SOLOPOS.COM - Sejumlah siswa SDN 1 Tekaran, Kecamatan Selogiri, Kabupaten Wonogiri, yang berjualan jus buah, es jeruk, dan es kucir, tengah menunggu pembeli yang datang membeli barang jualannya, Rabu (13/7/2022). (Istimewa)

Solopos.com, WONOGIRI — Cara berbeda diterapkan SDN 1 Tekaran di Kecamatan Selogiri, Kabupaten Wonogiri, untuk memeriahkan hari terakhir masa pengenalan lingkungan sekolah (MPLS), Rabu (13/7/2022). Mereka menggelar program bertajuk Market Day.

Bentuk programnya yakni kegiatan jual-beli layaknya di pasar. Barang-barang yang diperdagangkan antara lain makanan dan minuman, seperti jus buah, puding, nasi goreng, cincau, martabak mini, cireng, dan lain-lain. Dan tak hanya dilakukan siswa baru atau kelas I SDN 1 Tekaran, melainkan seluruh warga sekolah.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Kepala SDN 1 Tekaran, Eko Prabandari, mengatakan, peserta yang mengikuti kegiatan Market Day itu meliputi 125 siswa dari kelas I-VI. Dalam hal ini yang berlaku sebagai penjual adalah siswa dari kelas III dan V.

“Yang lain sebagai pembeli. Kelas I juga sebagai pembeli karena mereka baru mengenali sekolah selama tiga hari. Termasuk bapak ibu guru, ikut membeli stan jualannya anak-anak,” kata Eko kepada Solopos.com, Rabu (13/7/2022).

Ia menyebut, kegiatan Market Day yang termasuk dalam rangkaian MPLS telah diprogramkan sejak sepekan sebelum pelaksanaan.

Baca Juga: Sumber Air Baku Masih Jadi Kendala Atasi Kekeringan di Wonogiri

Tujuannya, kata dia, untuk menumbuhkan jiwa entrepreneurship atau kewirausahaan dan sebagai sarana pengenalan nilai uang untuk kelas rendah.

“Kami laksanakan jam 9 [pukul 09.00 WIB] market day-nya. Sebelum jam itu kami meneruskan kegiatan kemarin [Selasa (12/7/2022)] tentang penanaman jiwa patriotisme,” ujarnya.

Diketahui, pelaksanaan MPLS di SDN 1 Tekaran tersebut turut diawasi Koordinator Wilayah (Korwil) Bidang Pendidikan Kecamatan Selogiri, Praptiningsih. Saat ditemui Solopos.com seusai mengawasi MPLS hari terakhir di SDN 1 Tekaran, Rabu, ia menyebut program tersebut merupakan contoh baik pelaksanaan MPLS.

Selain sebagai korwil, Praptiningsih juga dibebani tugas sebagai pengawas MPLS. Daerah binaan (Dabin) yang ia awasi selama tiga hari, Senin-Rabu (11-13/7/2022), berjumlah 14 SD dari total 32 SD negeri maupun swasta yang tersebar di berbagai tempat di Kecamatan Selogiri, Kabupaten Wonogiri.

Baca Juga: Kisah Haikal, Satu-Satunya Siswa Baru di SDN 4 Pare Wonogiri

“Tugasnya berkeliling ke Dabin, ke sekolah-sekolah mengamati kegiatan, programnya apa, kegiatannya apa saja. Sudah ada panduannya. Hasil dari yang sudah saya amati, evaluasinya ada SD yang benar-benar membuat program kerja tapi ada juga yang secara langsung kegiatannya,” ungkap Praptiningsih.

SD yang pelaksanaan MPLS-nya bagus, selain SDN 1 Tekaran, menurutnya seperti yang dilakukan SDN 2 Nambangan. “Di sana [SDN 2 Nambangan] sudah diprogram dari awal apa acaranya, kegiatannnya apa saja. Secara umum semua SD memang sudah melaksanakan, tapi maksud saya ada yang sudah terperinci perencanaannya dan ada yang belum begitu terperinci,” ujarnya.

Ia melanjutkan, hal yang memengaruhi terperinci atau tidaknya program MPLS utamanya adalah banyak murid. Semangat yang berbeda tampak antara sekolah yang jumlah siswanya banyak dan sedikit. Menurutnya, murid yang jumlah siswanya sedikit, maka semangat program MPLS-nya tak sesemangat SD yang jumlah siswanya besar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya