SOLOPOS.COM - Ilustrasi membayar dengan dompet digital (JIBI/Harian Jogja/Dok)

Solopos.com, JAKARTA -- Penggunaan dompet digital (e-wallet) sebagai alat pembayaran mulai menggeser posisi alat pembayaran besutan bank, seperti kartu debit dan ATM.

Dalam riset Rapyd, Asia Pasific eCommerce and Payment Guide 2020, yang dilakukan pada April 2020, transaksi daring menggunakan dompet digital telah melampaui penggunaan kartu debit dan ATM bank dalam sebulan terakhir.

Promosi Telkom dan Scala Jepang Dorong Inovasi Pertanian demi Keberlanjutan Pangan

Popularitas kartu debit perbankan kian menurun seiring dengan dompet digital banyak digunakan untuk melakukan transaksi harian.

Gara-Gara Motif dan Kualitasnya, Sprei Lokal Ini Sering Dikira Impor

Ekspedisi Mudik 2024

“Konsumen lebih banyak memilih alat pembayaran e-wallet daripada transfer bank,” tulis riset tersebut yang dikutip Bisnis.com, Jumat (12/6/2020).

Dompet digital Ovo berada pada peringkat pertama sebagai alat pembayaran yang paling sering digunakan. Penggunaan dompet digital ini tercatat sebesar 60 persen dalam sebulan terakhir.

Sementara itu, kartu debit menempati posisi kedua dan transaksi menggunakan mesin ATM berada pada peringkat ketiga alat transaksi yang paling sering digunakan.

Yan Vellia Undang Gus Miftah di Peringatan 40 Hari Meninggalnya Didi Kempot

Uang Tunai Masih Banyak Digunakan

Meski transaksi digital berkembang sangat pesat, ternyata riset menunjukkan bahwa uang tunai juga masih marak digunakan.

Pembayaran berupa cash on delivery tercatat berada di peringkat kelima, yaitu sebesar 53 persen dan pembayaran tunai langsung di merchant berada di peringkat keenam, sebesar 43 persen.

Masih tingginya pembayaran tunai tak lepas dari penetrasi smartphone dan Internet yang belum maksimal. Penetrasi smartphone dan gawai baru mencapai 40 persen dan 32 persen dari total seluruh penduduk di Indonesia.

Gara-Gara Lagu Banyu Moto Dory Harsa-Nella Kharisma, Stasiun Kemiri Karanganyar Viral

Dengan demikian, peluang dan pasar untuk alat pembayaran digital dinilai masih sangat besar di Indonesia. Pelaku bisnis masih bisa memperbesar market share dengan menawarkan opsi alat pembayaran yang lebih luas kepada konsumen.

Dompet digital lainnya yang juga makin digemari adalah Linkaja. Dompet digital pelat merah ini berhasil mencatatkan kenaikan transaksi selama pandemi Covid-19, di mana kenaikan terbesarnya terjadi di pasar tradisional.

Linkaja melaporkan terjadi kenaikan transaksi selama April-Mei 2020 sebesar 19,5 persen. Peningkatan terbesar terjadi di pasar tradisional dengan transaksi 64 persen, diikuti ritel modern 12,8 persen.

IHSG Sempat Terjun Hampir 3 Persen, Investor Cemaskan Gelombang Kedua Covid-19

Direktur Utama LinkAja, Haryati Lawidjaja, mengatakan peningkatan transaksi di tengah pandemi Covid-19 terjadi karena perubahan perilaku masyarakat yang lebih memilih bertransaksi secara digital dibandingkan tunai.

“Peningkatan transaksi pada ekosistem lokal kami, khususnya pasar tradisional, mengindikasikan bahwa masyarakat sudah lebih sadar mengenai pentingnya uang elektronik dalam pemenuhan kebutuhan esensial,” ujarnya dalam siaran persnya, Jumat (12/6/2020).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya