SOLOPOS.COM - Ilustrasi narapidana. (JIBI/Harianjogja.com/Dok.)

Masalah sosial ini terkait nasib 130 napi Soloraya yang bingung mencari pekerjaan menjelang pembebasan mereka.

Solopos.com, SOLO – Sebanyak 130 narapidana (napi) yang berstatus pembebasan bersyarat (PB), cuti bersyarat (CB), dan cuti menjelang bebas (CMB) di Soloraya kebingungan mencari pekerjaan.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Para napi yang menjadi binaan Balai Pemasyarakatan (Bapas) Kelas II Solo itu sebelum menjalani hukuman memang tidak memiliki pekerjaan tetap.

Kepala Sub Bimbingan Klien Dewasa Bapas Solo, Heri Pamungkas, mengatakan Bapas baru-baru ini melakukan pemetaan terhadap 870 napi di Soloraya yang mereka bina. Hasilnya, sekitar 15% atau 130 napi masih belum menentukan pilihan pekerjaan setelah mereka benar-benar bebas nanti.

Ekspedisi Mudik 2024

Mereka berasal dari lembaga pemasyarakatan (LP) dan rumah tahanan (rutan) di Soloraya yakni LP Sragen, LP Klaten, Rutan Solo, Rutan Boyolali, dan Rutan Wonogiri.

Selain itu, ada juga napi dari luar Soloraya seperti LP Nusakambangan dan LP Cipinang. Mereka dibina oleh Bapas Solo karena tempat tinggal mereka di wilayah Soloraya.

“Jadi dari awal mereka memang tidak memiliki pekerjaan, sehingga ketika keluar [penjara] mereka tidak punya arah yang jelas,” kata dia saat dihubungi Minggu (23/8/2015).

Menurut dia, kondisi tersebut dikhawatirkan akan membuat para napi kembali melakukan kejahatan. Mereka yang tidak punya pekerjaan rentan melakukan kejahatan.

Lebih lanjut Heri mengatakan untuk mengatasi masalah tersebut, Bapas Solo telah melakukan pembinaan kepada para napi dalam bentuk pelatihan. “Saat ini sedang berjalan pelatihan mengelas. Pelatihan ini digelar bertahap setiap tahap ada tiga sampai empat orang yang ikut,” kata dia.

Selain menggelar pelatihan mengelas, para napi tersebut akan dibekali ketrampilan mengasah batu akik. Menurut Heri, usaha mengasah batu akik saat ini sedang tren di masyarakat.

Kegiatan itu rencananya menggandeng pengrajin batu akik di Soloraya. “Setelah kami observasi di lapangan ternyata mengasah batu akik ini tidak terlalu sulit karena tidak membutuhkan ketrampilan khusus. Dan saya kira para napi ini cocok dengan pelatihan ini,” kata dia.

Pelatihan itu, kata Heri, diharapkan bisa mencegah para napi kembali melakukan kejahatan. “Dengan begitu status sosial mereka di masyarakat bisa berangsur pulih,” kata dia.

Sementara itu, Kepala Rutan Kelas I Solo, Andika Dwi Prasetya, menyatakan mendukung upaya yang dilakukan oleh Bapas.

“Saya kira orang yang baru keluar dari penjara itu butuh pembinaan. Terutama soal pekerjaan untuk menunjang ekonomi mereka,” kata dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya