SOLOPOS.COM - Vany Normeisita, Vina Normeiluawati dari SMK Negeri 1 Giritontro, Wonogiri. (Istimewa-dokumen pribadi)

Dikutip dari laman CNN Indonesia, negara kita tercatat sebagai penyumbang 40% dari total ekonomi internet di Asia Tenggara yang mencapai US$100 Miliar. Hal ini didorong oleh perdagangan elektronik yang melaju semakin pesat secara signifikan.

Di era 4.0 yang serba digital ini kita mengenal e-commerce atau perdagangan elektronik. E-commerce menjadi tren gaya hidup baru masyarakat millenial yang saat ini cenderung lebih sering berinteraksi dengan gadget/ponsel. Hanya melalui perangkat ponsel saja, setiap orang sudah bisa memasarkan produknya. Tentu hal ini memberikan kemudahan akses bagi produsen untuk menjual produknya maupun konsumen dalam membeli barang. E-commerce atau perdagangan elektronik dianggap memberikan kepuasan bagi penjual maupun pembeli.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Dengan bermodalkan ponsel dan internet, pelaku e-commerce bisa mencakup jaringan dan relasi lebih luas. Informasi dunia ekonomi yang diperoleh juga lebih tepat dan akurat. Sebelumnya, kita tahu bahwa masyarakat dalam menjual dan membeli suatu barang atau jasa, mengharuskan mereka datang secara langsung ke pasar maupun toko.

Di masa pandemi seperti sekarang, pemerintah menegaskan kepada masyarakat untuk menghindari kerumunan dan menjaga jarak dalam rangka memutus rantai penyebaran virus Covid-19. Pasar menjadi salah satu penyebab kerumunan yang paling banyak di masyarakat sehingga harus ditutup. Namun, era teknologi yang terus berkembang menghadirkan cara baru berniaga dengan berbagai kelebihannya yang memungkinkan aktivitas jual beli bisa terus beroperasi.

Pasar digital menjadi solusi yang aman dan jauh lebih bersih serta higienis karena tidak memerlukan kontak atau pertemuan langsung di tempat. Pasar digital menawarkan berbagai bentuk sistem ekonomi yang lebih efisien, praktis, dan mudah diterima oleh masyarakat. Apalagi di masa pandemi, munculnya beragam situs jual beli online menjadi tren segar yang banyak diminati karena kita bisa berbelanja mudah cukup dari rumah saja. Salah satunya adalah adanya platform jual beli yang kita kenal dengan istilah marketplace dan toko online atau online shop.

Meskipun keduanya sama-sama memanfaatkan ponsel dan internet untuk melakukan kegiatan jual beli, namun marketplace dan online shop tidaklah sama. Oh iya, sudahkah kita memahami benar apa itu marketplace dan online shop, beserta perbedaan dari kedua platform tersebut? Marketplace adalah sebuah platform yang menjadi pihak perantara bagi penjual kepada pembeli. Dengan kata lain, marketplace berperan sebagai pasar yang didalamnya menyediakan tempat bagi banyak penjual untuk memasarkan produknya.

Platform marketpalce menawarkan cara mudah berniaga untuk mereka yang tidak memiliki keahlian dibidang penjualan, hanya memiliki modal kecil dan tidak ingin ribet mendirikan toko atau bangunan permanen sendiri. Penjual cukup menyerahkan detail produk kepada pihak platform marketplace dan selebihnya menjadi tanggungjawab marketplace. Akan tetapi, keuntungan yang diperoleh penjual mungkin agak sulit mencapai yang ditargetkan karena mereka harus bersaing dengan berbagai brand lain. Selain itu, laba yang diperoleh juga masih dipotong untuk jasa penggunaan platform marketplace itu sendiri.

Sedangkan online shop atau toko online adalah sebuah platform jual beli yang dibuat dan dikelola oleh penjual itu sendiri alias milik pribadi. Tidak seperti pengguna marketplace yang memerlukan perantara, pemilik online shop bisa secara langsung mempromosikan dan memanajemen penjualan produk melalui sebuah website toko online-nya sendiri. Namun, dalam mengelola online shop penjual memerlukan keahlian berniaga dan modal tersendiri. Meski demikian, keuntungan yang diperoleh lebih besar dan memungkinkan untuk bisa mencapai target karena sepenuhnya menjadi milik penjual.

Dalam mempromosikan produknya, pemilik online shop tidak khawatir bersaing ketat dengan brand lain karena sudah memiliki brand-nya sendiri. Bagi pengguna marketplace, sistem penjualannya masih bergantung dengan kebijakan sistem yang ditetapkan pihak marketplace. Sedangkan pengguna online shop tidak bergantung dengan sistem penjualan maupun transaksi oleh siapapun karena kendali penuh dengan sistem penjualan ada ditangan kita sendiri.

Di Indonesia sudah banyak pelaku UMKM yang memasarkan produknya dengan konsep marketplace maupun online shop. Berniaga dengan konsep marketplace atau online shop sama-sama memberikan kemudahan akses jual beli. Kehadiran platform marketplace dan online shop mendukung penuh usaha UMKM yang saat ini menjadi penyokong terbesar perekonomian nasional. Meski demikian, di dunia serba digital ini tidak bisa dipungkiri bahwa kejahatan dunia maya selalu mengintai. Di bidang ekonomi sendiri kita tahu bahwa kerap kali terjadi aksi penipuan saat jual beli online. Penjual tidak segera mengirim barang yang dipesan, padahal pembeli sudah melakukan transfer pembayaran.

Aktivitas ekonomi yang serba menggunakan internet dapat menyebar luas dan diketahui secara cepat oleh banyak orang, juga menjadi rentan terhadap aksi pembobolan rekening ATM yang marak dilakukan oleh para pelaku cyber crime. Perlu kita waspadai dan hati-hati dalam berinteraksi di dunia maya. Oleh karena itu, masyarakat milenial perlu bijak dalam berteknologi ekonomi dan keuangan digital untuk mendukung Indonesia yang lebih maju.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya