SOLOPOS.COM - Martabak kari 'Naknian' (foto: Hen/SPFM)

Martabak kari ‘Naknian’ (foto: Hen/SPFM)

[SPFM], Siapa tidak kenal martabak? Ya makanan ini telah menyebar kehampir seluruh dunia. Bahkan, setiap negara memiliki ciri khas sendiri dalam penyajian martabak tersebut. Penikmat martabak di Solo sangat lah banyak, maka tak heran penjual martabak pun mudah ditemui di sudut-sudut kota Solo ini.  Di Indonesia sendiri ada beberapa jenis martabak yaitu martabak telor dan martabak manis. Salah satu penjual martabak di Solo adalah Rumah Martabak Naknian. Martabak yang dijual di warung tersebut adalah, khas Palembang.  Pemilik Rumah Martabak Naknian Ita Akyuna Nightisabha mengatakan, Martabak Palembang ini, berbeda dengan martabak yang dijual pada umumnya di Solo. Ita menambahkan, salah satu yang paling membedakan adalah cara makannya, jika martabak di yang dijual biasanya itu, makan menggunakan nasi, untuk martabak khas Palembang tidak perlu nasi, namun dengan menggunakan kuah kari. Selain itu, jika martabak yang dijual pada umumnya adalah isi sayuran dan daging sapi, maka martabak khas Palembang ini isinya sangat berbeda, yaitu  telur bebek yang dipecah utuh, dan ditutup dengan kulit martabak. Kemudian yang membedakan lainnya adalah kuah kari itu. Kuah kari yang digunakan sebagai teman makan martabak tersebut cukup kental, dari kari yang biasanya dimakan oleh orang Solo.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Lakukan survei dahulu

Ekspedisi Mudik 2024

Sebelum membuka usaha berjualan Martabak khas Palembang ini, Ita terlebih dahulu melakukan survei di Solo. Apakah ada warung penjual martabak khas Palembang tersebut. Setelah Ita yakin, bahwa belum ada warung yang membuka martabak khas Palembang,  maka satu bulan yang lalu, dirinya berani membuka usaha tersebut. Bahkan, Ita pun langsung mendatangkan koki yang sudah ahli dalam membuat martabak dan kuah kari selama 10 tahun, untuk bekerja ditempatnya. Tentu saja, dalam pembuatan martabak tersebut, Ita membuat beberapa modifikasi, agar dapat diterima dengan lidah orang Solo. Diantaranya adalah, pembuatan kulit martabak itu sendiri. Menurut Ita, kulit martabak yang asli adalah tidak rasanya atau hambar, untuk menyesuaikan dengan lidah Solo maka kulit itu dibuat dengan rasa sedikit gurih dan asin. Kemudian untuk kuah karinya rasanya sama dengan yang ada di Palembang. Namun ada untuk isi dagingnya menggunakan daging sapi, bukan daging kambing yang biasa digunakan untuk membuat kari tersebut., Kemudian untuk menjaga rasa dari kari itu, Ita pun mendatangkan langsung bumbunya dari Palembang. Sedangkan untuk menjaga kualitas makanan tersebut, Ita selalu melakukan kontrol secara berkala. Selain itu, Ita juga meminta saran dan masukan dari pelanggan yang membeli martabak ditempatnya.

Tawarkan konsep dine-in

Meskipun baru membuka usaha sekitar 1 bulan yang lalu, Ita menuturkan, sudah banyak pelanggan yang mulai berdatangan untuk membeli ditempatnya. Bahkan, ada sejumlah pelanggan datang 3 kali dalam satu pekan. Dengan harga jual mulai 20 ribuan untuk martabak khas Palembang, Ita optmisitis mampu bersaing dengan martabak lain di kota surga kuliner ini. Ita menyebutkan, sebab harga martabak ditempatnya cukup terjangkau oleh semua lapisan masyarakat.  Dalam satu hari, Ita mampu menjual 30 hingga 50 martabak kari. Tentu kita dapat membayangkan berapa keuntungan yang didapat. Ita mengungkapkan, dalam berjualan martabak tersebut, dirinya membuat konsep seperti warung. Hal itu dikarenakan Ita ingin memberikan sensasi baru makan martabak ditempat atau dine-in, bukan dibawa pulang. Menurut Ita, memakan martabak lebih enak lansung dimakan setelah matang, atau dalam istilah kulinernya adalah Fresh from The Oven.

Selain berjualan martabak telur yang dimakan dengan kuah kari itu, Ita juga menjual martabak manis dan makanan Prata serta Roti Cane. Ita menjelaskan, untuk Prata makananya juga menggunakan kuah kari yang sama dengan martabak palembang tersebut. Kemudian, untuk roti cane, toping yang digunakan adalah cokelat,keju dan lainnya. Kedepannya, Ita berkeinginan untuk membuat warung makan tersebut, sebagai tempat makan khusus martabak. Ita mengungkapkan, dirinya berkeinginan untuk dapat menjual juga martabak khas bangka, dan martabak khas dari daerah lainnya. Sementara itu, Ita juga berkeinginan untuk menjual makanan lainnya, yang sudah mulai langka.,

Rumah Martabak Naknian: Jalan Kebangkitan Nasional nomor 45B. [SPFM/hen]

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya