SOLOPOS.COM - Dodi, warga Sempu, Wedomartani, Ngemplak, Sleman, menunjukkan air di kontrakannya yang tercemar sehingga berwarna kecoklatan, Jumat (6/3/2015). (JIBI/Harian Jogja/Rima Sekarani I.N.)

Masalah lingkungan tumpukan sampah ubah warna air sumur jadi kecoklatan.

Harianjogja.com, SLEMAN-Warga sekitar Tempat Pembuangan Sementara (TPS) liar di Sempu, Wedomartani, Ngemplak, Sleman mengeluhkan dampak lingkungan yang harus mereka tanggung akibat tinggal di dekat tumpukan sampah. Selain bau sampah yang menyengat, air sumur di radius sekitar 200 meter juga tercemar.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Sudah sejak tiga bulan lalu, air sumur di kontrakan yang ditinggali Dodi dan istrinya berwarna kecoklatan.

“Ini sekarang sudah berkurang coklatnya. Awalnya itu coklat pekat dan baunya kayak comberan. Sebelumnya malah air tetangga ada yang sampai hitam warnanya,” kata Dodi, warga Sempu, Jumat (6/3/2015).

Air minum isi ulang pun jadi andalan Dodi untuk memenuhi kebutuhan air bersih.

“Makan, minum, atau mandi pakai air isi ulang biar tidak sakit. Sehari paling tidak kami berdua habis satu galon. Air sumur buat buang air saja,” kata pria 57 tahun tersebut.

Dodi sudah dua tahun mengontrak di dekat TPS liar Sempu yang baru saja ditutup Badan Lingkungan Hidup (BLH) Kabupaten Sleman, Kamis (5/3/2015) kemarin. Biaya kontraknya memang cukup terjangkau, yaitu Rp3.000.000 per tahun. Namun, selain harus akrab dengan bau sampah, sekarang dia juga kesulitan air bersih.

“Dari pagi sampai sore memang banyak yang buang sampah,” ujarnya.

Wati, warga Banjeng, Maguwoharjo, Depok, Sleman mengaku sudah merasakan dampak pencemaran air lima tahun lalu.

“Warnanya coklat dan baunya kayak besi dan sampah. Saya lalu mengecek septic tank karena awalnya saya pikir karena itu,” kata Wati.

Menurut Wati, sudah lebih dari lima tahun TPS liar Sempu ada. Sementara wilayah tempat tinggalnya terletak di sebelah selatan gunungan sampah itu. Bau busuk sering kali tercium pada malam hari dan mengganggu pernapasan.

“Yang kena dampaknya malah sini duluan. Sumur saya sampai empat kali disuntik baru bisa jernih lagi airnya,” ungkapnya.

Kepala BLH Sleman, Purwanto mengatakan pihaknya telah menerjunkan tim untuk mengambil sampel air sumur di sekitar TPS liar Sempu.

“Hari ini [Jumat] baru kami ambil sampelnya, lalu nanti akan dilakukan uji laboratorium,” ucap Purwanto.

Paska ditutup, sebagian tumpukan sampah akan dievakuasi dan sisanya diuruk tanah. Purwanto pun berharap warga bisa turut aktif mengawasi agar tidak ada lagi orang yang membuang sampah di sana.

“Kalau airnya kotor dan berbau, jangan dikonsumsi karena berbahaya bagi kesehatan,” ujarnya kemudian.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya