SOLOPOS.COM - Ilustrasi persebaran virus corona pemicu Covid-19 di udara. (Bisnis)

Solopos.com, SUKOHARJO — Berbagai upaya dilakukan satuan tugas (satgas) penanganan Covid-19 tingkat desa/kelurahan Kabupaten Sukoharjo guna mencegah persebaran dan menuju zero kasus Covid-19.

Anggota satgas tingkat desa tak hanya kepala desa, perangkat desa, dan bidan desa, RT dan RW, melainkan seluruh elemen masyarakat bergerak memerangi Covid-19. Misalnya, anggota karang taruna, dasawisma hingga pemberdayaan kesejahteraan keluarga (PKK).

Promosi Pegadaian Resmikan Masjid Al Hikmah Pekanbaru Wujud Kepedulian Tempat Ibadah

Hal ini bagian dari penguatan kapasitas masyarakat untuk menahan laju penambahan kasus Covid-19 dan angka kematian atau mortality rate pasien positif. Berdasarkan data di wesbite corona.sukoharjokab.go.id, hingga Senin (22/2/2021) tercatat masih ada 377 kasus positif Covid-19 aktif di Kabupaten Makmur.

Baca Juga: Seleksi CPNS dan PPPK Solo Dibuka Maret-April, Diusulkan 1.190 Orang

Dari jumlah itu ada 171 pasien yang rawat inap dan sisanya 206 orang menjalani isolasi mandiri. Fungsi satgas Covid-19 tingkat desa/kelurahan ditambah saat penerapan pemberlakukan kegiatan masyarakat (PPKM) mikro menuju zero Covid-19 Sukoharjo.

Dahulu, satgas tingkat desa hanya bertugas melakukan pencegahan dan penanganan kasus Covid-19. Kini, mereka mendapat tugas tambahan untuk mempercepat upaya 3T yakni tracing, testing, dan treatment. Juga pendukung pelaksanaan penanganan Covid-19 dalam wilayahnya masing-masing.

Selain itu, ketua rukun tetangga/rukun warga (RT/RW) lebih dioptimalkan dalam pencegahan, pelacakan, hingga penanganan pasien positif yang menjalani isolasi mandiri di rumah.

Baca Juga: Jadi Wali Kota Solo, Gibran Boyong Anak-Istri ke Loji Gandrung Seusai Pelantikan?

Kepala Desa Krajan, Kecamatan Weru, Sukoharjo, Sutejo, kepada Solopos.com, Senin, menyebut satgas Covid-19 tingkat desa harus bekerja keras menuju zero kasus. “Dulu memang sempat ada ada kasus Covid-19, namun sudah sepekan terakhir ini tidak ada kasus,” ujar Sutejo.

Ujung Tombak

Sutejo mengandalkan para pengurus RT/RW yang lebih memahami kondisi kesehatan dan aktivitas masyarakat wilayah masing-masing. Para pengurus RT/RW menjadi ujung tombak dalam memutus mata rantai penularan Covid-19.

Mereka langsung memperketat pengawasan kegiatan dan aktivitas masyarakat jika ada warga yang terpapar Covid-19. “Warga yang terkonfirmasi positif menjalani isolasi mandiri di rumah hingga sembuh. Seluruh kebutuhan makanan dan minuman disuplai warga setempat dengan cara gotong royong,” ujarnya.

Baca Juga: Awas! 6 Kamera Speedcam Siap Tangkap Aksi Ugal-Ugalan Pengendara di Soloraya

Masyarakat Sukoharjo juga menerapkan program Jaga Tangga yang digaungkan Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo, untuk mewujudkan zero kasus Covid-19. Mereka rela menyisihkan uang untuk membiayai kebutuhan hidup warga setempat yang tengah menjalani isolasi mandiri di rumah.

Biasanya, penggalangan dana dilakukan warga di lingkungan RT setempat. Apabila hasil penggalangan dana habis, pemerintah desa bakal ikut menanggung biaya kebutuhan hidup para pasien positif yang menjalani isolasi mandiri di rumah.

“Warga melakukukan penggalangan dana secara sukarela. Mereka membangun solidaritas terhadap warga lain yang terpapar Covid-19. Ini konsep Jaga Tangga yang masih berjalan hingga sekarang,” timpal Kepala Desa Palur, Kecamatan Mojolaban, Sugito.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya