SOLOPOS.COM - Kondisi Pasar Tanjung, Kecamatan Juwiring, yang sepi pengunjung, Senin (17/1/2022). Para pedagang tidak berjualan sehari menyusul kenaikan retribusi yang sangat tinggi di pasar setempat. (Espos/Ponco Suseno)

Solopos.com, KLATEN—Rencana kenaikan retribusi pasar di Klaten dipastikan bakal jalan terus meski terdapat penolakan dari sejumlah pedagang pasar tradisional di Klaten. Dinas Koperasi Usaha Kecil Menengah dan Perdagangan (DKUKMP) Klaten bergeming menanggapi penolakan kenaikan retribusi di pasar tradisional di Kabupaten Bersinar, dalam beberapa waktu terakhir.

Kepala Bidang (Kabid) Perdagangan DKUKMP Klaten, Mursidi, mengatakan rencana kenaikan retribusi pasar sudah disosialisasikan ke pedagang pasar secara bertahap sejak pertengahan 2021. Kenaikan retribusi pasar sudah melalui tahapan pengkajian dan sudah menjadi produk peraturan daerah (perda) di Klaten.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

“Tahun ini tetap kami terapkan [kenaikan retribusi]. Itu sudah menjadi perda. Kalau tidak dilaksanakan, kami yang salah. Sebenarnya sosialisasi sudah sejak pertengahan 2021. Tapi, protesnya baru sekarang,” katanya saat ditemui wartawan di kantornya, Rabu (19/1/2022).

Baca Juga: Ini Lo Penyebab Retribusi di Pasar Tanjung Klaten Naik Ugal-Ugalan

Ekspedisi Mudik 2024

Mursidi mengatakan target pendapatan retribusi pasar di Klaten pada 2021 senilai kurang lebih Rp4,9 miliar. Target tersebut akan dinaikkan pada 2022.

“Target retribusi tahun ini otomatis akan dinaikkan. Tapi, angkanya saya tak hafal. Terkait retribusi pasar ke Pak Joko dulu [yang memahami retrisbusi pasar]. Untuk Pasar Tanjung juga akan didata ulang. Termasuk jumlah pedagang di sana [untuk menentukan level pasar]. Kami sudah bertemu dengan ketua paguyubannya,” katanya.

Sebagaimana diketahui, sejumlah pedagang pasar tradisional di Klaten menolak rencana kenaikan retribusi yang berlaku di awal 2022. Sebanyak 256 pedagang di Pasar Tanjung, Kecamatan Juwiring, mendadak mogok berjualan di pasar setempat, Senin (17/1/2022) pagi.

Baca Juga: Retribusi Pasar Tanjung Klaten Naik Ugal-Ugalan, Bakul Mogok Berjualan

Para pedagang protes terhadap kenaikan retribusi yang ugal-ugalan yang mulai berlaku sejak awal 2022. Akibat mogok berjualan itu, perputaran uang senilai minimal Rp70 juta terhenti.

Kelas Pasar Tanjung naik dari kelas II menjadi kelas I di 2022. Retribusi kios di Pasar Tanjung naik dari 35.000 per meter persegi menjadi Rp90.000 per meter persegi. Sedangkan kenaikan los berawal dari Rp30.000 per los menjadi Rp67.500 per los.

“Model pembayaran retribusi tahun ini dibayarkan satu bulan, sebelum tanggal 27 setiap bulannya. Berjualan enggak berjualan, membayarnya tetap seperti itu [berbeda dengan tahun sebelumnya karena model pembayaran dilakukan setiap hari senilai Rp2.500-Rp3.000],” kata Ketua Paguyuban Pedagang Pasar Tanjung, Danang Sujatmiko.

Baca Juga: Retribusi Jadi Rp300.000/Bulan, Pedagang Pasar Sidoharjo Klaten Protes

 

Jenis Pasar

Sebelumnya, sejumlah pedagang Pasar Sidoharjo, Kecamatan Bayat, menolak rencana kenaikan retribusi di pasar setempat di 2022, Senin (13/12/2021). Retribusi di pasar tersebut naik seiring naiknya klasifikasi pasar dari kelas II menjadi Kelas I/tipe A. Retribusi yang harus dibayarkan pedagang per kios kurang lebih senilai Rp100.000/bulan menjadi kurang lebih Rp300.000/bulan.

Di Klaten terdapat 50 pasar tradisional yang dikelola Pemkab Klaten. Di pasar tradisional terdapat dua jenis pedagang. Masing-masing, pedagang tetap dan pedagang tidak tetap.

Penentuan tipe/kelas di sebuah pasar biasanya berdasarkan luas pasar, jumlah pedagang, dan lokasi pasar apakah berada di pinggir jalan provinsi atau kabupaten.
Sesuai ketentuan di DKUKMP Klaten, terdapat tiga jenis pasar. Masing-masing pasar kelas I/tipe A, pasar kelas II/tipe B, dan kelas III/tipe C.

Baca Juga: Selain Retribusi, Ini Keluhan Pedagang Pasar di Klaten ke DPRD

Retribusi yang dikenakan ke pedagang di masing-masing tipe juga dibedakan untuk kategori utama, samping, dan dalam.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya