“Covid-19 terkadang dapat menyebabkan penyakit yang berkepanjangan bahkan pada orang dewasa dan anak-anak tanpa kondisi medis kronis yang mendasari. Ada banyak laporan kasus dari orang-orang yang tidak mendapatkan kembali kesehatan sebelum Covid-19,” tulis WHO.

Dalam laporan itu, WHO menyatakan perlu lebih banyak penelitian untuk memahami terkait efek jangka panjang Covid-19 dan mengapa gejala menetap atau berulang. Riset juga penting untuk mengetahui bagaimana masalah kesehatan ini mempengaruhi pasien dan perjalanan klinis dan kemungkinan pemulihan secara penuh.

Situs Longcovid.org menyebutkan diperkirakan 10 persen orang dengan Covid-19 membutuhkan sedikitnya tiga pekan untuk sembuh dengan 250.000 orang lainnya di Inggris mengalami gejala hingga 30 hari atau lebih.

Tak hanya itu, banyak orang merasakan sakit untuk bekerja selama berbulan-bulan. Sebagian lagi mengalami kambuh yang signifikan ketika mereka mencoba berlebihan sebelum sembuh sepenuhnya.

“Banyak orang beralih ke support groups di media sosial dan merasa lega karena mereka tidak sendiri mengalami gejala keragaman dan durasi yang tidak sesuai dengan pedoman resmi,” tulis redaksi Longcovid.org.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya