SOLOPOS.COM - Ismi, Sri Lestari, dan Maryani, mengolah wortel menjadi stik di Dusun Pentongan, Samiran, Selo, Boyolali, Sabtu (5/3/2022). (Istimewa/Hartono)

Solopos.com, BOYOLALI — Tiga emak-emak di Dusun Pentongan, Samiran, Selo, Boyolali, yakni Ismi, Sri Lestari, dan Maryani mengolah hasil bumi menjadi stik atau keripik yang bisa langsung dinikmati. Usaha yang berjalan sejak Maret 2014 itu terganjal kesulita pemasaran saat pandemi Covid-19 menyerbu Tanah Air.

“Kendalanya kesulitan pemasaran ya pas Covid-19 ini. Akhirnya kami berprinsip pas Covid-19 ini yang penting tidak merugi,” ungkap Ismi, 43, saat dihubungi Solopos.com pada Minggu (6/3/2022). Lebih lanjut, Ismi menjelaskan memproduksi olahan hasil bumi bersama dua temannya itu sebanyak dua kali dalam sepekan.

Promosi Pegadaian Buka Lowongan Pekerjaan Khusus IT, Cek Kualifikasinya

“Yang mengolah ada saya, Sri Lestari, dan Maryani. Kami mengolah stik yang berasal dari sayuran dan buah. Ada yang berasal dari daun adas, wortel, brokoli, daun bawang, ubi ungu, golden mama. Seledri, sawi jepang, dan buah naga,” kata dia.

Baca juga: Kreatif Lur! Ibu-Ibu Selo Boyolali Olah Wortel Jadi Manisan

Ismi mengungkapkan alasan membuat stik camilan dari sayur dan buah tersebut karena harga sayur di Selo akan sangat murah ketika panen raya. Selain menghadapi harga sayur yang sangat murah, ibu-ibu itu juga mengalami kesulitan pemasaran.

Hingga kemudian mereka bertemu dengan salah satu pemuda Boyolali bernama Hartono yang bersedia membantu memasarkan hasil stik olahan emak-emak tersebut.

“Waktu pertemuan di Bungalow Selo, Mas Hartono mencari UMKM [Usaha Mikro Kecil dan Menengah] yang ada di Samiran. Kebetulan, dari pihak kecamatan dikenalkan dengan kelompok kami. Setelah dibantu pemasarannya oleh Mas Hartono, alhamdulilah ada tambahan penghasilan dan mengurangi kerugian,” ungkapnya.

Baca juga: Vaksinasi Anak Capai 100 Persen, Boyolali Kebut Penyuntikan Booster

Sementara itu, Hartono saat dihubungi Solopos.com menjelaskan pertemuan dengan ibu-ibu itu berawal saat dirinya menjadi finalis Duta Wisata Boyolali tahun 2017 dan diperkenalkan dengan usaha yang ada di Selo.

“Singkatnya, sewaktu pandemi aku ingat kabar ibunya. Terus aku punya keinginan untuk memasarkan produk stik sayuran sebagai usahaku kelak. Akhir 2021 aku kembangkan secara lebih serius, dan aku ikut memasarkan dengan melihat permasalahan ibu-ibu bisa produksi tapi ada kendala di pemasaran,” ungkapnya.

Fokus di Media Sosial

Lebih lanjut, lelaki yang masih aktif menjadi mahasiswa jurusan manajemen di Universitas Gadjah Mada tersebut bersepakat untuk bekerja sama dengan para ibu-ibu untuk memasarkan stik bikinan mereka. Hartono kemudian memberi label stik yuni untuk produk yang ia pasarkan

“Untuk pemasarannya, aku tuh fokusnya di e-commerce. Jadi utamanya aku ingin fokus di sosial media, e-commerce dan sebagainya. Jadi cara memasarkannya memang full online tapi tetap ada yang offline di rumah. Caranya yang jual langsung ke konsumen ataupun reseller,” ungkap dia.

stik yuni boyolali
Hartono, Maryani, Ismi, dan Sri Lestari berfoto bersama di rumah produksi stik yuni di Dusun Pentongan, Samiran, Selo, Boyolali, Sabtu (5/3/2022). (Istimewa-dok. Hartono)

Saat disinggung mengenai motif membantu ibu-ibu Selo yang kesulitan memasarkan produknya, ia mengungkapkan karenaa ingin memiliki usaha berbasis sociopreneur.

“Jadi punya usaha tapi juga punya dampak bagus untuk lingkungan sekitar. Untuk stik yuni itu memang ada dampaknya untuk ibu-ibu yang produksi di Dusun Pentongan. Kemudian kalau di rumah, kadang aku memberdayakan anak SMK untuk jadi admin atau bantu membungkus stiknya,” ungkap dia.

Baca juga: Harga Bahan Pokok Naik, Bakul Kuliner di Boyolali Terpaksa Lakukan Ini

Lebih lanjut, Hartono mengungkapkan harapannya agar produk-produk UMKM dapat didukung oleh banyak pihak.

“Untuk memperluas akses pasar, pemerintah perlu memberikan pendampingan atau fasilitasi sehingga kualitas produknya meningkat. Jika kualitas meningkat, otomatis omzet meningkat, dan kesejahteraannya akan meningkat,” kata dia.

Sebagai informasi, stik yuni yang digawangi Hartono terpilih menjadi salah satu peserta Pelatihan Manajemen Operasional dan Sumber Daya Manusia Level I yang diselenggarakan oleh Balai Pelatihan Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah Provinsi Jawa Tengah pada 7 sampai dengan 11 Februari 2022.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya