Solopos.com, WONOGIRI — Petani porang di Indonesia diminta tak tergiur menjual porang dengan harga anjlok, dengan mengurus registrasi lahan sesuai permintaan negera tujuan ekspor. China yang menjadi tujuan utama ekspor porang mensyaratkan kewajiban registrasi lahan pembudidayaan porang. Petani yang tidak segera registrasi dipastikan menjual porang kepada tengkulak yang berdampak pada miringnya harga.
Tengkulak lantas mengolah porang menjadi keripik (chips), menjualnya ke negara ketiga [di antaranya, Vietnam dan Myanmar], baru kemudian dikirim ke China. Rantai itulah yang membikin harga porang anjlok di tangan petani. Sementara, Indonesia memiliki sejumlah pabrik resmi yang siap menampung porang dengan harga wajar.