SOLOPOS.COM - Suasana Masa Orientasi Siswa (MOS) di Sekolah Menengah Atas Negeri (SMA N) 2 Playen, Gunungkidul, Senin (27/7/2015). (Harian Jogja-Uli Febriarni)

Masa orientasi siswa di sekolah Kulonprogo harus edukatif dan menyenangkan

Harianjogja.com, KULONPROGO- Dinas Pendidikan (Dindik) Kabupaten Kulonprogo belum menerima keluhan dan laporan terkait adanya penyimpangan pada pelaksanaan masa orientasi siswa (MOS) hari pertama, Senin (27/7/2015).

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Sekolah diharapkan menyelenggarakan kegiatan tersebut tanpa diwarnai tindak kekerasan, penganiayaan, dan pelecehan.

Kepala Dindik Kulonprogo, Sumarsana mengatakan telah menyampaikan imbauan terkait MOS kepada pada kepala SMP, SMA, dan SMK, Jumat (24/7/2015).

Sekolah diingatkan agar MOS yang berjalan selama tiga hari dikemas dengan konsep yang menyenangkan dan edukatif. Panitia tidak diperkenankan memberikan penugasan yang menyulitkan peserta didik baru.

Pemakaian aksesoris tertentu seperti pita rambut warna-warni pun tidak disarankan. “Tahun kemarin masih ada yang kasih tugas membawa cabai yang panjangnya sekian atau mencari koran yang terbit tanggal sekian. Tahun ini jangan,” papar Sumarsana saat dihubungi Harian Jogja, Senin sore.

Sumarsana lalu mengungkapkan, kepanitiaan MOS menjadi tugas guru, bukan anggota OSIS. Siswa hanya diminta membantu seperlunya. Pelaksanaan MOS juga dibatasi sejak pukul 07.00-13.00 WIB.

“Apapun kegiatannya, tidak boleh dimulai kurang dari pukul 07.00 WIB atau sampai sore,” ujarnya.

Sumarsana menambahkan, pihaknya telah meminta setiap panitia melaporkan susunan agenda MOS. “Sampai sore ini belum ada laporan dugaan penyimpangan dari tim pengawas. Namun jika nanti sampai ada, langkah pertama kami adalah memberikan sanksi teguran,” tegas Sumarsana.

Kepala Sekolah SMK Negeri 1 Pengasih, Tri Subandi mengaku telah menerima imbauan dari Dindik Kulonprogo mengenai rambu-rambu pelaksanaan MOS. MOS harus dibuat menyenangkan tanpa ada intimidasi maupun kekerasan. Kegiatan fisik seperti latihan berbaris juga tidak diperbolehkan. “Bolehnya nanti kalau memang ikut ekstrakurikuler,” ungkap Tri.

Tri lalu memaparkan, MOS SMK Negeri 1 Pengasih cenderung difokuskan untuk penyampaian materi seputar pergaulan remaja, narkoba, dan motivasi belajar. “Siswa [pengurus OSIS] bisa memandu menyosialisasikan jadwal kegiatan dan pengenalan lingkungan sekolah,” katanya kemudian.

Menurut Tri, sudah tidak jamannya lagi MOS dibuat dengan konsep yang menyusahkan peserta didik baru. Mereka tetap diminta masuk sekolah pukul 07.10 WIB seperti siswa XI dan XII. Penugasan barang bawaan untuk keperluan bakti sosial juga dirangcang agar tidak memberatkan peserta didik maupun orang tua. “Pokoknya ini beda tahun lalu. Jangan aneh-aneh lah,” ucapnya.

Sementara itu, Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kulonprogo, Akhid Nuryati sepakat jika kegiatan dan penugasan saat MOS harus edukatif dan disesuaikan dengan kemampuan peserta didik baru. Jangan sampai masih ada pemikiran bahwa MOS adalah ajang balas dendam kakak kelas. “Saya sudah sampaikan ke komisi IV untuk memantau MOS tapi belum ada laporan,” tutur Akhid.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya