SOLOPOS.COM - Ilustrasi sampah (Dok/JIBI/Solopos)

Solopos.com, SUKOHARJO — Bau tidak sedap dari sampah di Tempat Pembuangan Akhir Sampah (TPAS) Mojorejo, Kecamatan Bendosari, kian menyengat memasuki musim penghujan ini.

Kondisi tersebut mengancam kegiatan belajar mengajar (KBM) di Sekolah Dasar Negeri (SDN) 1 Mojorejo yang berada tidak jauh dari TPAS. Untuk menyiasati kondisi itu, Pemerintah Desa Mojorejo telah meminta supaya proses penataan sampah dilakukan siang hari, tepatnya setelah KBM di SDN 1 Mojorejo selesai.

Promosi Pegadaian Resmikan Masjid Al Hikmah Pekanbaru Wujud Kepedulian Tempat Ibadah

“Tujuannya supaya bau busuk akibat proses pengadukan (penataan) tidak mengganggu KBM. Bersyukur hal ini sudah berjalan,” ungkap Kepala Desa (Kades) Mojorejo, Sadiran, kepada Solopos.com, Senin (4/11/2013).

Dia menambahkan, ke depan perlu solusi permanen persoalan pengelolaan sampah di TPAS Mojorejo. Sehingga lingkungan TPAS Mojorejo lebih sehat, tidak menjadi tempat perkembangbiakan bibit penyakit. “Bila pengelolaannya semakin baik kan lebih bagus,” imbuhnya.

Terpisah, Kepala UPTD Kebersihan dan Persampahan Dinas Pekerjaan Umum (DPU) Solo, Sartono, mengatakan manajemen pengelolaan sampah di TPAS Mojorejo akan ditingkatkan. Langkah teknisnya dengan menerapkan standar pengelolaan sanitary landfill. Pendekatan tersebut diyakini bisa menjadi solusi permanen dalam meminimalisasi risiko atau dampak buruk sampah terhadap lingkungan. Pasalnya sanitary landfill yaitu pengelolaan sampah di cekungan atau kubangan raksasa yang tidak berdiri sendiri.

Untuk mewujudkan rencana tersebut menurut Sartono butuh waktu dan kucuran Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Sukoharjo. Salah satunya untuk pengadaan lahan tambahan TPAS Mojorejo. “Untuk menuju sanitary landfill perlu tambahan lahan,” katanya.
Di sisi lain, Sartono mengungkapkan, pengelolaan sampah di TPAS Mojorejo terkendala minimnya alat berat. Saat ini baru ada satu ekskavator dan satu buldoser di TPAS Mojorejo. Jumlah tersebut dinilai masih kurang lantaran buldoser sering rusak.

Menurut Sartono, pihaknya akan mengajukan pengadaan alat berat pada tahun 2014 atau 2015. Selama ini alat berat dioperasikan sekitar tujuh jam dalam sehari untuk menata sampah. Dalam satu jam dibutuhkan 25 liter solar untuk buldoser dan 30 liter solar untuk ekskavator.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya