SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Solopos.com, SUKOHARJO—Sejumlah pedagang Pasar Carikan nekat menggelar dagangan di lokasi pasar, meski Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sukoharjo menetapkan batas akhir pengosongan lahan bakal dimulainya proyek revitalisasi pada Kamis (18/7/2019).

Mereka bahkan meminta dispensasi khusus masa perpanjangan pengosongan lahan hingga batas waktu yang tidak ditentukan. Berdasarkan pantauan Solopos, kondisi Pasar Carikan telah sepi. Sebagian besar pedagang telah mengosongkan lahan dan menempati pasar darurat yang telah disediakan Pemkab. Hanya sejumlah pedagang di bagian kios depan yang masih belum mengosongkan lahannya. Mereka masih berjualan di lokasi pasar.

Promosi Strategi Telkom Jaga Jaringan Demi Layanan Telekomunikasi Prima

Pemilik Toko Central Listrik Pasar Carikan, Lukito, mengaku belum mengetahui kapan akan mengosongkan kios dan berjualan ke lapak sementara. Meksipun, dia telah mengetahui batas akhir pengosongan lahan pada Kamis ini.

“Semua barang belum kami kemasi. Tidak tahu kapan akan kami kosongkan,” kata dia ketika dijumpai Solopos, Kamis.

Dia mengaku masih menunggu bangunan yang akan digunakan untuk lokasi jualan nanti rampung dikerjakan. Tahap pembangunannya pun kini telah mencapai 80 persen. Dia memilih membangun kios sendiri dan tidak pindah menempati pasar darurat yang disediakan pemkab di bekas Kantor Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil (Dispendukcapil).

“Jadi belum tahu mau pindah kapan? Kalau disuruh pindah ya nanti pindah. Tapi tidak tahu kapan pindahnya,” katanya.
Pernyataan senada disampaikan pengelola Soto Carikan, Imam Safi’i. Dia meminta dispensasi berupa perpanjangan waktu pengosongan lahan hingga Minggu (21/7/2019).

Permohonan perpanjangan waktu pengosongan lahan telah disampaikan ke Dinas Perdagangan, Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (Disdagkop dan UKM).
“Permohonan perpanjangan waktu sudah disetujui, jadi kami tinggal mengosongkan lahan pada Minggu besok,” katanya.

Dia beralasan belum mengosongkan lahan karena memanfaatkan waktu hari libur untuk berjualan. Sebab jumlah pembeli di hari libur mencapai dua kali lipat. Sehingga jika dirinya mengosongkan lahan sesuai ketetapan Pemkab, yakni pada Kamis ini maka pihaknya akan kehilangan pemasukan yang cukup tinggi. “Pada intinya kami tidak menolak dipindah, hanya minta dispensasi saja sampai Hari Minggu besok,” katanya.

Kepala Disdagkop dan UKM Sukoharjo Sutarmo meminta pedagang mengosongkan lahan paling lambat pada Kamis. Namun ada beberapa pedagang mengajukan dispensasi hingga Minggu (21/7/2019).  Dia mengatakan selama proses pembangunan berjalan pedagang akan menempati pasar darurat yang telah disiapkan Pemkab. Pasar darurat itu disiapkan di bekas Kantor Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil (Dispendukcapil) yang letaknya sekitar 200 meter sisi selatan Pasar Carikan.

Sesuai kontrak kerja, dia mengatakan pembangunan pasar mulai dikerjakan bulan ini dan ditargetkan rampung akhir tahun nanti. Konsepnya, dia menambahkan bangunan pasar akan dibangun sama seperti Pasar Kepuh, Nguter.

“Semua bangunan kios akan menghadap ke depan atau jalan. Sedangkan bagian tengah dikosongkan untuk menampung pedagang los,” katanya.
Selain itu akan dikembangkan pula pusat kuliner pada malam harinya. Konsep kuliner malam inipun telah berjalan dibeberapa pasar di Kabupaten Sukoharjo.

Selain menghidupkan pasar di malam hari, langkah ini sekaligus sebagai upaya Pemkab Sukoharjo dalam pengembangan wisata kuliner di Kabupaten Makmur.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya