SOLOPOS.COM - ilustrasi (mydepressiontest.com)

ilustrasi (mydepressiontest.com)

GUNUNGKIDUL—Kesulitan ekonomi rumah tangga diduga kuat sebagai penyebab gangguan kejiwaan yang diderita sejumlah warga di Kecamatan Tepus. Gagal meraih pekerjaan impian dan masalah asmara menjadi penyebab lainnya.

Promosi Berteman dengan Merapi yang Tak Pernah Berhenti Bergemuruh

Terapis tradisional kejiwaan, Cipto, 39, mengatakan dirinya pernah menangani sebanyak 14 warga Kecamatan Tepus yang mengalami gangguan kejiwaan. Tujuh di antaranya, ujar Cipto, pernah dipasung keluarganya.

“Ada yang pernah stres selama sembilan tahun, 11 tahun, satu tahun sampai tujuh tahun,” kata Cipto ketika ditemui Harian Jogja di rumahnya, Dusun Winangun, Desa Purwodadi, Kecamatan Tepus, Gunung Kidul, Selasa (7/2).

Warga yang menderita gangguan kejiwaan itu pernah mendapat terapi kejiwaan tradisional lalu dirujuk ke seorang psikiater di Kota Jogja. Para penderita, ujar Cipto, kerap mengamuk, merusak, melukai orang di sekitarnya sampai berbicara sendiri. Mereka mengaku kerap mendapat bisikan atau melihat bayangan.

Salah seorang warga Kecamatan Tepus, Supratman, 24, mengaku pernah mengalami gangguan kejiwaan selama bertahun-tahun. Penyebabnya, ujar Supratman, adalah persoalan pekerjaan. “Saya pernah melempar kaca televisi di rumah dengan bola golf,” katanya.

Sekarang Supratman mengaku kondisinya lebih baik setelah mengikuti terapi. Hal itu dibenarkan Cipto yang mengatakan Supratman telah dapat beraktivitas dan bersosialisasi dengan masyarakat seperti biasa. Pemasungan, ujar Cipto, bukan solusi yang tepat. “Lebih baik dibawa ke dokter atau puskesmas terdekat,” katanya. (HARIAN JOGJA/Yodie Hardiyan)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya