Solopos.com, WONOGIRI — Dinas Pengendalian Penduduk Keluarga Berencana Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DPPKB P3A) Wonogiri kebanjiran permintaan pendampingan korban kekerasan seksual melibatkan anak. DPPKB P3A Wonogiri berharap seluruh elemen masyarakat turut proaktif dalam mencegah munculnya kekerasan seksual melibatkan anak di waktu mendatang.
Kepala Bidang Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (Kabid P3A) DPPKB P3A Wonogiri, Indah Kuswati, mengatakan data permintaan pendampingan yang diperoleh hingga, Rabu (6/4/2022) mencapai 12 korban. Jumlah itu sudah bertambah sejak kasus bocah SMP mencabuli empat anak di Kecamatan Sidoharjo, pekan lalu.
Promosi Selamat! Direktur Utama Pegadaian Raih Penghargaan Best 50 CEO 2024
“Hingga 6 April 2022 sudah ada sejumlah 10 kasus dengan 12 korban [sejak Januari 2022],” kata Indah Kuswati, saat ditemui Solopos.com di ruang kerjanya, Rabu (6/4/2022).
Baca Juga: Siswa SMP Wonogiri Cabuli 4 Anak Sempat Tepergok, Korban Teriak & Lari
Indah Kuswati mengatakan banyaknya kasus yang dilaporkan selama beberapa waktu belakangan dinilai sebagai bentuk pencapaian. Di waktu sebelumnya, DPPKB P3A Wonogiri telah menggencarkan sosialisasi ke masyarakat. Hal itu, seperti Pusat Pembelajaran Keluarga (Puspaga), Bina Keluarga Balita (BKB), dan Bina Keluarga Remaja (BKR).
“Dengan sosialisasi yang kami lakukan, lalu banyak kasus yang dilaporkan justru kami mengaggap kalau sosialisasi kami berhasil,” ucapnya.
Indah Kuswati mengatakan penyebab utama masih maraknya kasus kekerasan seksual yang melibatkan anak tak terlepas dari pengaruh budaya, ekonomi, dan pendidikan.
“Sosialisasi sebagai langkah preventif sudah kami lakukan sejak 2012. Sejak 2020, kami juga bermitra dengan desa. Mulai tahun itu ada dana desa untuk kegiatan perempuan dan anak,” katanya.
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
