SOLOPOS.COM - Wisatawan berfoto dengan latar belkang panorama Gunung Sindoro di kompleks Situs Liyangan, Desa Purbosari, Kecamatan Ngadirejo, Kabupaten Temanggung, Jawa Tengah. (Antara-Heru Suyitno)

Solopos.com, WONOSOBO — Gunung Sindoro adalah salah satu gunung aktif di Jawa Tengah, yang memiliki sejarah letusan dahsyat. Dilansir dari laman esdm.go.id, Senin (30/5/2022), gunung ini tercatat pernah meletus pada 1806. Akan tetapi, letusan gunung ini masih diragukan kebenarannya.

Sementara itu, pada 1818 terjadi letusan Gunung Sindoro yang abunya menyebar hingga ke pantai Pekalongan. Namun sayangnya, waktu tepatnya erupsi itu belum diketahui secara pasti. Konon, letusan gunungini dinilai cukup dahsyat hingga melahirkan anak gunung yang dikenal dengan Gunung Kembang.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Setelah sekitar 60 tahun tertidur, Gunung Sindoro kembali mengalami erupsi yang berlangsung cukup lama, yaitu pada 21 Oktober 1970 hingga 2 November 1970. Pada letusan ini, terjadi gempa bumi pada 21 Oktober 1970, tepatnya pukul 05.30 WIB.

Puncak erupsi terjadi pada 2 November 1970 yang mana tampak asap tebal menyelimuti sekitar gunung dari pukul 09.00 WIB hingga 14.00 WIB.

Baca Juga: Jejak Sunan Prawoto, Raja Keempat Kesultanan Demak Asal Pati

Erupsi gunung yang berada di antara Kabupaten Temanggung dan Wonosobo pada 1970 ini mengakbatkibatkan langit di area puncak Sindoro berwarna merah.

Sedangkan berdasarkan peneltian para ahli  melihat sejarah letusan dari tahun ke tahun, karakter letusan Gunung Sindoro ini diperkirakan masuk dalam tipe stromboli atau tipe letusan dengan interval waktu yang sama pada setiap letusannya.

Bencana Geologi

Sementara itu, dilansir dari karya ilmiah di laman kemendikbud.go.id berjudul Dampak Letusan Gunung Sindoro, disebutkan bahwa erupsi Gunung Sindoro dapat mengakibatkan kerugian besar bagi masyarakat yang tinggal di kawasan lereng.

Berdasarkan Peta Kawasan Rawan Bencana Gunung Api Sindoro yang diterbitkan Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi pada 2007 silam menunjukan bahwa aliran lahar dari Gunung Sindoro mengarah ke timur laut dan barat daya. Padahal di kawasan tersebut banyak tersebar peninggalan masa klasik yang penting, seperti situs Liyangan dan Kompleks Candi Pringapus.

Baca Juga: Misteri Kampung Bergota Semarang, Banyak yang Ganggu & Bikin Tersesat

Dengan demikian, peninggalan masa klasik di kawasan lereng sebelah timur laut Gunung Sindoro berpotensi rusak akibat aktivitas vulkanik yang mungkin bisa terjadi secara berulang dan sulit untuk diprediksikan kapan akan terjadi lagi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya