SOLOPOS.COM - Masyarakat Desa Gading, Playen saat melaksanakan salat Istisqo untuk meminta hujan di Lapangan Gading, Minggu (10/1/2016). (David Kurniawan/JIBI/Harian Jogja)

Masa pancaroba di Gunungkidul, warga diminta waspada sejumlah penyakit

Harianjogja.com, GUNUNGKIDUL —Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Gunungkidul menghimbau masyarakat untuk tetap waspada terhadap ancaman sejumlah penyakit yang kerap muncul pada saat mendekati musim Pancaroba saat ini.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Beberapa penyakit yang kerap menjangkit masyarakat seperti Demam Berdarah Dengue, Infeksi Saluran Kencing (ISK) dan Leptospirosis.

Kepala Bidang Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Dinkes Gunungkidul, Sumitro mengatakan Di Gunungkidul, cuaca masih terus tak menentu. Musim kemarau basah masih terus berlangsung sehingga dapat berpengaruh terhadap kesehatan masyarakat.

DBD masih menjadi ancaman tertinggi di Gunungkidul. Angka kasus penyakit DBD terus bertambah di Gunungkidul, hingga Agustus 2016 telah tercatat sebanyak 725 kasus.

“Ini sangat berhubungan dengan kondisi cuaca saat ini, hujan masih terus datang sehingga berpotensi muncul berbagai wabah penyakit,” kata dia saat dijumpai Harianjogja.com di ruangannya, Jumat (19/8/2016).

Sumitro melanjutkan, selain DBD yang kerap datang saat penghujan, penyakit ISK pun perlu menjadi perhatian masyarakat terkait pencegahannya di saat kemarau melanda. Masyarakat diimbau untuk menjaga asupan cairan agar terhindar dari ISK. Terlebih, di Gunungkidul mayoritas masyarakat masih mengonsumsi air lokal, padahal kandungan kapur pada air masih cukup tinggi.

Sementara itu, penyakit Leptospirosis pun mulai muncul di Gunungkidul. Beberapa gejalanya yakni demam tinggi, linu terutama di bagian betis, serta mata menjadi merah. Jika seseorang telah terinfeksi penyakit yang ditularkan oleh tikus sawah tersebut maka dapat terserang gagal ginjal akut, liver, hingga menyebabkan kematian. Meskipun bukan menjadi wilayah endemis, namun masyarakat Gunungkidul mesti mewaspadainya.

Menurut Sumitro, terdapat beberapa upaya yang dapat dilakukan masyarakat untuk mencegah terjangkitnya penyakit-penyakit tersebut. Diantaranya menjaga pola hidup bersih dan tetap menjaga daya tahan tubuh.

Pola hidup bersih, yakni tetap giat dan rajin dalam melakukan pemberantasan sarang nyamuk (PSN) terutama di lingkungan rumah. Saat ini jentik nyamuk hidup di tempat-tempat yang justru tak terjangkau dan luput dari perhatian masyarakat. Tak hanya cukup dengan menguras bak mandi, namun juga perlu membersihkan tempat-tempat kaleng dan botol minuman bekas.

Pencegahan juga dapat dilakukan dengan meningkatkan daya tahan tubuh. Menurutnya, semua orang berpotensi untuk terserang penyakit. Namun jika daya tahan tubuh kuat maka penyakit akan sulit untuk masuk ke dalam tubuh manusia.

“Meningkatkan daya tahan tubuh antara lain dengan menjaga pola konsumsi makanan yang sehat dan bergizi,” pungkasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya