SOLOPOS.COM - Sejumlah siswa yang menjadi korban gempa bumi menanti tim medis saat diselenggarakan pelatihan dan simulasi penanganan korban gempa bumi yang digelar oleh Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DIY di SLB Negeri 2 Jogja, Selasa (24/12/2013). Simulasi itu juga menekankan pada kemampuan para guru untuk memberikan pertolongan pertama sebelum tim medis datang dan pengurangan resiko bencana dikarekanan mereka mengajar untuk siswa SLB C yang menyandang tunagrahita dengan keterbelakangan mental. (JIBI/Harian Jogja/Desi Suryanto)

Masa orientasi siswa di SMAN 1 Wonosari diisi dengan latihan tanggap bencana

Harianjogja.com, GUNUNGKIDUL— Memasuki hari ketiga Pengenalan Lingkungan Sekolah, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD)Gunungkidul memberikan pelatihan tanggap bencana kepada siswa baru di SMA N 1 Wonosari. Giat tersebut ditujukan untuk mengajak siswa supaya sigap ketika terjadi bencana di lingkungan sekolah.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Sumarno, Seksi Pencegahan dan Kesiapsiagaan BPBD Gunungkidul mengatakan bahwa pemberian pelatihan tersebut dilatarbelakangi bahwa Gunungkidul merupakan salah satu wilayah yang berpotensi sebagai daerah rawan bencana diantaranya tsunami, angin kencang, dan gempa bumi.

“Hari ini kami sampiakan materi secara umum, lalu disimulasikan dengan penyelamatan saat terjadi bencana gempa bumi,” kata dia, usai pelaksanaan simulasi di aula SMA N 1 Wonosari, Rabu (20/7/2016).

Penyampaian materi dilakukan dengan memberikan pengetahuan kepada siswa terkait bagaimana cara penyelamatan diri serta penyelamatan korban pada saat terjadi bencana.

Setelah penyampaian materi didalam ruangan, bencana gempa bumi disimulasikan oleh para siswa dengan menyelamatkan diri ke daerah yang terbuka, yakni halaman sekolah SMA N 1 Wonosari dengan tujuan untuk menghindari reruntuhan bangunan.

Sementara itu, Ketua pelaksana PLS SMA N 1 Wonosari, Yerimias mengatakan bahwa giat PLS yang diberikan kepada 216 siswa baru di SMA N 1 Wonosari tersebut bertujuan untuk memberikan edukasi terhadap peserta didik baru terkait dengan penanggulangan bencana.

“Anak-anak harus bisa bagaimana menghadapi bencana apabila terjadi di sekolah,” kata dia.

Simulasi bencana yang dilakukan tersebut merupakan respon pihak sekolah terkait dengan penyelenggaraan PLS yang harus jauh dari tindakan perpeloncoan. Diharapkan dengan penyampaian materi serta simulasi tersebut dapat memberikan pemahaman kepada peserta didik baru tentang bencana alam.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya