SOLOPOS.COM - Sebanyak 1.000 ekor ayam di kandang milik Ichsanudin memproduksi 900 butir telur per hari di pusat peternakan terpadu Kelompok Penthuk Makmur Farm Dukuh Plosorejo, Sepat, Masaran, Sragen, Selasa (24/8/2021). (Solopos/Tri Rahayu)

Solopos.com, SRAGEN — Sebanyak 11 warga berhasil mengubah lahan gersang seluas lima hektare di Dukuh Plosorejo, Desa Sepat, Masaran, Sragen, yang bertekstur tanah lempung hitam menjadi lahan peternakan terpadu. Hasilnya pun tak bisa dianggap enteng.

Sebelas warga yang tergabung dalam Kelompok Penthuk Makmur Farm itu mengawali usaha peternakan itu pada awal 2021 lalu. “Kami memiliki ide bersama untuk membuat kelompok peternakan terpadu. Kami pun membentuk kelompok yang disebut Penthuk Makmur Farm pada Februari 2021 lalu,” ujar Ketua Kelompok Penthuk Makmur Farm, Purwanto, 46, kepada Solopos.com, Selasa (24/8/2021).

Promosi Lebaran Zaman Now, Saatnya Bagi-bagi THR Emas dari Pegadaian

Kelompok Penthuk Makmur Farm menginisiasi peternakan terpadu di lahan tidak produktif itu. Mereka membuat kandang kambing komunal dan kandang ayam petelur. Ada empat kandang kambing komunal dengan populasi 70 ekor.

Baca Juga: Muncul Dugaan e-Warong Fiktif di Sragen, Polisi Turun Tangan

Sementara kandang ayam petelur di peternakan terpadu Masaran, Sragen, itu dikelola seorang ustaz masjid setempat, Ichsanudin, 40. Populasi ayam di kadang itu mencapai 1.000 ekor. Sebanyak 11 orang anggota kelompok itu berjaga malam setiap dua hari sekali.

Sebelas orang itu kompak dan bersama-sama memajukan lahan tidak produktif itu menjadi pusat peternakan terpadu. Ayam petelur berumur 10 bulan dan sudah produksi sampai 90%. Setiap hari Ichsanudin, warga Dukuh Plosorejo RT 001/RW 002, Sepat, panen 900 butir telur.

Telur Diecer ke Warung Sekitar

Telur-telur itu ada yang diecer ke warung warga sekitar Sepat dan ada pula yang diambil pengepul. “Harga telur sekarang Rp18.500/kg. Harga telur fluktuatif. Terendah Rp16.500/kg dan tertinggi Rp22.000/kg,” ujar Ichsanudin.

Baca Juga: Sragen Punya 2 Lokasi Semburan Gas Rawa, Ada yang Macet, Ada yang Masih Aktif

Naik turunnya harga itu, kata Ichsanudin, salah satunya dipengaruhi PKH (Program Keluarga Harapan) dan BPNT (Bantuan Pangan Non Tunai). “Kalau ada hajatan juga berpengaruh harga naik,” imbuh salah satu pengelola peternakan terpadu di Sragen itu.

Ichsan memelihara 1.000 ekor ayam petelur dan kandangnya menghabiskan modal sampai Rp200 juta. Ia optimistis modal itu bisa balik pada tahun ketiga pengelolaan.

Ia sudah memperhitungkan prospek ke depan dan berkeinginan melebarkan kandang. Dulu awalnya Ichsan hanya memelihara 100 ekor. Kemudian mendapatkan investor sehingga bisa mengembangkan ternak menjadi 1.000 ekor.

Baca Juga: Habis Pesta Miras di Gunung Kemukus Sragen, 4 Pemuda Pukuli Teman hingga Babak Belur

Anggota Kelompok Penthuk Makmur Farm lainnya paling banyak beternak kambing jenis Jawa Randu di peternakan terpadu Sragen itu. Kambing ini didatangkan dari Pacitan pada Februari 2021 lalu.

Ternak Kambing

Ada empat kandang komunal. Salah satu kandang itu dikelola Iwan Sartono, 41, dan Puwanto, 46. Lokai kandang mereka tak jauh dari kandang ayam itu. Di Kandang komunal mereka ada 32 ekor kambing.

Populasi kambing paling banyak dari empat kandang yang ada. Tiga kandang lainnya memiliki populasi masing-masing 11 ekor, delapan ekor, dan 18 ekor.

Baca Juga: Warga Pengkol Sragen Tolak Pembukaan Makam Baru

“Kami konsepnya perkembangbiakan kambing. Awalnya dulu hanya 27 ekor dibeli dari Pacitan, sekarang sudah beranak pinak menjadi 32 ekor. Kami ingin kawasan ini menjadi pusat peternakan terpadu. Orang mau mencari kambing akikah ya ke sini. Mencari telur ya ke sini. Mencari ikan juga ke sini. Ke depan kelompok kami mengembangkan perikanan dan sekarang sudah disiapkan kolamnya,” ujar Purwanto.

Untuk perawatan kambing lebih mudah daripada ayam. Para peternak sudah menyiapkan lahan seluas 7.000 meter persegi khusus ditanami rumput gajah untuk pakan kambing. Dengan peternakan ini, 11 orang itu bisa berdaya. Mereka seperti membabat alas untuk pengembangan konsep peternakan terpadu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya