SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Solopos.com, BOYOLALI — Jajaran Komisi IV DPRD Boyolali melarang sekolah-sekolah membiarkan perpeloncoan dalam pelaksanaan masa orientasi siswa (MOS). Hal itu untuk menghindari aksi kekerasan terhadap siswa baru di sekolah.

Hal itu ditegaskan anggota Komisi IV DPRD Boyolali, Agus Ali Rosyidi, Sabtu (12/7/2014). “Sebagaimana diketahui, tahun ajaran baru 2014/2015 dimulai Senin (14/7/2014). Kegiatan MOS saat siswa kali pertama masuk sekolah biasanya diadakan selama tiga hari di masing-masing sekolah baik SMP ataupun SMA dan sederajat. Nah, dalam masa itu, diharapkan tidak ada aksi perpeloncoan terhadap siswa baru,” tegas Ali, sapaan akrabnya, melalui sambungan telepon.

Promosi Pegadaian Resmikan Masjid Al Hikmah Pekanbaru Wujud Kepedulian Tempat Ibadah

Ali berharap MOS bisa diisi dengan kegiatan yang bermanfaat seperti wiyata sekolah, pengenalan ekstrakurikuler serta kegiatan lain yang dilandasi prinsip pengembangan pendidikan karakter. Kegiatan MOS diharapkan bisa menumbuhkan rasa tanggung jawab, disiplin, mandiri, dan beretika pada para siswa.

“Kegiatan MOS seharusnya bisa menumbuhkan dan melatih kemandirian siswa. Kalau siswa disuruh membawa barang-barang tertentu selama MOS masih bisa ditoleransi, dengan cacatan barang itu wajar dan tidak memberatkan, bukan ajang perpeloncoan,” tambahnya.

Ditambahkan dia, pihaknya juga tidak menginginkan terjadi aksi kekerasan hanya karena balas dendam kakak kelas terhadap siswa baru. Jika sampai ditemukan adanya MOS dengan model perpeloncoan, maka menurutnya, harus ada pertanggungjawaban dari pihak sekolah dan panitia.

“Kita berkaca dari kasus yang pernah terjadi di beberapa sekolah, contohnya di Jakarta. Jika sampai terjadi aksi kekerasan seperti itu, maka pihak sekolah selaku pengawas dan juga panitia MOS yang harus bertanggung jawab,” tegasnya lagi.

Dihubungi terpisah, Sekretaris Dinas Pendidikan, Pemuda, dan Olahraga (Disdikpora) Boyolali, Darmanto, mengatakan terkait pelaksanaan MOS selama sekitar tiga hari tersebut, dinas juga telah menyampaikan imbauan kepada para kepala sekolah melalui rapat koordinasi (rakor) belum lama ini.

“Pada prinsipnya kami tekankan agar kegiatan MOS mengarah ke hal-hal yang positif, terlebih karena saat ini juga dalam masa Ramadan. Sehingga diharapkan kegiatan selama MOS tersebut dapat disesuaikan dengan bulan Puasa ini ke arah pembangunan mental dan spiritual serta budi pekerti pada siswa, bukan dalam bentuk perpeloncoan,” ungkap Darmanto.

Kepada pihak sekolah, lanjut dia, juga telah disampaikan jika selama MOS tersebut sampai terjadi perpeloncoan yang mengarah pada aksi kekerasan terhadap siswa, maka pihak sekolah dan panitia yang bertanggung jawab. “Tentunya sanksi juga berlaku,” tandasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya