SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Solopos.com, JAKARTA — Cawapres nomor urut 01 Ma’ruf Amin tampil paling beda jika dibandingkan dengan pasangan Joko Widodo maupun pesaingnya, Prabowo Subianto dan Sandiaga Uno. Tampil sebagai calon wakil presiden, Ma’ruf berbicara dengan pendekatan keagamaan dalam menjawab isu-isu dalam debat.

Hal itu ditunjukkannya saat menanggapi masalah penyandang disabilitas dan diskriminasi yang kerap terjadi. Jika Jokowi berbicara tentang apa yang dilakukan pemerintah untuk membangun infrastruktur untuk penyandang disabilitas, atau Prabowo-Sandiaga yang bercerita tentang seorang penyandang disabilitas yang mandiri, Ma’ruf berkata dari sudut pandang lain.

Promosi Siasat BRI Hadapi Ketidakpastian Ekonomi dan Geopolitik Global

“Ini penting untuk membudayakan masyarakat agar memberikan penghargaan kepada penyandang disabilitas. Nabi saja pernah ditegur Allah…” kata Ma’ruf Amin menyambung pernyataan Jokowi. Sayang, pernyataan Ma’ruf tidak berlanjut karena moderator Ira Koesno menyatakan waktu telah habis.

Ma’ruf Amin memang tak terlalu banyak berbicara dalam debat Pilpres 2019 edisi pertama ini. Dia banyak mengatakan “cukup” dan jawaban lebih banyak diberikan oleh Jokowi. Perannya berbicara dalam debat sebagai cawapres bahkan kalah panjang dibandingkan Sandiaga Uno yang beberapa kali mendapatkan kesempatan menjawab.

Ma’ruf baru berbicara cukup panjang saat menjawab pertanyaan soal pemberantasan terorisme tanpa persepsi pelanggaran HAM. Di situ Ma’ruf menunjukkan kapasitasnya sebagai tokoh agama.

“Terorisme merupakan kejahatan, karena itu terorisme harus diberantas ke akar-akarnya. MUI berfatwa bahwa terorisme bukan jihad, oleh karena itu haram dilakukan,” kata Ma’ruf.

“Bahkan terorisme dianggap sebagai kerusakan. Dalam Alquran, bahwa barang siapa melakkan kerusakan harus dihukum dengan berat. Oleh karena itu upaya menanggungi terorisme dengan 2 cara, pencegahan dan penindakan. Ke depan kami utamakan pencegahan dengan menghilangkan, menekan paham radikal dan intoleran, deradikalisasi untuk mengembalikan yang sudah terpapar. Kami akan melakukan pendekatan humanis dan manusiawi tanpa melanggar HAM. Untuk itu dalam menanggulangi terorisme, kami akan mengajak ormas khususnya keagamaan,” jelas Ma’ruf dalam jawaban berdurasi 1 menit penuh itu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya