SOLOPOS.COM - Pedagang daging ayam di Pasar Kadipolo melayani pembeli, Kamis (8/6/2017). (Bayu Jatmiko Adi/JIBI/Solopos)

Solopos.com, SOLO — Dinas Perdagangan (Disdag) Kota Solo melanjutkan program digitalisasi pasar dengan sistem jual beli nontunai. Sebelumnya, digitalisasi diawali pembayaran retribusi nontunai.

Pasar Kadipolo dan Pasar Gede mengawali program tersebut disusul 40an pasar tradisional lain. Kepala Disdag Solo, Heru Sunardi, mengatakan retribusi pasar nontunai sudah dilakukan di 17 pasar.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Baca Juga: Berkunjung ke Pos Pengamanan Mudik di Solo, Ketua Senkom Bagikan Bingkisan ke Petugas

“Nanti pembayaran retribusi di 44 pasar seluruhnya menggunakan metode nontunai. Kami mengawali di Pasar Gede dan Pasar Kadipolo, semua pedagang harus menyiapkan digitalisasi untuk transaksi nontunai. Sehingga apabila ada konsumen atau pembeli datang ke pasar itu, mereka ada pilihan mau bayar tunai atau nontunai,” kata dia, kepada wartawan, Minggu (9/5/2021).

Heru mengatakan apabila pedagang membiasakan pembayaran nontunai, maka perlahan mereka akan beralih lantaran kepraktisannya. Terlebih, pedagang kerap menerima uang nominal besar namun tidak memiliki kembalian. Salah satu pembayaran nontunainya adalah melalui QRIS atau Link Aja dan sejenisnya.

“Apapun namanya dengan digitalisasi uang ‘kan tetap langsung masuk ke rekening dengan aman,” imbuh Heru.

Di Pasar Kadipolo, seluruh pedagang diminta memasang petunjuk pembayaran nontunai dan mengarahkan pembeli untuk menggunakan gerbang pembayaran tersebut. Lewat transaksi nontunai, ia ingin pasar tradisional ikut dikunjungi anak-anak muda.

“Kemudian kita bisa melihat perkembangannya bagaimana. Di Pasar Gede, kami sudah kerja sama dengan BRI dan Bank Jateng. Efektif atau tidak kita lihat beberapa tahun ke depan. Tapi, kalau tidak mulai dari sekarang pasti ketinggalan,” ucapnya.

Baca Juga: 3.120 Pemudik Lolos Masuk Blora Sebelum Operasi Ketupat Candi

Heru mengakui tak sedikit pedagang yang belum familiar menggunakan metode tersebut. Namun, ia berharap pedagang bisa beradaptasi. Pasar Kadipolo Solo menjadi proyek rintisan yang diharapkan 75% dari total 224 pedagang menawarkan sistem pembayaran nontunai.

Sebelumnya, pembayaran retribusi pasar nontunai pernah mengalami kendala lantaran alat penarik retribusi elektronik atau Tap Reader Machine (TRM) rusak. Kejadian itu terjadi di Pasar Klewer pada akhir 2019 lalu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya