SOLOPOS.COM - Razia PGOT (ilustrasi/JIBI/dok)

Masalah sosial di Solo salah satu di antaranya jumlah pengemis, gelandangan dan orang terlantar (PGOT) yang terus meningkat.

Solopos.com, SOLO-Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Solo membentuk tim khusus untuk memantau kondusivitas di berbagai wilayah di Kota Bengawan selama Bulan Puasa.

Promosi Lebaran Zaman Now, Saatnya Bagi-bagi THR Emas dari Pegadaian

Kepala Satpol PP Solo, Sutarjo, mengatakan tim khusus terdiri dari 12 personel Satpol PP Solo. Tugas utama tim khusus, lanjut dia, mengawasi gerak-gerik masyarakat dari kalangan pengemis, gelandangan, dan orang terlantar (PGOT). Menurut Sutarjo, berdasarkan pengalaman sebelumnya, aktivitas pengemis selalu meningkat memasuki Ramadan.

“12 personel akan berpatroli rutin. Mereka mengawasi setiap berbagai lokasi yang dinilai rawan terhadap peningkatan aktivitas PGOT. Tim khusus menjadi ujung tombak Satpol PP untuk melaporkan situasi Solo selama Ramadan,” kata Sutarjo kepada solopos.com di Alun-alun Utara (Alut) Solo, Jumat (19/6/2015).

Sutarjo menjelaskan peningkatan aktivitas PGOT kerap terjadi di berbagai simpang jalan dan pasar-pasar tradisional. Selain mengerahkan tim khusus, Satpol PP juga tetap menerjunkan petugas pengamanan reguler, yakni petugas Satpol PP maupun petugas perlindungan masyarakat (linmas) untuk berjaga di berbagai daerah rawan terjadi peningkatan aktivitas PGOT.

“Tim khusus juga akan melakukan pantauan di berbagai tempat yang sudah dijaga oleh petugas Satpol PP atau pun petugas linmas. Mereka sekaligus akan mengontrol kinerja rekan-rekannya,” ujar Sutarjo. Disinggung mengenai kondisi pada awal Ramadan kini, Sutarjo menyebut, sudah terjadi peningkatan aktivitas PGOT, namun tidak belum signifikan.

Sutarjo memprediksi aktivitas PGOT semakin tinggi pada pertengahan Bulan Puasa hingga menjelang Lebaran. Meski tidak menyebut secara detail jumlah PGOT yang telah ditangani hingga bulan keenam tahun ini, dia mengatakan, Satpol PP selalu siap melakukan operasi hingga pembinaan. Menurut Sutarjo, Satpol PP sudah bekerja sama dengan berbagai instasi untuk menangani PGOT.

“Kalau dapat orang gila, kami sudah manjalin kerja sama dengan Griya PMI Solo, Rumah Sakit Jiwa Solo, dan RSUD dr. Moewardi. Sedangkan, pengemis atau gelandangan yang masih bisa diajak komunikasi akan kami anterke mulih, baik rumahnya di Solo maupun di luar kota,” jelas Sutarjo.

Sutarjo menyampaikan selain PGOT, Satpol PP juga menawasi aktivitas di berbagai tempat hiburan selama Ramadan. Satpol PP, lanjut dia, akan bergerak melakukan patroli dan operasi di berbagai tempat hiburan bersama petugas dari berbagai instansi pemerintahan lain, seperti Dinas Kebudayaan dan pariwisata (Disbudpar) Solo.

“Kalau menangani gelandangan jangan dikira mudah hlo! Opperasi siang sangat sulit. Bukan kucing kucingan. Singan memang bisa liat orang berpakaian compang camping. Namun, jangan asal orang itu dinilai gelandangan. Bisa jadi dia sedang melakoni topo ngere. Mereka menuntut jika kami tangkap. Jadi kami akan banyak operasi malam hari. Jika ada orang tidur semanarangan, baru kami ambil,” jelas Sutarjo.

Petugas linmas yang berjaga di Jl. Pakubuwono, Triyanto, 32, mengatakan Jl. Pakubuwono sudah dijaga petugas linmas lebih ketat sejak akhir Mei 2015. Menurut dia, aktivitas PGOT sangat mungkin meningkat selama Ramadan. Selain PGOT, lanjut Triyanto, petugas linmas di Jl. Pakubuwono juga mengantisipasi kehadiran pedagang musiman yang membuka dasaran di city walk.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya