SOLOPOS.COM - Pondok Lansia, Kota Madiun. (Istimewa/Pemkot Madiun)

Solopos.com, MADIUN – Masa kepemimpinan Maidi sebagai Wali Kota Madiun bakal rampung pada 29 April 2024 besok. Berbagai pencapaian telah diraih oleh Pemkot Madiun selama dinahkodai oleh Maidi.

Tercatat ratusan penghargaan telah diraih oleh Pemkot Madiun selama kepemimpinan Maidi. Sebanyak 363 penghargaan itu terdiri dari penghargaan tingkat provinsi, nasional, hingga internasional.

Promosi Strategi Telkom Jaga Jaringan Demi Layanan Telekomunikasi Prima

Maidi mengatakan sebagai seorang pemimpin harus tahu perasaan yang dipimpin. Untuk itu, dirinya jarang sekali berada di kantor, melainkan setiap hari turun ke lapangan untuk mengecek kondisi masyarakat dan lingkungan.

“Saya setiap hari keliling ke mana-mana. Target seorang pemimpin [daerah] secara nasional iti stunting turun, kemiskinan turun, pendapatan naik. Kita IPM [Indeks Pembangunan Manusia] naik. Kondisi kota yang belum memenuhi standar ke sana, itu yang kita lakukan,”

Kata Maidi dalam acara Webinar Refleksi Kepemimpinan Wali Kota Madiun yang diselenggarakan Solopos Media Group, Sabtu (27/4/2024).

Dia bercerita selama memimpin Kota Madiun, setiap bulan tidur di rumah terjelek yang ditinggali warga. Hal ini dilakukan dengan tujan untuk mengetahui pola hidup warga miskin. Selain itu, dia juga rutin untuk menyisir warga lanjut usia yang sudah tidak produktif.

Dari hasil kunjungan-kunjungan di lapangan tersebut, kata Maidi, itu menjadi landasan bagi pemkot dalam menentukan suatu kebijakan.

refleksi wali kota madiun
Webinar Refleksi Kepemimpinan Wali Kota Madiun yang diselenggarakan Solopos Media Group dengan narasumber Wali Kota Madiun, Maidi; Guru Besar Universitas PGRI Madiun, Prof. Parji; Lurah Klegen, Endro Suwandi; dan Ketua Paguyuban Bumi Semendung Madiun, Sugiharti, dan dipandu oleh Redaktur Pelaksana Solopos, Syifaul Arifin, Sabtu (27/4/2024). (Abdul Jalil/Solopos.com)

“Saya harus tahu secara langsung. Kemudian saya ambil kebijakan. Kebijakan yang saya ambil tidak boleh salah. Sehingga kebijakan-kebijakan itu pas. Jadi tidak ngawur, kita lakukan pengecekan di lapangan,” ujarnya.

Saat melihat warga yang tidak punya rumah dan tinggal di rumah tidak layak huni, maka pemkot hadir dengan menyediakan rumah susun sederhana sewa (rusunawa) atau membangun (RTLH) supaya menjadi layak huni. Saat ini Kota Madiun telah memiliki tiga gedung rusunawa yang telah dihuni masyarakat.

Cara kerja tersebut juga diberlakukan untuk seluruh pejabat di Kota Madiun. Dia mencontohkan, ketika ada lampu padam yang dilaporkan masyarakat pada malam hari, saat itu juga harus ditangani. Petugas terkait harus segera menanganinya pada saat laporan itu dibuat.

“Selisih 10 menit dari laporan harus sudah menyala lampunya. Begitu juga misal Dukcapi, ada oang yang meninggal hari Minggu atau Sabtu, ga mengenal hari libur, hari itu juga administrasi kependudukan harus diubah. Itu di Madiun. Semua OPD boleh tidak di dalam kantor, tapi di lapangan sesuai dengan tugasnya,” jelas Maidi.

Berbagai program tersebut dilakukan dengan tujuan untuk memberikan pelayanan terbaik kepada masyarakat dan menurunkan angka kemiskinan. Langkah-langkah tersebut cukup sukses untuk mengurangi angka kemiskinan. Menurut data Badan Pusat statistis (BPS), angka kemiskinan di Kota Madiun pada 30 November 2023 tercatat 4,74 persen. angka ini turun dibandingkan tahun sebelumnya yang tercatat 4,76 persen.

Untuk mengentaskan angka kemiskinan, kata Maidi, pemkot menyekolahkan hingga menguliahkan anak-anak dari keluarga tidak mampu. Harapannya ke depan saat mereka sudah bisa lulus dan bekerja bisa membantu perekonomian keluarganya.

Dia  menuturkan hingga saat ini sudah ada 1.250 orang yang mendapatkan beasiswa kuliah dari pemkot. Dari jumlah itu yang telah lulus sebanyak 250 orang.

“Jadi setelah saya kuliahkan, dia lulus bisa ikut PPPK. Setelah ikut PPPK dan lulus, gajinya antara Rp3 juta sampai Rp5 juta per bulan. Dia bisa menghidupi adiknya. Bisa membiayai keluarganya. Yang seharusnya dia generasi miskin, ga bisa kuliah. Akhirnya bisa mengentaskan kemiskinan keluarganya. Ini salah satu cara untuk meningkatkan SDM di Madiun,” jelas dia.

Maidi menyadari kotanya yang minim sumber daya alam, tentu harus memperbaiki kualitas SDM. Kalau masyarakat tidak memiliki skiil, tentu akan kesulitan saat hidup di kota.

Lebig lanjut, Pemkot Madiun juga mempunyai skema untuk melindungi warganya supaya tidak jatuh miskin. Salah satunya dengan mengikutkan warga kurang mampu dalam program Jaminan Kecelakaan Kerja dan Jaminan Kematian (Pro JKK-JKM). Hingga saat ini total kepesertaan program ini sebanyak 14.087 orang.

Maidi menjelaskan program ini melindungia keluarga supaya tidak jatuh dalam lobang kemiskinan saat tulang punggung keluarganya meninggal dunia atau mengalami kecelakaan kerja. Ketika ada seorang tulang punggung keluarga mengalami kecelakaan kerja, maka istrinya yang menjadi ahli waris akan mendapatkan santunan senilai Rp127 juta. Selain itu kedua anaknya juga bisa mendapatkan biaya pendidikan senilai Rp144 juta.

“Artinya, orang miskin meninggal tulang punggungnya, tidak meninggalkan kemiskinan tetapi meninggalkan kesejahteraan. Yang ditinggal mendapatkan santunan,” jelas dia.

Maidi menjelaskan pemkot tidak hanya memperhatikan masyarakat usia produktif, tetapi juga memperhatikan warga lansia. Bagi warga lansia yang tidak bisa melakukan aktivitas atau ngebrok akan dirawat di Pondok Lansia yang ada di Kelurahan Klegen.

Lurah Klegen, Endro Suwandi, mengatakan pembangunan di Kota Madiun cukup mengalami perkembangan pesat di bawah kepemimpinan Maidi. Sebagai lurah, dirinya tidak hanya duduk di meja kantor saja, tetapi juga harus menjemput bola terkait permasalahan di masyarakat. Tiga masalah yang biasanya dikeluhkan masyarakat, yakni infrstruktur, sosial, dan ekonomi.

“Seperti penerangan jalan, dulu kan hanya di jalan utama saja. Sekarang di jalan gang itu sudah terang. Wali kota juga menyuruh lurah supaya mencari gang yang belum ada penerangan,” ujar dia.

Sementara itu, Guru Besar Universitas PGRI Madiun, Prof. Parji, menyampaikan beberapa program yang digagas Pemkot Madiun memang sangat pro terhadap pendidikan masyarakat. Ada banyak beasiswa yang disediakan pemkot kepada warga. Selain itu , pemkot juga memberikan ribuan laptop gratis kepada siswa di tingkat SD dan SMP.

Parji menuturkan saat ini Indeks Pembangunan Manusia di Kota Madiun mencaai 83,71. Angka ini meningkat cukup signifikan, padahal pada 2020 angka IPM hanya 81,93.



“Kota Madiun berada di bawah Kota Surabaya dan Kota Malang. Ini membuktikan bahwa pembangunan manusia di Kota Madiun cukup bagus,” kata dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya