SOLOPOS.COM - Calon Presiden Prancis Marine Le Pen (wikipedia)

Solopos.com, SOLO – Calon Presiden Prancis Marine Le Pen akan melarang penggunaan hijab di Prancis jika dirinya terpilih sebagai orang nomor satu di negara fashion tersebut.

Aturan pelarangan jilbab ini diklaim Marine sebagai langkah melawan Islamisme yang ada di Prancis.

Promosi Tanggap Bencana Banjir, BRI Peduli Beri Bantuan bagi Warga Terdampak di Demak

Seorang sumber mengatakan aturan tersebut akan langsung diterapkan secara progesif. Melansir dari Rappler, Le Pen menganggap penggunaan hijab adalah bentuk serangan terorisme.

Ia berpendapat hijab bukan hanya simbol. Masyarakat yang menggunakan jilbab akan dikenai denda sama seperti tak menggunakan sabuk pengaman.

Diketahui, Marine Le Pen berasal dari keluarga sayap kanan pertama di Prancis. Ayahnya adalah Jean-Marie Le Pen yang mendirikan partai Front Nasional pada 1972. Partai politik tersebut telah lama dipandang sebagai rasis dan anti-Yahudi.

Le Pen sempat memposisikan diri sebagai Donald Trump versi Prancis kala pertarungan sebelumnya bersama Presiden Prancis saat ini, Emmanuel Macron.

Baca Juga: Sekolah di India Buka Lagi Seusai Konflik Larangan Berhijab

Saat ini, Presiden Prancis Emmanuel Macron dan penantang terkuatnya Marine Le Pen lolos untuk putaran kedua pemilihan presiden pada 24 April 2022 yang akan mengadu tokoh ekonomi liberal pro-Eropa melawan nasionalis sayap kanan.

Dengan proyeksi Macron berada di tempat pertama mengungguli Le Pen setelah pemungutan suara putaran pertama hari Minggu, kandidat utama lainnya mengaku kalah.

Jajak pendapat lembaga survei Ifop memperkirakan persaingan yang ketat, dengan 51 persen untuk Macron dan 49 persen untuk Le Pen.

Pada 2017, dia menang dengan 66,1 persen suara. Le Pen yang telah menguasai 10 poin jajak pendapat presiden dalam beberapa pekan terakhir, mengatakan dia adalah orang yang melindungi kaum lemah dan menyatukan bangsa yang lelah dengan elitnya.

Baca Juga: Cerita Presiden Prancis, Dua Kali Dilempar Telur dan Ditampar

“Saya berniat tanpa menunggu untuk menjahit kembali air mata yang diderita Prancis yang tercabik-cabik. Putaran kedua akan menjadi pilihan peradaban,” kata Le Pen di hadapan para pendukungnya seperti dikutip ChannelNewsAsia.com, Senin (11/4/2022).

Sementara itu, Macron mengumpulkan 28,1 persen menjadi 29,5 persen suara di putaran pertama pemilihan, sedangkan Le Pen memenangkan 23,3 persen menjadi 24,4 persen, menurut perkiraan lembaga survei Ifop, OpinionWay, Elabe dan Ipsos.

Baca Juga: Jokowi Ditelepon Presiden Prancis hingga China, Ada Apa Ya?

Kandidat konservatif Valerie Pecresse memperingatkan konsekuensi bencana jika Macron kalah. Sementara itu, Anne Hidalgo dari Partai Sosialis mendesak para pendukungnya untuk memilih dia agar Prancis tidak jatuh ke dalam kebencian.

Artikel ini telah tayang di Bisnis.com dengan judul “Emmanuel Macron dan Le Pen Bersaing di Putaran Dua Pilpres Prancis”

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya