SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Huh… marah-marah saja kerjanya, nanti bisa cepat tua! Begitu gerutu Anda saat melihat seseorang yang sangat mudah tersulut amarahnya. Bertentangan dengan apa yang kita yakini selama ini, marah ternyata baik untuk kesehatan.

Emosi yang dikeluarkan saat meluapkan kemarahan mampu mengurangi pengaruh negatif dari stres, demikian menurut para peneliti. Marah akan meningkatkan aliran darah ke bagian dari otak yang terlibat dalam menciptakan perasaan positif.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Kesimpulan ini diperoleh setelah para peneliti mengadakan “eksperimen marah” terhadap 30 pria dengan metode laboratorium sederhana, yaitu 50 kalimat yang dibuat untuk membuat mereka jengkel. Sebelum dan segera sesudah eksperimen tersebut, peneliti mengukur detak jantung responden, tensi urat nadi, hormon stres (testosteron), dan hormon kortisol, sambil melakukan scanning terhadap otak mereka.

Dr Neus Herrero dan timnya mengatakan, penemuan mereka, yang dipublikasikan di jurnal Hormones and Behaviour, memperlihatkan bahwa belahan otak kiri menjadi lebih terstimulasi setelah menjalani eksperimen tersebut. Profesor dari University of Valencia ini mengatakan bahwa daerah depan otak kiri berhubungan dengan perasaan positif, sementara yang kanan lebih berkaitan dengan emosi negatif.

Nah, area sebelah kiri tersebut juga memicu kedekatan yang dapat mendorong rasa bahagia, sementara yang di sebelah kanan mendorong penolakan, rasa takut, dan kesedihan.

kompas.com

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya