SOLOPOS.COM - Kedai kopi milik Habib Erdi Efendi di Dusun Timbangan, Desa Karangtegah, Kecamatan Karangtengah, Wonogiri. Kedai tersebut menyajikan dan menjual dalam bentuk kemasan kopi dari petani Karangtengah. (Solopos/M. Aris Munandar)

Solopos.com,WONOGIRI — Beberapa daerah penghasil kopi di Wonogiri mulai mengembangkan kopi hasil panen menjadi produk khas Wonogiri dalam bentuk kemasan.

Geliat mengembangkan kopi produk lokal untuk dijual dalam bentuk kemasan menunjukkan kesadaran masyarakat dalam memperkenalkan produk daerah cukup tinggi. Beberapa tahun lalu, petani kopi di Wonogiri menjual hasil panen kopi dalam bentuk greenbean. Kini mereka mulai menjual dalam bentuk kemasan.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Selain itu, para pegiat kopi di Wonogiri turut membeli produk tersebut dalam bentuk greenbean dan cherry, kemudian diolah menjadi produk kopi khas. Artinya, baik petani maupun warga Wonogiri kini mulai mengembangkan produk kopi dalam bentuk kemasan. Sehingga kopi khas Wonogiri menjadi lebih dikenal publik.

Petani di Sukoharjo Ngeluh Kesulitan Dapat Pupuk Bersubsidi

Ekspedisi Mudik 2024

Berdasarkan informasi yang dihimpun Solopos.com, pemetaan jenis kopi di Wonogiri dapat diketahui berdasarkan letak wilayah. Kopi jenis arabika banyak ditemui di deretan lereng Gunung Lawu, yakni di Kecamatan Bulukerto, Slogohimo, Jatipurno, Girimarto dan Puhpelem. Sedangkan kopi jenis robusta dapat dijumpai di deretan pegunungan seribu, yakni di Kecamatan Kismantoro, Jatiroto, Karangtengah, Tirtomoyo dan Batuwarno.

Salah satu daerah yang sudah mengembangkan kopi lokal menjadi bentuk kemasan yakni di Desa Brenggolo, Kecamatan Jatiroto. Di daerah tersebut, usaha tanaman kopi sudah ada sejak 2007 hingga 2009. Pada 2017, Desa Brenggolo menjadi bagian program dari Kementerian Desa, Pembanguan Daerah Tertinggal dan Tranmigrasi.

Program tersebut berupa pemberdayaan petani untuk melakukan perbaikan proses petik, paca panen dan hilirisasi. Pada Desember 2019, di Desa Brenggolo mendapat bantuan mesin roasting kopi dari Kementerian Pertanian.

Robusta

Sejak saat itu, petani kopi yang minat melakukan hilirisasi atau produksi kopi dipersilahkan untuk bergabung. Kopi yang dikembangkan di Brenggolo sebagian besar berjenis robusta. Karena wilayahnya berada di deretan Gunung Seribu.

“Setiap petani bisa membuat produksi sendiri, alat sudah tersedia. Dengan tata cara pengolahan tersebut, hasil produksi lebih maksimal. Keuntungan menjadi lebih besar,” kata pendamping lokal Desa Brenggolo, Bambang Whakit Abdul Rahman, saat ditemui Solopos.com di rumahnya, Desa Dlepih, Tirtomoyo, Wonogiri, Minggu (30/8/2020).

Ia mengatakan, jika pada 2017 petani diberi edukasi tentang tata cara mengelola kopi dengan baik, mulai Desember 2019 petani diajarkan bagaimana mengelola kopi menjadi bentuk kemasan. Sehingga keuntungan menjadi maksimal.

Dalam proses pengolahan menjadi kemasan, menurut dia, petani dibimbing oleh anggota Badan Usaha Milik Desa (Bumdes) Brenggolo. Hasil penen kopi dibawa ke Bumdes. Kemudian Bumdes melakukan produksi dalam bentuk kemasan dengan brand Brenggolo. Dengan pola tersebut, petani tidak khawatir dengan harga kopi seperti sebelumnya.

Dampingi Sri Mulyani di Pilkada Klaten 2020, Yoga Hardaya Gaspol Gerilya Politik

Bambang mengatakan, proses pengolahan kopi menjadi kemasan dikoordinatori Bumdes karena jangkauan pasar para petani terbatas. Kemampuan utuk menjual kopi belum cakap dan masih terbatas, begitu juga akses pemasarannya.

Untuk saat ini penjualan kopi Brenggolo difokuskan secara online dan penjualan ke reseller. Karena di daerah tersebut belum ada kedai. “Kini saya tengah menggerakan dan memotivasi pemuda agar membuka kedai. Jika ada tamu atau orang dari luar bisa menjadi tempat tujuan awal,” kata dia.

Pengolahan kopi menjadi produk kemasan juga dilakukan di Kecamatan Karangtengah. Bahkan di daerah tersebut justru sudah ada kedai kopi yang menjual kopi khas Karangtengah. Pengunjung bisa menikmati kopi khas Karangtegah dengan suasana di daerah dataran tinggi.

Pengolahan kopi menjadi produk kemasan di Karangtengah dimulai sejak Desember 2018, bersamaan dengan dibukanya kedai kopi di daerah tersebut. Pemilik kedai tersebut yakni Habib Erdi Efendi. Selain menjual kopi di kedainya, ia juga mempunyai lahan tanaman kopi. Kopi khas Karangtengah didominasi oleh jenis robusta.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya