SOLOPOS.COM - Pogress pembangunan Jembatan Jurug B, pada Senin (27/3/2023). (Solopos.com/Nova Malinda).

Solopos.com, SOLO —Setelah pembongkaran jembatan jurug lama pada September tahun lalu, Jembatan Jurug baru mulai dibangun pada Januari 2023. General Manager Konstruksi PT Baja Titian Utama, Bambang Nurhadi optimistis pembangunan jembatan akan selesai pada September 2023. Pada bulan tersebut, jembatan jurug sudah open traffic atau siap dinikmati para pengguna jembatan.

“Targetnya Agustus, Pahit pahitnya awal September selesai,” ungkap dia saat ditemui Solopos.com di lokasi proyek, Senin (27/3/2023).

Promosi Pegadaian Buka Lowongan Pekerjaan Khusus IT, Cek Kualifikasinya

Proses pembangunan Jembatan Jurug selama tiga bulan ini disebutkan sudah mencapai 47%. Tahap ini, pihaknya masih menyiapkan pilar-pilar yang akan siap dipasangi girder atau gelagar baja, sementara untuk abudment sudah selesai 100%.

“Yang pilar dua yang agak susah dan cukup memakan waktu, karena lokasinya di tengah sungai. Pilar dua diperkirakan akan selesai dibangun Juli,” ungkap dia.

Pria yang akrab disapa Nanung itu menjelaskan proses pembangunan bisa selesai pada Agustus 2023 bila tidak menemui halangan. Setelah pembangunan fondasi, akan dilakukan pemasangan gelagar atau erection.

Pemasangan gelagar jembatan juga akan dilakukan secara simultan ketika pilar tiga dan pilar satu sudah siap keseluruhan. Diungkapkan olehnya, pada Mei 2023, dua pilar tersebut sudah bisa langsung dipasang gelagar.

Setelah pilar dua selesai dibangun pada Juli, pihaknya juga akan langsung memasang dua bentang gelagar baja untuk menyambungkan pilar satu dan pilar tiga.

Jembatan Jurug B mempunyai panjang total 160 meter yang dibagi menjadi empat bentang. Dengan lebar 13 meter, jembatan tersebut dilengkapi jalur pedestrian bagi para pejalan kaki selebar satu meter, bahu jalan, dan jalan utamanya tujuh meter.

“Nanti kan ada dua jembatan, jadi dua lajur satu arah, yang satu sudah berfungsi, yang ini baru dibangun,” jelas dia.

Desain jembatan nantinya menggunakan perpaduan antara Steel I Girder (SIG) dan Steel Box Girder (SBG). Untuk SIG atau Gelagar Baka tipe I akan dipasangkan di dua ujung jembatan. Lalu untuk yang tengah akan dipasang SBG.

“Untuk yang bentang pendek kami pasang SIG, untuk bentang panjang kami akan pasang SBG,” papar dia.

Nanung menjelaskan jenis SIG lazimnya dipakai untuk jembatan yang panjangnya kurang dari 40 meter. Sementara SBG digunakan untuk desain jembatan yang panjangnya lebih dari 40 meter.

Dibandingkan desain lama, Nanung mengakui desain jembatan yang baru akan jauh lebih mumpuni. Kekuatan dari desain jembatan yang baru pun bisa mencapai 10,8 ton per meter persegi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya