SOLOPOS.COM - KRI Nanggala-402 (Antara)

Solopos.com, DENPASAR -- Hingga kini belum bisa dipastikan bagaimana nasib 53 awal kapal selam KRI Nanggala-402 yang hilang sejak Rabu (21/4/2021). Tim pencari masih berupaya keras menemukan keberadaan kapal selam buatan Jerman tersebut.

Sebelumnya disebutkan cadangan oksigen KRI Nanggala-402 hanya bertahan 72 jam (3 hari) jika dalam keadaan mati listrik atau blackout. Namun, jika kelistrikan berfungsi, cadangan oksigen tahan hingga 5 hari.

Promosi BRI Sambut Baik Keputusan OJK Hentikan Restrukturisasi Kredit Covid-19

"Kemarin saya sampaikan 72 jam itu ketika kapal blackout. Tapi ketika kapal ini tidak blackout atau memiliki kelistrikan, ini bisa sampai lima hari," kata KSAL Laksamana Yudo Margono dalam konferensi pers di Bali, Sabtu (24/4/2021).

Dia mengatakan tak bisa memastikan apakah kapal selam dalam kondisi blackout atau tidak. Menurutnya, tim dari Kopaska menyebut lampu di kapal selam tersebut masih terlihat menyala saat awal menyelam.

Ekspedisi Mudik 2024

Baca Juga: Persediaan 72 Jam Oksigen Terlampaui, Bagaimana Nasib Awak KRI Nanggala-402?

"Saya menduga kapal tidak blackout, tapi kalau saat menyelam blackout, kemampuannya hanya 72 jam. Tapi kalau ini kelistrikannya hidup, itu bisa bertahan 5 hari," ucapnya.

Diketahui, kapal selam tersebut hilang kontak sekitar pukul 03.46 Wita, Rabu (21/4). Batas 72 jam jika kapal blackout telah terlewati dini hari tadi.

Jika benar tidak terjadi blackout, masih ada harapan para awak KRI Nanggala-402 ditemukan dalam keadaan selamat. Harapan ini didukung pula oleh keterangan lanjutan KSAL yang menyebut ada bagian di dalam kapal selam yang tidak bisa dimasuki air.

"Kemungkinan air masuk ada, tapi kemungkinan juga ada bagian kabin-kabin yang tidak bisa masuk di situ," sambung Yudo.

Sekat Kedap Air

Yudo menjelaskan kapal terdiri atas beberapa bagian yang di dalamnya terdapat sekat penutup. Bila sekat ditutup, ada kemungkinan air tidak dapat masuk.

"Karena di dalam kapal selam juga ada sekat-sekatnya. Apabila itu ditutup, itu bisa air tidak masuk. Itu juga ada kemungkinan-kemungkinan seperti itu," tuturnya.

Baca Juga: Mulai Dari Alat Salat dan Peluru Torpedo Ditemukan, TNI AL: KRI Nanggala-402 Alami Keretakan

Yudo lantas memberikan contoh terkait penutupan sekat ini. Dia menyebut, bila air masuk pada bagian depan kapal dan sekat ditutup, kemungkinan air tidak masuk ke bagian lain.

"Jadi dalam ruangan-ruangan ini kan dibagi per kompartemen. Bila hanya di depan, kemudian anggota sempat menutup, ada kemungkinan tidak kemasukan air," ujarnya.

Sekat-sekat ini disebut dimiliki oleh semua kapal. Sekat merupakan pintu kedap yang dilakukan dengan cara diputar. "Jadi kapal itu ada kompartemen-kompartemennya yang bisa ditutup dengan pintu kedap yang diputar," jelasnya.

Yudo mengupayakan proses pencarian hingga KRI Nanggala-402 dan seluruh krunya dievakuasi. "Tambahan berapa lama evakuasi akan kita lihat nanti. Akan kita kumpulkan jadi satu untuk bicarakan ini, saya belum membatasi ini," kata Yudo.

Baca Juga: Video Kapal Selam Mengapung Beredar di Medsos, Ternyata Bukan KRI Nanggala-402

Pencarian Hingga Semua Dievakuasi

Yudo mengatakan pihaknya akan terus mengevaluasi proses pencarian dari temuan-temuan yang ada terkait KRI Nanggala-402. Namun dia akan mengupayakan proses pencarian dilakukan hingga seluruh ABK dievakuasi.

"Akan kita cek, kita evaluasi dari temuan-temuan yang ada sampai bisa kita evakuasi dari yang saya sampaikan tadi. Jadi tetap akan kita upayakan sampai bisa dievakuasi," ucapnya.

Meski begitu, Yudo tidak bisa menjanjikan sampai kapan proses pencarian evakuasi ini akan berlangsung. Dia menyebut akan ada pembicaraan lebih lanjut dari tim dalam negeri dan luar negeri terkait proses pencarian tersebut.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya