SOLOPOS.COM - Masyarakat Indonesia yang beragam. (freepik)

Solopos.com, SOLO—Keluarga adalah segalanya bagi tiap individu. Bahkan, apabila salah satu dari anggota keluarga merasakan kesedihan, kita sebagai bagian dari mereka akan merasakannya pula.

Demikian pula apabila ada yang sedang mendapatkan nikmat kesenangan, semua anggota keluarga akan merasakan kebahagiaan yang sama. Hal itulah yang saya rasakan di keluarga besar kami yang memiliki ikatan kebersamaan sangat tinggi. Keluarga besar yang berasal dari keturunan kakek saya ini memiliki anggota yang berbeda agama. Ada saudara yang beragama Islam, Kristen, dan Katolik.

Promosi Pegadaian Resmikan Masjid Al Hikmah Pekanbaru Wujud Kepedulian Tempat Ibadah

Namun, ikatan persaudaraan kami sangat kuat sehingga kami tidak pernah merasakan perbedaan tersebut. Bahkan saudara yang nonmuslim selalu menjadi bagian dari keluarga muslim, terutama ketika yang muslim sedang merayakan Hari Raya Idulfitri maupun Iduladha.

Kami saling mengunjungi keluarga yang sedang merayakan. Saat kami saling bersilaturahmi tersebut, terlihat kerukunan dan keharmonisan yang terasa di balik semua perbedaan yang ada. Keceriaan dan kebahagiaan tercipta karena rasa toleransi yang sangat tinggi di antara anggota keluarga kami. Keluarga kami merupakan bagian dari masyarakat bangsa Indonesia yang memiliki beragam budaya, suku, ras, dan agama.

Kami sangat mengedepankan dan menjunjung tinggi nilai toleransi maupun gotong royong di antara sesama anggota keluarga. Praktik inilah yang juga  terdapat di Indonesia. Tanah Air kita merupakan salah satu negara yang memiliki keberagaman. Indonesia memiliki ribuan suku bangsa, ras, agama, serta lebih dari 300 bahasa yang merupakan kekayaan bangsa ini.

Keanekaragaman tersebut merupakan kekayaan milik bangsa Indonesia yang harus kita jaga dan lestarikan. Bangsa Indonesia dikenal dengan kekayaan alam dan budaya. Apabila berbicara suku, di Indonesia terdapat 1.300 suku bangsa yang tersebar di seluruh wilayah Nusantara. Struktur dan komposisi penduduk Indonesia, menurut kelompok dan suku bangsa berdasarkan sensus penduduk, memperlihatkan suku Jawa yang berasal dari Pulau Jawa bagian tengah hingga timur sebagai kelompok suku terbesar dengan populasi sebanyak 85,2 juta jiwa atau sekitar 40,2% dari populasi penduduk Indonesia.

Negatif atau Positif?

Setiap suku bangsa mempunyai ciri atau karakter tersendiri, baik dalam aspek sosial maupun budaya. Antarsuku bangsa di Indonesia memiliki berbagai perbedaan dan itulah yang membentuk keanekaragaman di Indonesia. Meski demikian, keberagaman tersebut tidak membuat bangsa ini terpecah-pecah, bahkan keberagaman kemudian dapat menyatu untuk mencapai tujuan masyarakat yang adil dan makmur.

Persatuan dan kesatuan menjadi keharusan untuk terus dijaga, terbingkai dalam Bhinneka Tunggal Ika sehingga mampu memberikan warna ketenteraman maupun kedamaian. Harapannya rakyat Indonesia ke depan tidak mengalami banyak persoalan yang mengancam disintegrasi bangsa. Semboyan Bhinneka Tunggal Ika yang tertulis pada Lambang Negara Indonesia Garuda Pancasila, memiliki arti berbeda-beda, tetapi tetap satu. Kata “bhinneka” berarti beraneka ragam atau berbeda-beda, kata tunggal berarti satu dan ika berarti itu.

Secara harfiah, Bhinneka Tunggal Ika diterjemahkan menjadi “beraneka satu itu”. Maknanya adalah meskipun berbeda-beda, tetapi pada hakikatnya bangsa Indonesia tetap dalam satu kesatuan. Luas dan besarnya Indonesia berpengaruh terhadap banyaknya keberagaman yang dimiliki bangsa ini. Meskipun berbeda suku, budaya, agama, bangsa Indonesia tetap dapat mewujudkan persatuan dan kesatuan untuk mewujudkan cita-cita bangsa.

Cita-cita itu adalah melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia; memajukan kesejahteraan umum; mencerdaskan kehidupan bangsa; serta ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan sosial, sebagaimana tertuang dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar tahun 1945.

Keberagaman masyarakat Indonesia memiliki dampak positif sekaligus negatif bagi diri sendiri, masyarakat, bangsa, dan negara. Dampak positif memberikan manfaat bagi perkembangan dan kemajuan, sedangkan dampak negatif mengakibatkan ketidakharmonisan, bahkan kehancuran bangsa dan negara apabila warga gagal menjaga Bhinneka Tunggal Ika.

Bagi bangsa Indonesia, keberagaman suku bangsa, budaya, agama, ras dan antargolongan merupakan kekayaan yang sangat berharga. Meskipun berbeda-beda suku bangsa, adat istiadat, ras, dan agama. kita tetap bersatu dalam perjuangan mengisi kemerdekaan untuk mewujudkan cita-cita negara yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil, dan makmur.
Keberagaman bukan menjadi unsur perpecahan, namun justru yang menciptakan kesatuan bangsa. Kesatuan adalah upaya untuk mempersatukan perbedaan suku, adat istiadat, ras, dan agama dalam rangka menjadi satu, yaitu bangsa Indonesia.

Salah satu kejayaan Indonesia adalah memiliki kebudayaan tarian daerah yang beraneka ragam. Tuhan menciptakan manusia dengan kondisi berbeda-beda, bukan untuk saling bermusuhan, melainkan untuk saling mengenal dan bersaudara. Hal tersebut sesuai dengan semboyan negara kita, Bhinneka Tunggal Ika.
Jadi, ada beberapa arti penting keberagaman bagi bangsa Indonesia. Pertama, sebagai identitas negara. Negara kepulauan terbesar di dunia adalah negara kita, Indonesia. Adanya ribuan pulau di Indonesia menjadi alasan munculnya beragam budaya dari tiap-tiap daerah tersebut. Kondisi ini menjadi ciri khas dari negara kita sehingga ketika ada yang menanyakan negara mana yang kaya akan kebudayaan, kita sudah tahu pasti jawabannya: Indonesia.
Kedua, kesadaran keberagaman membentuk masyarakat yang toleran antarsesama. Kemana pun kita datang berkunjung di suatu daerah di Indonesia, tentu kita tidak hanya akan menemukan orang-orang asli daerah tersebut. Ada juga perantau yang akhirnya menetap di daerah tersebut atau sekadar datang untuk jalan-jalan.
Sebagian besar masyarakat Indonesia sudah terbiasa dengan orang luar daerah, mereka yang hadir di tengah-tengah kita, tanpa mengucilkan orang tersebut. Perbedaan budaya, suku, ras, dan hal-hal lainnya seakan tidak lagi memengaruhi kondisi penduduk karena kita sama-sama warga negara Indonesia.
Kita bisa merasakan rasa toleransi yang tinggi di antara masyarakat Indonesia, terutama di kota-kota besar.

Tidak Tunggal

Ketiga, keberagaman budaya menjadi daya tarik wisata. Setiap daerah memiliki budayanya masing-masing dan tentunya berbeda-beda. Bahkan di suatu daerah kita bisa menemukan kelompok-kelompok yang menggunakan bahasa yang berbeda, menyesuaikan dengan latar belakang sejarah yang berbeda.
Biasanya setiap budaya memiliki peninggalan bersejarahnya masing-masing. Peninggalan bersejarah ini akan sangat baik bagi daerah tersebut untuk dijadikan objek wisata, seperti museum, monumen, dan tempat wisata lain.

Sadar atau tidak kita sadari, wisatawan yang berkunjung ke Indonesia bukan semata-mata karena kekayaan alamnya yang begitu indah. Namun, itu juga karena Indonesia kaya akan budaya yang tidak mungkin mereka temukan di negara lain.

Wisatawan asing begitu takjub dengan beragam kebudayaan di negara kita yang begitu kental, sebut saja Bali, Yogyakarta, atau Toraja. Setiap tahunnya ada jutaan turis asing yang memilih tempat-tempat ini untuk dijadikan tujuan, bukan hanya berwisata, namun juga menambah pengetahuan.

Keempat adalah untuk melestarikan budaya dan adat istiadat. Indonesia kaya dengan berbagai macam budaya dan adat istiadat. Kebudayaan adalah aset bangsa yang harus dijaga kelestariannya di tengah gempuran budaya asing melalui globalisasi.

Beberapa cara yang dapat warga lakukan, khususnya generasi muda, dalam mendukung kelestarian budaya lokal adalah dengan mempelajari budaya tersebut, baik sekadar mengenal atau bisa juga dengan ikut mempraktikkannya dalam kehidupan sehari-hari.

Kita bisa ikut berpartisipasi apabila ada kegiatan dalam rangka pelestarian kebudayaan, mengajarkan kebudayaan itu kepada generasi penerus sehingga kebudayaan itu tidak musnah dan tetap bertahan. Kita harus mencintai budaya sendiri tanpa merendahkan dan melecehkan budaya orang lain. Kita juga harus mempraktikkan penggunaan budaya itu dalam kehidupan sehari-hari, misalnya budaya berbahasa, menghilangkan perasaan gengsi ataupun malu dengan kebudayaan yang kita miliki, menghindari sikap primordialisme dan etnosentrisme, hingga mengajarkan budaya itu kepada orang lain.

Seperti halnya bangsa Indonesia, keluarga kami juga memiliki keberagaman, di antaranya anggota keluarga yang agamanya berbeda-beda. Namun, keberagaman agama tersebut tidak menjadikan munculnya perselisihan ataupun jurang pemisah antaranggota keluarga.

Pada dasarnya agama adalah kepercayaan yang hakiki dari masing-masing individu. Apabila kita dapat bersikap toleran dan selalu menjaga kerukunan dalam kehidupan, niscaya kita akan mampu menghilangkan permusuhan di antarasesama. Segala sesuatu yang ada di dunia tidaklah tunggal karena yang tunggal hanyalah Allah Yang Maha Esa.

Penulis adalah guru SMAN 3 Solo

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya