SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Solopos.com, SOLO–Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Ario (KGPAA) Mangkunagoro (MN) IX, 69, tutup usia, pada pukul 02.50 WIB, Jumat (13/8/2021) di Jakarta.

Jenazah disemayamkan di nDalem Ageng Puro Mangkunegaran sebelum dimakamkan di Astana Girilayu, Matesih, Karanganyar pada Minggu (15/8/2021).

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Duka mendalam dirasakan empat putera dan puteri, sang isteri Gusti Kanjeng Putri Mangkunagoro IX, juga para kerabat Mangkunagoro

Semangat Berkesenian

Penguasa Puro Mangkunegaran sejak tahun 1988 ini meninggalkan semangat tentang pentingnya menjaga seni kebudayaan agar tak padam oleh gempuran zaman.

Selama memimpin, sejumlah kebijakan yang mengarah pada pemertahanan dan pengembangan seni kebudayaan terus dilakukan.

Mulai dari komitmennya mempertahankan eksistensi Praja MN dengan selalu mengadakan  ritual upacara adat, merawat seni klasik, hingga mengizinkan seni kontemporer masuk di wilayah Puro Mangkunegaran.

Baca Juga: Obituarium Mangkunagoro IX : Penggemar Radio Amatir yang Peduli Bidang Pendidikan 

Pada masa kepemimpinannya, Puro Mangkunegaran juga mendukung regenerasi seni budaya lewat sejumlah lembaga pendidikan.

Terbukti dengan adanya Akademi Seni Mangkunegaran Surakarta (Asga), Sanggar Tari Surya Sumirat, hingga Pasinaonan Dalang Mangkunegaran yang masih eksis sampai hari ini.

Direktur SIPA Community yang merupakan kerabat Puro Mangkunegaran, Irawati Kusumorasri, saat diwawancara, Jumat (13/8/2021), salut dengan komitmen mendiang MN IX dalam seni dan kebudayaan.

Beberapa agenda kesenian rutin digelar. Ira mengatakan dulu sebelum pandemi hampir setiap hari selalu ada jadwal latihan tari di Kompleks Puro Mangkunegaran.

Setuponan

Pura Mangkunegaran memiliki agenda rutin bulanan bernama Setuponan.

Pagelaran yang diadakan di Pendopo Prangwedanan Puro Mangkunegaran ini sebagai peringatan hari lahirnya Mangkoenagoro IX pada Sabtu Pon.  

Setuponan diisi dengan pentas karya klasik maupun garapan baru milik Puro Mangkunegaran. Mulai dari seni tari, teater, hingga pedalangan.

“Hal itu dilakukan untuk menjembatani masyarakat umum agar mengetahui karya lama dan baru Mangkunegaran. Baik kesenian tari, teater, maupun pedalangan,” terang Ira.

Baca Juga: Profil Mangkunagoro IX, Sang Penguasa Mangkunegaran Solo yang Dikenal Sederhana 

MN IX juga mendukung berdirinya ASGA pada 2006. Selain difungsikan sebagai laboratorium kesenian agar tercipta karya baru, ASGA juga dibangun sebagai ruang belajar masyarakat umum maupun pegiat seni luar negeri.

“Agar mereka mau bisa belajar seni gaya MN. Salah satu cara buka diri ke masyarakat umum. Yang tertarik, ini sudah ada wadahnya,” kata Ira.

Dinamis

Lebih lanjut, Ira, menilai MN IX adalah sosok yang sangat dinamis. Salah satu kebijakan yang sangat dia ingat yakni perintah merekonstruksi dua tari yang jadi penanda kemenangan perang R.M Said, yakni Bedaya Diradameta, dan Bedaya Sukopratomo.

Bedaya Diradameta merupakan monumentasi tari ada perang R.M Said di Hutan Sitakepyak.

Sementara Bedaya Sukopratomo jadi monumentasi tari  kemenangan perang di beteng Belanda Yogyakarta.

Tari Modern

Pada tataran pengembangan seni, MN IX mendukung sang putra yakni G.P.H Paundrakarna Jiwa Suryanegara mengembangkan tari modern di bawah naungan Adicipta Paundrakarna Production.

Lalu, dukungan pada festival jazz internasional di Prangwedan Pura Mangkunegaran 2019.



Festival yang melibatkan sejumlah penyanyi ternama ibukota dan mancanegara tersebut menyedot ribuan penonton.

Dalam kesempatan yang sama, acara diisi dengan bagi-bagi jamu serta pentas tari khas Puro Mangkunegaran yang telah digarap ulang dengan pola kekinian.

Kuliah Seni

Menurut Ira, kecintaan MN IX pada seni tak lepas dari masa mudanya yang pernah kuliah seni di Yogyakarta.

“Paling menonjol seni budaya karena disitulah yang bisa beliau lakukan. Bisnis beliau juga kurang banyak berbisnis, mungkin sharing dengan perusahaan lain ada. Politik apa lagi jauh sekali, salah satunya ya seni dan pendidikan ini. Beliau juga sangat terbuka, selalu memberikan kesempatan untuk anak muda,” tambahnya.

Baca Juga: Penguasa Mangkunegaran Solo Mangkunagoro IX Wafat 

Sampai Jumat malam, Ira, mengaku belum mendapat informasi siapa pengganti mendiang MN IX.

Pihak keluarga menunggu adanya wasiat mendiang sebelum meninggal, atau kalau tidak ada, bakal diadakan rapat besar untuk menentukan pimpinan selanjutnya.

Yang pasti, Ira, berharap pemimpin selanjutnya bisa membawa bagian dari pusat seni dan budaya Kota Solo tersebut semakin mandiri dan kompeten.

“Agar lebih mandiri, dan kompeten di bidang ekonomi. Abdidalem lebih sejahtera, di bidang pariwisata lebih dikenal. Karena banyak keunikan-keunikan yang bisa ditonjolkan Puro Mangkunegaran sebagai destinasi wisata dan budaya,” harap Ira.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya