SOLOPOS.COM - Ilustrasi cuaca ekstrem berupa hujan disertai angin dan petir. (Freepik.com)

Solopos.com, SUKOHARJO – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sukoharjo mengimbau masyarakat mewaspadai cuaca ekstrem saat pergantian musim atau pancaroba dari penghujan ke kemarau. Hal itu mengacu informasi dari Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) yang mengungkapkan awal musim kemarau 2022 di sebagian besar daerah diprakirakan mundur dari prakiraan.

“Yang jelas kami memprediksi kemarau kan Mei, agak mundur atau baru ke pancarobanya [sekarang ini] mau pergantian ke musim kemarau. Tahun kemarin kan untuk Mei saja sudah mulai kemarau, mungkin ini sudah masuk kemarau basah atau bisa jadi mundur ke Juli karena biasanya pancaroba sekitar satu bulan,” sebut Kepala Pelaksana Harian (Kalakhar) BPBD Sukoharjo, Sri Maryanto, saat ditemui Solopos.com di kantornya, Selasa (14/6/2022).

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Dia menguraikan ketika masa pancaroba dimungkinkan akan ada cuaca ekstrem yakni terjadi hujan deras disertai petir dan angin kencang. Oleh karena itu, dia mengimbau kepada masyarakat untuk selalu waspada di wilayah masing-masing.

Di sisi lain, dia mengatakan, ada satu keuntungan mundurnya awal musim kemarau bagi warga yang tinggal di wilayah rawan kekeringan. Pada bulan Mei-Juni biasanya pihaknya telah melakukan dropping air, di beberapa lokasi yang terdampak kekeringan. Namun hingga kini, pihaknya belum dilaksanakan mitigasi bencana tersebut.

“Mungkin pasokan air masih banyak stoknya. Biasanya puncak musim kemarau di bulan Agustus-September. Kami lakukan upaya mitigasi ancaman kekeringan terutama di tiga kecamatan Bulu, Tawangsari, Weru. Paling banyak Weru, kalau Bulu sekitar tiga desa, Tawangsari dua desa. Upaya sosialisasi dan mitigasi bencana seperti pengurangan penggunaan air dan jangka panjang seperti penghijauan sudah dilaksanakan,” jelasnya.

Baca juga: Indonesia Dilanda Cuaca Panas, Ini Tips Jaga Stamina di Suhu Ekstrem

Selain itu untuk menghadapi musim kemarau, masyarakat yang memiliki wilayah yang terdapat hutan, seperti di Sukoharjo bagian selatan, Bulu, dan Tawangsari diharapkan melakukan mitigasi bencana sejak dini.

“Memasuki musim kemarau masyarakat juga harus hemat air. Karena kemungkinan pasokan air pada musim kemarau berkurang. Masyarakat yang jelas jangan membakar sampah atau membuang sampah di sungai sembarangan,” katanya.

cuaca ekstrem sukoharjo
Kepala Pelaksana Harian (Kalakhar) BPBD Sukoharjo, Sri Maryanto, saat diwawancarai, Selasa (14/6/2022). (Solopos-Magdalena Naviriana Putri)

Dia menguraikan ketiga hujan mengguyur di awal musim bisa mengakibatkan sumbatan dan adanya genangan yang mengakibatkan banjir. Masyarakat juga diimbau untuk tidak membuang putung rokok sembarangan, baik di permukiman, di hutan maupun lahan karena akan berpotensi kebakaran.

Baca juga: Bukan Tanaman, Ternyata Ini Asal Nama Candi Sirih di Weru Sukoharjo

Diberitakan, seorang warga Dusun Brahu, Desa Celep, Kecamatan Nguter, Sukoharjo, Jawa Tengah, Yono, 65, meninggal dunia akibat tersambar petir di areal persawahan, Senin (13/6/2022) sekitar pukul 12.00 WIB. Yono tersambar petir di bagian tubuhnya saat mengolah sawah pada siang hari.

Sebelumnya, awan hitam menggumpal di wilayah Sukoharjo pada siang hari. Saat kejadian, Yono bersama warga desa lainnya, Jiyem, tengah bekerja mengolah sawah. Tiba-tiba, muncul kilat yang disertai petir yang menyambar tubuh Yono. Seketika, Yono jatuh di tengah sawah sesaat setelah tersambar petir.

Polisi bersama petugas medis dari Puskesmas Nguter mendatangi lokasi kejadian. “Petugas medis langsung memeriksa tubuh Yono. Dinyatakan meninggal dunia akibat tersambar petir,” kata Kapolsek Nguter, AKP Maryana, mewakili Kapolres Sukoharjo, AKBP Wahyu Nugroho Setyawan, Senin.

Baca juga: Innalillahi, Warga Brahu Sukoharjo Meninggal Tersambar Petir

Kapolsek mengimbau agar masyarakat lebih berhati-hati saat turun hujan disertai petir. Masyarakat yang berada di lahan pertanian harus segera mencari lokasi yang aman untuk berlindung.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya