SOLOPOS.COM - Kapolres Boyolali, AKBP Morry Ermond, memberikan keterangan kepada wartawan, Senin (26/7/2021). (Solopos/Bayu Jatmiko Adi)

Solopos.com, BOYOLALI — Polres Boyolali hanya akan mempertahankan penyekatan dan pengalihan lalu lintas di dua lokasi dari 23 lokasi yang sebelumnya diberlakukan pada perpanjangan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) kali ini.

Kapolres Boyolali, AKBP Morry Ermond, mengatakan sejak 9 Juli lalu, telah dilakukan penyekatan dan pengalihan lalu lintas di 23 lokasi di sekitar pusat kota Boyolali. Tujuannya untuk mengurangi mobilitas warga di pusat kota. Dengan begitu diharapkan bisa mengurangi risiko penularan Covid-19 di Boyolali.

Promosi Gelar Festival Ramadan, PT Pegadaian Kanwil Jawa Barat Siapkan Panggung Emas

Baca Juga: Nekat Balap Liar di Mojosongo Solo, 16 Pemuda Diciduk Polisi

Awalnya kegiatan itu diberlakukan hingga 20 Juli 2021, bersamaan dengan masa PPKM Darurat. Kegiatan penyekatan dan pengalihan lalu lintas kemudian diperpanjang hingga 25 Juli 2021 seiring dengan perpanjangan pelaksanaan PPKM Darurat atau PPKM Level. Saat ini, pemerintah pusat kembali memperpanjang pelaksanaan PPKM Level.

Kegiatan penyekatan dan pengalihan lalu lintas di Boyolali pun masih dipertahankan. Namun lokasi penyekatan dan pengalihan lalu lintas yang dipertahankan hanya dua lokasi saja dari 23 lokasi sebelumnya.

“Kemarin kami melakukan penyekatan di 23 titik, plus dua exit tol. Namun kemarin sore sudah ada arahan dari Polda Jateng, untuk penyekatan exit tol dicabut. Sedangkan penyekatan di 23 titik, kami masih mempertahankan dua titik, yakni persimpangan Randusari dan persimpangan terminal lama,” kata dia, Senin (26/7/2021).

Penutupan jalur Solo-Semarang di persimpangan Randusari ditujukan untuk mengalihkan kendaraan dari luar daerah yang menuju pusat kota Boyolali. Begitu juga di simpang terminal lama. “Kalau jalan lain, kami buka,” jelas dia.

Namun dia mengimbau kepada masyarakat, pengurangan lokasi penyekatan tersebut, harus disikapi bijaksana. “Protokol kesehatan tetap dilakukan. Jangan sampai pembukaan penyekatan justru menjadi euforia dan menyebabkan pergerakan yang masif. Apabila tidak penting sekali, bisa di rumah saja,” lanjut dia.

Baca Juga: Penyekatan di Karanganyar Berakhir, Akses Seluruh Jalan Sudah Dibuka

Berdasarkan pantauannya, selama pelaksanaan PPKM Darurat yang ditambah dengan Gerakan Boyolali di Rumah Saja, sudah cukup efektif menurunkan intensitas mobilitas warga. “Tingkat mobilitas masyarakat menurun cukup baik, sekitar 60%-70%. Terutama dengan adanya PPKM dan Gerakan Boyolali di Rumah Saja. Menurut kami itu itu cukup membantu meskipun hanya dilaksanakan di hari Minggu,” kata dia.

Di sisi lain, pelaksanaan PPKM dan Gerakan Boyolali di Rumah Saja juga dinilai berpengaruh terhadap penurunan kasus Covid-19. “Tapi hal ini bukan berarti menjadi ajang bersenang hati. Justru perlu upaya yang kuat agar kasus bisa lebih diturunkan lagi.”

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya