SOLOPOS.COM - Sampah mengambang di salah satu sudut Rawa Pening yang masuk wilayah Dusun Kumpulrejo, Desa Kesongo, Kecamatan Tuntang, Kabupaten Semarang, Jateng. (Facebook.com-Handoyo Iqqu Setyo)

Masalah sampah tidak hanya terjadi di perkotaan

Harianjogja.com, SLEMAN- Masalah sampah tidak hanya terjadi di lokasi perkotaan tetapi juga di wilayah pegunungan dan lokasi-lokasi wisata. Kesadaran untuk membuang sampah pada tempatnya harus terus dilakukan.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Ketua Perkumpulan Yogyakarta Green and Clean (YGC) Istiadji Subekti mengatakan, momentum peringatan hari peduli sampah nasional dimanfaatkan oleh komunitas peduli sampah YGC di beberapa tempat di DIY. Kegiatan bersih-bersih sampah dimulai dari gunung, lembah, pemukiman kota hingga pantai.

Kegiatan bersih-bersih yang dilakukan di Kawasan Wisata Kaliurang tersebut melibatkan komunitas dan jejaring pengelola sampah mandiri di DIY.  “Warga sekitar, pelaku usaha maupun wisatawan yang berkunjung juga kami ajak untuk bersih-bersih,” katanya di Wisma Puas Kaliurang, Sabtu (25/2/2017).

Menurut Istiadi, edukasi dan sosialisasi pengelolaan sampah perlu terus dilakukan. Termasuk di kawasan wisata yang banyak dikunjungi wisatawan. Jika kawasan wisata kotor dan dipenuhi sampah, hal itu dapat berpengaruh terhadap jumlah kunjungan wisatawan.

“Kawasan wisata menjadi wajah suatu daerah. Kalau wisatawan melihat banyak sampahnya, itu bisa menjadi cerminan suatu wilayah,” jawabnya.

Selain resik-resik, YGC juga memberikan edukasi klinik ecobricks yakni praktik pengelolaan sampah plastik kering. Komunitas juga melakukan garuk sampah gunung bersama warga dengan cara memungut sampah di kawasan parkir Tlogo Putri maupun taman Kaliurang.

“Kami juga menggelar beragam kegiatan lainnya seperti lomba mewarnai/menggambar dengan tema Kaliurang Resik melibatkan anak-anak SD,” katanya.

Bupati Sleman Sri Purnomo menilai, kegiatan bersih-bersih di kawasan wisata Kaliurang merupakan langkah tepat. Sebabnya, salah satu permasalahan yang muncul di kawasan wisata adalah masalah sampah yang memerlukan pengelolaan yang baik. Apalagi kawasan wisata Kaliurang merupakan salah satu icon wisata di Sleman.

“Kami berharap, dengan harapan semakin menumbuhkan kesadaran dan pemahaman masyarakat dalam menjaga dan mengelola sampah di kawasan wisata Kaliurang sehingga memberikan kenyamanan bagi para wisatawan,” katanya.

Sri menyebut, total timbunan sampah di Sleman sebanyak 8.000 m3/hari. Dari jumlah tersebut sebanyak 60% merupakan sampah Plastik. Jika dikelola dengan baik, kata Sri,  sampah dapat memiliki nilai ekonomis bagi masyarakat.

“Makanya, Kegiatan edukasi dan sosialisasi diharapkan dapat semakin menjadi daya dukung untuk menyelesaikan masalah persampahan di Sleman,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya